1 ;

4.5K 266 2
                                    

Seulgi memandangi pantulan dirinya dikaca meja riasnya, ia tersenyum melihat dirinya sendiri yang sudah memakai pakaian paling pantas untuk menyambut pria yang Seulgi cintai. Pria itu, meninggalkannya 10 tahun lalu, sudah sebulan ini dia kembali ke korea dan kini sukses besar. Bahkan dengar dengar, pria itu memiliki sebuah agensi besar dan dia menjadi CEO nya.

"Bagaimana kabarmu, Jimin?." seru Seulgi bersiap menyapa Jimin, ia berkali kali berusaha memperbaiki suaranya agar tidak memalukan didepan Jimin.

Aku, rindu.
















// Jimin House //

"Ibu, aku harus bertemu siapa? dan kenapa kau malah pergi?." cerca Jimin melihat ibu nya malah bersiap pergi padahal menyuruh Jimin menanti seseorang.

"Bertemu siapa katamu? tentu saja, dia yang paling merindukanmu. Dan kau pasti juga rindu padanya kan?."

Jimin mengernyit. Kedua alisnya hampir saja menyatu dan tak kembali.

"Siapa?."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jimin kesal, ini sudah setengah jam. Berapa lama lagi ia harus menunggu. Jimin mondar mandir didepan pintu karena tak sabar. Siapa yang dimaksud ibu?

tok tok tok.

Jimin langsung membuka pintu, ia hampir saja berteriak marah. Namun yang ia lihat sosok perempuan asing baginya, ia menatap gadis itu dari ujung kepala sampai kaki. Lalu ia menunjukkan wajah tidak suka.

"K-kau siapa!." bentaknya.

Seulgi tersenyum. "Kau lupa? aku, Seulgi." ia mengulurkan tangannya.

Jimin mendecih. "Jauhkan tanganmu! DAN, KAKIMU PINCANG?!."

Seulgi terdiam, ia menunduk. Tanpa sadar ia memundurkan kaki kanannya. Berusaha menyembunyikannya.

"Hey! kau bisu? MINGGIR !." Jimin mendorong tubuh Seulgi hingga gadis itu terjatuh dilantai.

"Aduh, sakit.." Seulgi memegangi sikunya yang terbentur pintu, ia berusaha berdiri namun kesulitan.

J-jimin...dia berubah...kenapa dia begitu dingin..

Seulgi menangis. Ia bahkan belum merubah posisinya, ia menangis semakin kencang. Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Seulgi, kau baik baik saja?."

Nyonya Min, Ibu Jimin.








Seulgi tak bercerita, ia mengatakan jika ia terjatuh sendiri, tentang Jimin? ia bohong. Seulgi berkata jika Jimin sangat senang bertemu dengannya. Bahkan Jimin tak henti tersenyum padanya.

"Ah, kukira dia akan dingin padamu..karena sejak kejadian 10 tahun lalu, dia tinggal di amerika, dia mengikuti gaya hidup disana seulgi, bahkan dia benar benar memilih siapa yang bisa menjadi temannya dan mana yang tidak."

Seulgi tertegun. Apa...karena itu?

.
.
.
.
.
.
.
.

Jimin membanting pintu ruangannya dengan keras. Moodnya buruk sekali, ia penat, geli melihat tampilan gadis pincang itu.

"Menggelikan!." erangnya kesal.

Tiba tiba pintu ruangannya terbuka, muncul pria tampan dengan rambut sedikit curly dan agak gondrong berwarna hitam pekat. Ia tersenyum kotak dan menaikkan tangannya memberi sapaan.

"Hey jim! i miss u bro!!." ucap pria itu dengan suara baritonenya.

Jimin tak menghiraukan lalu melumat bibirnya sendiri.

"Bad day right?." Tebak pria itu.

Jimin mengangguk. "Sial apa aku? baru sebulan kembali ke korea, bertemu dengan gadis macam dia!."

Taehyung memiringkan kepalanya bingung. "Siapa?."

"Entah, dia mengatakan jika namanya....S....Seu...seulgi."

Taehyung terperanjat. Ia memutar kedua hazelnya lalu diam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Taehyung sengaja menelpon Seulgi dan memintanya bertemu dikafe dekat agensi Jimin. Ia ingin memastikan apa benar dia bertemu dengan Jimin tadi.

"Hai tae, sudah lama?." sapa Seulgi sambil menarik kursi dan mendudukinya.

Taehyung tersenyum ramah lalu menghela nafas panjang. "Kau bertemu dengan jimin, ya?."

"I-iya.."

"Kau lihat? dia sangat berbeda gi, bahkan setelah kembali dari amerika, dia benar benar meniru gaya hidup disana."

Seulgi mengangguk pelan.

"Gi, aku mohon, izinkan aku memberitahu Jimin soal dirimu." ucap Taehyung dengan tatapan nanar.

Dengan cepat Seulgi menggeleng. "TIDAK! jangan.. aku tidak ingin dia tau Tae."

"Ck! lalu bagaimana seulgi? hm? kau kira aku baik baik saja saat kau dihina oleh Jimin? Kau lupa? kita bertiga ini sahabat! dan dia melenceng dari persahabatan kita!."

"Biarkan dia tau dengan sendirinya tae. Aku akan pulang, kau kembalilah bekerja. Terimakasih sudah khawatir."

Seulgi meninggalkan taehyung seorang diri. Ia berjalan pincang dan itu sangat menyiksa batin Taehyung.

"Seulgi, harusnya bukan kau yang mengalami kejadian seperti ini. Harusnya jimin. Bukan kau."
















Pendek?
iya, namanya aja short story 😋♥️
vote ♥️♥️♥️♥️

ARROGANT PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang