Chapter 4

214 32 0
                                    

(y/n) pov

Fuhh,  malam yang sangat dingin…
aku mengelus tanganku untuk mengusir sedikit rasa dingin yang menusuk ini. Sialnya aku tak memakai jaketku malam ini. Setelah kami selesai ‘berdiskusi’, kurasa aku akan langsung pulang saja.

“senpai! Gomen, sepertinya aku tak bisa lama-lama… aku duluan ya!” seruku pada Sanemi senpai yang masih berbincang dengan uzui senpai.

Baru beberapa langkah kuambil, senpai menepuk pundakku dari belakang. Cahaya bulan menyinarinya seraya tersenyum kearahku “biar kuantar”

“iie… daijoubu yo, lagipula jarak rumahku dari sini dekat” tolakku, tapi dia berisi keras mengantarku pulang dengan kata-kata mutlaknya “tak ada penolakan”

Senpai menggenggam tangan ku memimpin langkahku yang mengikutinya dari belakang. Pundak kokoh milik senpai menjadi pemandangan tersendiri bagiku,

aku merasa terlindungi dibalik sosoknya.
Belum jauh kami melangkah, senpai berhenti didepanku membuatku terheran. Tiba-tiba melepaskan jaket kulitnya dan memasangkannya kepundakku

“tanganmu terasa dingin, pakailah jaketku… nanti kau sakit bagaimana?”
Tiba-tiba saja muncul gejolak didalam hatiku, membuatku tak karuan.

Wajahku pun terasa sedikit panas, apakah ini karena udaranya yang lebih rendah dari suhu tubuhku?

---

“Genya sangat beruntung memiliki kakak sepertimu, senpai” kata-kata itu meluncur tanpa aba-aba dari mulutku, bisa kulihat senpai menyunggingkan sedikit senyumnya dari samping.

“tidak juga…” sanggahnya tanpa mau repot menatapku.

“…aku pernah ceroboh dan membuatnya terluka” keheningan beberapa saat terasa diantara kami,

“apa kau tahu mengapa Genya memiliki bekas luka diwajahnya?”
Aku menggeleng pelan, menunggu jawaban apa yang akan dia berikan

“dulu, ketika musim panas, kami bermain bersama didekat hutan… dia terpisah denganku, dia masuk terlalu dalam dan bertemu dengan seekor beruang liar…

ketika aku menemukannya aku segera menariknya pergi namun, karena langkahku kurang cepat…

cakar beruang itu dapat menggores wajahnya”

(Tidak bersumber dari anime, hanya karangan)

seketika aku terhenyak mendengar penuturannya. dan tanpa terasa kami sampai didepan rumahku, 

“nah (y/n), kita sudah sampai… oyasuminasai”

Senpai membalik badannya dengan tangan yang masih melambai keatas, kuberanikan memanggilnya sekali lagi… dia menatapku

“arigatou senpai, menurutku semua orang pernah melakukan kesalahan.. namun, jangan salahkan dirimu untuk itu… bagiku kau adalah kakak yang hebat”

Sekali lagi, dia tersenyum kepadaku, kembali melambai dan pergi dari jarak pandangku.

Kusso… tiba-tiba perutku terasa sakit, keplaku pun pusing, kenapa ini terjadi lagi?

Dengan tenaga yang tersisa aku berusaha meraih daun pintu namun nihil, pertahananku yang roboh mendahuluinya…

Perlahan cahaya memudar bersama dengan kesadaranku yang perlahan menghilang.

----

Ahh… sepertinya kesadaranku perlahan kembali. Tapi, aku merasa melayang… ada apa dengan tubuhku?
Samar-samar kulihat surai kuning-merah berayun seirama dengan guncangan yang aku rasakan.

[REVISI] Kimetsu No Yaiba | My Dear Sunshine | Kyoujurou X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang