Vote sebelum baca 💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Nyonya Min menantikan kepulangan putra semata wayangnya dimeja makan. Raut wajahnya menampilkan kemarahan yang tidak dapat dibendung lagi.
"Ibu? sedang apa? belum tidur?." sapa Jimin setelah menutup pintu dan berjalan mendekati sang ibu.
"Apa yang kau lakukan?."
"Hah? aku? aku baru saja menyelesaikan pesta perayaan bu..." jawab Jimin.
Nyonya Min menggebrak meja dengan keras. BRAAKKK.
"Ibu...ada apa?." Jimin yang masih belum paham akan kesalahannya pun bersikap kebingungan.
"Entah bagaimana aku bisa memiliki seorang anak sepertimu PARK JIMIN!." ketus nyonya min dengan seringaian.
"Ibu, sungguh aku tidak mengerti. Apa salahku?."
"Apa yang kau lakukan pada Seulgi?! Kau keterlaluan Jim!." teriak nyonya min pada putra kesayangannya itu.
Jimin smirk. "Oh? gadis pincang, ehmm gadis cacat itu? aku hanya bermain main sedikit dengan nya, bu."
"PLAAKKK!". satu tamparan keras berhasil mengenai pipi Jimin.
Jimin terbelalak. Perasaannya hancur seketika. Tangan kecilnya memegang teguh pipinya yang memanas dan memerah.
"K-kau menamparku? huh? ibu, sejak kapan gadis itu membuatmu takluk?kau menamparku? putramu sendiri sedangkan kau membela gadis tak berguna itu? cih, aku bahkan sekarang tak yakin jika kau adalah ibuku!." tegas Jimin sebelum akhirnya ia berjalan meninggalkan nyonya min sendirian.
Nyonya min tersedu sedu, ia memegangi dadanya yang mulai sesak. "Sayang..aku gagal mendidik putra kita.."
.
.
.
.
.Seulgi sedang berjalan ditrotoar, sambil melihat kumpulan kertas ditangannya. Apa itu? jelas saja beberapa desain gaun dan baju yang akan ia buat dan siap dikirim kepada pemesan.
"Haah, lelah sekali. Kurasa aku harus duduk dan menata kertas ini sesuai urutan. Ah, aku duduk disitu saja." Seulgi berjalan pelan menuju sebuah bangku tanpa meja didepannya, ia terfokus pada lembaran lembaran kertas yang memang harus ia geluti. Tangannya lihai sekali, menata ulang, dan meneliti kembali apakah ada kesalahan atau tidak pada desainnya.
Tangan putih pucat itu meraih kotak pensil di tas besar miliknya, tangan kirinya memegang kertas yang akan ia ukir ulang karena bagian lengannya mungkin terhapus secara tdk sengaja. Menggunakan bibir kecilnya untuk melepas tutup pulpen bukanlah hal tabu bagi Seulgi, karena tangan kirinya berpegang teguh pada kertas. Sedikit ia mengernyit lalu mulai menggambar dengan sangat hati hati.
"Unik, bahkan ditempat macam ini dia bisa saja mengambil kesempatan untuk membenahi pekerjaannya. Jika saja aku bisa tertarik padamu Seulgi. Jika saja."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.// House of SG //
"Sajangnim, nyonya Lee meminta desain gaun putrinya, apa kau sudah menyelesaikannya?." Tanya salah satu staff pada Seulgi.
"Hm? sudah, ada diruanganku, kau ambil saja. Aku harus mengambil beberapa kain. Oh ya, Mina.. berhenti memanggilku sajangnim. Kau bekerja disini sudah sangat lama. Bahkan sebelum aku bisa seperti ini, panggil aku Seulgi saja. Ok?."
Mina menggeleng. "Tidak, jangan begitu. Kau tetap atasanku. Aku harus menjaga batasanku seulgissi ."
"Ehm, kakak saja? bagaimana?." tawar Seulgi dengan senyum ramahnya. Pipi bulat itu menyembul menggemaskan, matanya tenggelam. Sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARROGANT PARK
Cerita Pendek[[ CERITA SUDAH TAMAT ]] [[ Published : 21 Desember 2019 ]] [TELAH DI REVISI PADA 11 April 2023] •SEULMIN fanfiction•