28. Putus?

215 18 3
                                    

Beberapa tahun berlalu.

Lia, Hyunjin dkk sudah menyelesaikan kuliah mereka. Bulan lalu, Felix menikah dengan Shuhua. Menyusul seminggu kemudian Han menikah dengan Chaeryeong yg 1 acara sekalian dengan pernikahan Chaeyeon dan Hangyul. Kemarin, Chaewon memberi undangan pernikahannya dengan Junkyu.

Lia? Masih dengan Hyunjin. Tapi Hyunjin belum memberi kepastian kapan akan melamarnya.

Lia sedikit resah. Bukan apa2, dia percaya pada Hyunjin, tapi sebagai perempuan tentunya dia butuh kepastian. Apalagi baru saja Yeji juga dilamar Seungmin. Belum lagi Yeeun yg sebentar lagi juga akan menikah dengan Woojin.

Beberapa hari yg lalu Lia sudah menanyakannya pada Hyunjin, bahkan Yeji juga sudah membantu menanyakan. Tapi Hyunjin belum memberi kepastian.

Line

My Hyun ❤
Liaaa
Malam ini kita jalan yuk?
Ke pasar malam. Mau?

Lia
Mauuu

My Hyun ❤
Sekalian ada yg mau aku omongin
(Read)



Malamnya mereka jadi jalan ke pasar malam. Lia tampak senang. Untuk sesaat keresahannya hilang. Mereka beli beraneka macam jajanan. Mulai kembang gula, crepes, sosis bakar, hingga,,,

"Jin, aku mau ini, ya?", Lia menunjuk jasuke yg ada di ujung stand

Hyunjin mengangguk. Hyunjin sendiri beli jagung bakar di stand sebelahnya.

Mereka lalu duduk di sebuah bangku yg kosong.

Lia asyik menikmati jasuke nya (dia beli 2). Sementara Hyunjin dengan cepat menghabiskan jagung bakarnya. Lia terus berceloteh ria, sedangkan Hyunjin hanya diam.

Saat jasuke Lia hampir habis, Hyunjin akhirnya membuka suara.

"Lia,,,"

"Hm?"

"Enak?"

"Enak"

"Kamu seneng aku ajak ke sini?"

"Seneng dong... Udah lama sih nggak ke sini. Terakhir kali sama Kak Jisoo sama Kak Yeeun"

"Aku,,, aku ada sesuatu yg mau aku omongin sama kamu"

Kebetulan saat itu jasuke Lia sudah habis. Lia mulai konsentrasi pada apa yg akan Hyunjin bicarakan. Lia berusaha tenang, walau dalam hati dag dig dug serrrr.

"Li,,,"

"Iya?"

"Kita pacaran udah berapa lama?"

"Tiga? Atau empat ya? Aku lupa"

"Udah lama juga berarti ya?"

Lia mengangguk. "Ada apa, Jin?"

Hyunjin terdiam beberapa saat.

Tiba2,,,

"Aku mau kita mengakhiri hubungan ini, Li"

Lia terkejut. Sampai2 cup jasuke yg masih dia pegang terjatuh.

"A-apa?"

"Iya, Li. Aku mau kita akhiri saja hubungan pacaran kita ini"

"Jin? Kamu lagi ngigo ya? Kamu habis mabok?"

Hyunjin menggeleng. "Enggak, Li. Aku 100% sadar. Nggak mabok. Kamu tau sendiri aku nggak minum alkohol"

"Jin,,,"

"Maaf, Li..."

"Jin, ada apa? Apa kamu udah nggak sayang lagi sama aku? Apa aku kurang baik di mata kamu? Apa aku udah nggak keliatan cantik lagi?"

"Bukan. Bukan itu"

"Lalu apa? Apa kamu udah bosan?"

"I-itu,,,"

"Oh gitu? Udah bosan? Pantas aja ya aku tanyain kapan kamu lamar aku, kamu ngelak terus. Salah apa sih aku sama kamu, Jin?"

"Kamu nggak salah apa2"

"Terus apa? Kenapa kamu tiba2,,,"

Tiba2 Hyunjin berlutut di hadapan Lia. Tangannya memegang kotak yg berisi cincin.

























"Li, menikahlah denganku"

"H-hah?"

"Julia Adijaya, menikahlah denganku"

"Apa2 an ini, Jin? Tadi kamu bilang,,,"

"Aku bilang, kita sudahi saja hubungan pacaran kita. Kita lanjut ke jenjang yg lebih serius. Memangnya kamu nggak bosan, kita pacaran terus? Memangnya kamu nggak mau kita melangkah ke jenjang pernikahan? Memangnya kamu nggak mau nikah sama aku?"

Lia hampir terlonjak dari tempat duduknya. Dia menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yg baru saja dia dengar.

"Kamu,,, kamu lamar aku, Jin?"

"Kamu pikir aku lagi apa? Main sirkus?"

Lia benar2 mau teriak rasanya. Bisa2 nya dia kena prank Hyunjin.

"Jadi bagaimana? Julia Adijaya putri Suho Adijaya, maukah kau menikah dengan Hyunjin Pradana Putra?"

Lia mengangguk cepat.

Hyunjin tersenyum. Dipakaikannya cincin yg masih ada dalam kotaknya itu ke jari Lia. Pas.

Hyunjin memeluk Lia erat. "Terimakasih, Lia. Terimakasih"

Lia tidak menjawab. Dia terlalu bahagia.

"Maaf ya aku sempat bikin kamu resah. Aku hanya sedang menyiapkan diri supaya bisa mengatakannya padamu dengan lancar"

Dalam hati Lia rasanya ingin cepat pulang dan memberitahu keluarganya tentang ini.







"Habis ini nona Julia mau kemana?"

Lia menunjuk bianglala yg ada di hadapan nereka. "Ke situ"

"Yakin?"

"Yakin"

"Yaudah yuk"



Sekarang mereka sudah ada di dalam bianglala. Lia terlihat antusias dengan bianglala yg belum berjalan itu.

"Kamu seneng?"

Lia mengangguk.

Bianglala mulai berjalan. Lia sedikit merasa takut. Sebenarnya dia takut ketinggian, tapi dia sangat ingin menaiki bianglala.

Hyunjin yg tahu Lia sedikit ketakutan, segera menarik tubuh Lia hingga mepet ke tubuhnya.

"Kalau takut sih bilang aja, Non"

"D-diem ah"

"Mau kubantu biar nggak takut?"

Lia menoleh. "Gimana caranya?"

Hyunjin menunjuk bibirnya. "Boleh?"

Lia paham. "Boleh"

Hyunjin tersenyum. "I Love You"

Perlahan Hyunjin mendekatkan bibirnya ke bibir Lia. Hyunjin mulai mencium bibir Lia dan melumatnya lembut.

Rasanya campur2. Tapi sudahlah nikmati saja, batin Hyunjin.

Campur2 aneka rasa makanan yg mereka makan tadi maksudnya.

Satu tangan Hyunjin memeluk pinggang Lia, tangan lainnya meraih tengkuk Lia, sementara kedua tangan Lia dikalungkan di leher Hyunjin.

Bagi keduanya, khususnya Lia, malam itu terasa sangat istimewa.

Mereka pun terlarut.





































"Mbak, Mas, maaf sudah waktunya turun"

#####

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang