Sebelas | Hands Intertwined

1.6K 370 48
                                    

Hari ini, orang-orang mutusin buat jalan-jalan di taman wisata yang kebetulan baru saja dibuka sejak dua tahun lalu. Jaraknya hanya setengah jam dengan mobil, jadi mereka setuju aja pergi ke sana waktu Ve nyaranin tempat itu. Mereka masih ada sisa waktu dua hari di villa sampai pulang, jadi masih bisa puas-puasin main di pantai deket villa juga.

Awalnya Rana nyaranin buat jalan bareng aja semuanya, tapi Dery gakmau katanya nanti kayak anak SD lagi study tour. Maka dari itu mereka sepakat buat mencar dan nikmatin wahana yang ada, cuma biar gak susah buat catch up dan ngumpul lagi, mereka perginya pasangan.

Yangyang ngotot mau ikut sama Deby yang tentu saja gak dibolehin sama Dery. Pada akhirnya nyerah, lalu mencar bareng Sischa sama Lucas. Sisanya bucin mencar sama pasangannya masing-masing. Janjian ngumpul di titik temu awal nanti pas jam makan siang soalnya kata Ten harus makan bareng.

Setelah menjelajahi banyak wahana yang ada, Dejun sama Diandra akhirnya lagi ketawa-tawa di dalam rumah kaca. Abisnya daritadi Dejun kejedot terus, Diandra ngeri nanti pas keluar kening cowok itu jadi merah karenanya.

"Tangannya taruh depan makanya, Jun." Saran Diandra. Soalnya mereka kan lagi di rumah kaca, daritadi Diandra ngulurin tangannya ke depan biar gak nabrak.

Butuh waktu lima belas menit sampai akhirnya mereka keluar. Dejun sambat sambil ngusap keningnya. "Gak lagi-lagi gue."

Sama Diandra diketawain. Tapi tawanya berhenti saat melihat salah satu wahana yang ada tak jauh di depan mereka. "JUN AYO KE RUMAH HANTU!!!"

Buset. Dejun panik karena seumur hidup kalau lagi liburan di tempat kayak gini, rumah hanyu adalah tempat yang paling dia hindari.

"Mumpung antrenya gak rame!!" Diandra terdengar bersemangat.

Waduh. Dejun bingung musti gimana. Mending dia pura-pura cool dan nerima tawaran Diandra atau jawab jujur kalau dia parnoan sama tempat kayak gitu? Bukan gimana nih, Dejun pernah mimpi buruk masuk ke rumah hantu dan dikejar pocong terus sejak itu dia gak berani sama hantu-hantuan. Soalnya di mimpinya pocongnya pake skateboard, gak lompat.

"Jun kok bengong?" Diandra berbalik menatap Dejun yang kelihatan pucat. Lalu raut wajahnya berubah khawatir. "Jun, gakpapa?"

"Ah, anu..." Dejun menggaruk tengkuknya yang gak gatal. Ragu buat menjawab. Kalau jujur nanti takut diketawain sama Diandra. Tapi kalau gak jujur takut pingsan di dalem, nanti Diandra panik. Maka dari itu Dejun akhirnya menjawab. "Gue—"

"Lo takut ya?" Tanya Diandra sejurus kemudian.

Dejun salah tingkah tapi akhirnya mengangguk.

"Yaudah kalau gitu. Kita coba yang lain aja, yuk?" Ajak cewek itu.

Untuk beberapa saat Dejun gak nyangka kalau Diandra bakal ngerespon kayak gitu. Maksudnya, selama ini kalau Dejun cerita ke mantan-mantannya dulu, dia pasti diketawain atau parahnya dibilang cemen yang mana itu bikin dia insecure sama dirinya. Tapi Diandra gak berkata demikian. "Lo gak ngetawain gue?"

"Everyone has their own fear. Why should I laugh over yours?" Jawab Diandra dengan jujur.

Jawaban Diandra sukses buat Dejun tersenyum. Fix ini sih harus segera mendapatkan hati si eneng!!!

Cewek itu menatap jam tangan di tangan kirinya lalu mendongak ke arah Dejun. "Masih jam setengah sebelas, tapi gue udah laper."

"Cari jajanan aja dulu." Ajak Dejun.

Diandra mengangguk menyetujui ajakan Dejun. Tapi cewek itu kelihatan bingung waktu Dejun mengulurkan tangannya.

"Yuk?"

[2] Once In A Lifetime - Xiaojun (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang