Dua | Es Campur Khas Jakarta

2.8K 553 121
                                    

Ternyata, Diandra pingsan karena cuma makan roti lima ribuan sebelum donor darah. Sebenarnya, tingkat ketahanan tiap orang beda-beda. Tapi posisi Diandra adalah dia habis donor darah juga, yang mana itu bikin dia makin lemes lalu pada akhirnya pingsan.

Dejun gak nungguin sampai selesai karena Rana nyusul gak lama kemudian. Lagian, Diandra udah ditemenin sama temennya, jadi Dejun pamit pergi duluan sementara Diandra mendapat pertolongan pertama. Tapi sebelum pergi, Dejun memberikan paper bag (yang obatnya sudah dia ambil) miliknya kepada teman Diandra.

Buat temen lo kalau udah bangun. Kata Dejun lalu benar-benar pergi.





Sekarang, Dejun lagi berhenti di pinggir jalan. Antre beli es campur karena sumpah demi apapun ini kota panas banget. Dia sendirian soalnya abis dari perpus sama Deby tadi.

"Mas, pesen satu dong!" Teriak seorang cewek di belakang Dejun, baru turun dari motor.

Waktu Dejun berbalik, mereka sama-sama terkesiap. "Diandra, kan?"

Cewek itu mengangguk antusias. "Dejun, kan?"

"Hahaha ketemu lagi." Dejun tertawa kecil.

Lalu Diandra melangkah maju dan berdiri di samping Dejun. "Pesen juga?"

"Iya, ini baru mau duduk. Tinggal nunggu sama bayar."

"Gak usah bayar. Gue bayarin."

"Eh gak usah, I'm okay."

"Gakpapa, Jun. Anggap aja balesan gue, waktu itu kan lo udah nolongin gue." Diandra tersenyum di akhir kalimat. Diandra lalu sedikit berteriak lagi. "Pak gabungin sama temen saya ini, ya!"

"Siap, mbak!" Balas si abang jualan.

Diandra lalu duduk di kursi plastik khas warung pinggir jalan, di bawah tenda terpal warna biru dan bagian pinggir yang ditutupi banner sederhana yang terbuat dari kain hijau dengan tulisan 'ES CAMPUR KHAS JAKARTA' supaya tidak langsung terlihat dari jalanan, bersama dengan Dejun yang lalu duduk di sebelahnya.

Cuma mereka saja yang duduk berteduh di warung es campur yang separuhnya ditutupi mobil pick up itu. Pelanggan lain memilih untuk membeli es campur itu dalam bungkusan dan dibawa pulang untuk diminum di rumah.

"Lo baru selesai ngampus?" Tanya Dejun pada Diandra yang hari itu menguncir rambutnya, memperlihatkan secara jelas piercing di telinganya.

"Lo baru selesai ngampus?" Tanya Dejun pada Diandra yang hari itu menguncir rambutnya, memperlihatkan secara jelas piercing di telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diandra mengangguk semangat. "Iya, harusnya nanti jam tiga. Tapi dosennya gak ada jadi pulang duluan. Lo juga?"

"Iya, gue habis dari perpus. Nyari referensi buat tugas."

Gadis itu tampak sedikit merinding mendengar kata perpustakaan. "Katanya perpus FIB serem banget, emang bener?"

Dejun tertawa. "Asli dah itu rumor udah nyebar sekampus, ya? Gue sering banget ditanyain kayak gini."

[2] Once In A Lifetime - Xiaojun (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang