Aku berjalan lesu dipinggiran kota seoul,banyak orang, pemandangan, bahagia, seakan akan, hanya aku orang yang merasa paling sedih di kota ini, orang yang paling malang.
Dadaku sudah sesak, aku ingin mengeluarkannya, tapi malu. Akhirnya aku jongkok di pinggirin jalan, menutup mukaku.
"kak!" panggil anak kecil menghiasi kupingku, aku mendongakkan kepala.
Terlihat seorang anak kecil berumur 7 tahun,sambil membawa sekotak makanan. Aku tersenyum menyambut.
"iyaa?"
"kakak ini ada titipan makanan,dari kaka ganteng"
"kaka ganteng?,siapa?" tanyaku penasaran.
Anak itu menggeleng.
"kata kaka ganteng ga boleh dikasih tau" jawab anak itu polos.
"ohh gitu... " jawabku, aku memerhatikan penampilan anak itu, kumel, lusuh.
"orang tua adek mana?, ade uda makan?" di hanya menggeleng, sebagai jawabannya.
"makan bareng kaka yuu" ajakku.
Dia kembali menggeleng.
"tapi kata kaka ganteng, makanan ini buat kakak"
"tapi kaka maunya makan bareng adek,ade mau kan?"
Akhirnya dia mengangguk senang. Setelah itu kita makan bersama, lebih tepatnya, dia yang makan, aku tidak, biarkan saja dia makan porsiku, biar porsi ka jennie, tidak usah aku makan.
Setelah dia selesai makan,aku langsung membukus sisinya dan membawanya pulang.
"besok kaka kesini lagi, terus bilang sama kaka ganteng makasih ya... " kataku sambil mengelus pucuk kepala anak itu.
Dia hanya mengangguk sambil tersenyum.
...............
Aku kembali masuk kedalam kossanku, aku melihat ka taeyong dan ka jennie sedang berpelukan, aku menghampiri mereka lalu menaruh kotak makanan itu kasar didepan mereka, tanpa sekatah pun aku langsung pergi meninggalkan mereka.
"minum mana?" tanya ka jennie.
Aku berjalan ke meja makan, lalu melemparkan susu coklat itu ke arah ka jennie, dan ka jennie menangkapnya.
"kau sudah makan?" tanya ka jennie.
Aku menghentikan kegiatannku yang sedang membuka tutup botol susu.
"sejak kapan kaka peduli?" tanyaku, lalu menghadapnya.
"ARA!"
"jangan cari muka di depan ka taeyong ka, jadi diri aja sendiri" kataku, lalu pergi kemarku.
Ka jennie hanya diam mematung. Lalu mendecih.
.................
Aku merebahkan tubuhku dikasur, cape sekali, jujur sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan ka taeyong, tatapannya seperti ada sesuatu yang disembunyikan.tapi ka jennie telah menyukainya. Sekarang gini saja, siapa sih yang tidak suka dengan orang parasnya seperti ka taeyong?.
Tok tok
Jendelaku diketuk, aku langsung menoleh, namun dijendela tida ada siapa siapa, hanya ana note kecil, aku berjalan ke arah jendelaku, dan mengambil note itu.
Note:
Kenapa kau tidak makan?
Aku mendengus kesal, pertanyaan macam apa itu?
"salah kau tidak memberiku 2 paket!" jawabku. Aku langsung saja rebahan di kasur lagi.
Tok tok
Aku berjlan ke arah jendela untuk mengambil note itu.
Note:
Tapi kan harusnya tadi kau tidak memberikan anak itu"gila saja!, dia tadi kelaparan, aku masih punya hati, mkanya ku bagi tadi!" jawabku kesal.
"ARA!, KENAPA KAU NGOMONG SENDIRI"teriak ka jennie dari luar kamar.
Aku menepuk jidatku sendiri, baru sadar, kos kossanku itu kecil, ngomong biasa saja juga pasti terdengar.
"maaf kak!, ara lagi latihan pentas drama di sekolah!" jawabku asal.
"ARA KESINI BENTAR DEH!"
Aku mendengus kesal, akhirnya aku menghentakkan kaki keluar kamar, dan berjlan mendekat ke ka jennie.
"ada apa kak? "
"kamu besok berangkat ke sekolah?"
"iya... Tapi ara pulang cepet"
"kenapa?"
"ko, kenapa sih ka?"
"ya... Kan tumben biasanya pulang sore"
"emng kenapa?"
"kakak besok mau pergi"
"sama?,ka taeyong? "
Ka jennie mengangguk.
"kemana?"
"pulau jeju"
"kenapa jauh banget?!" kagetku.
Enak saja ka taeyong membawa ka jennie seenak jidatnya.
"lusa uda pulang ko" kata ka jennie.
Aku melirik sinis ka taeyong, yang kembali menatapku dengan tatapan misteriusnya itu. Entah apa arti dari tatapan itu, yang pasti itu terlihat memiliki makna.
"untuk apa?" tanyaku, lagi sambil tetap melirik ka taeyong.
"untuk apa kau menanyakan itu?"
"kaka itu kak-"
"kau tidak berhak untuk melarangku apa apa ara shii, kau tau, aku pal-"
"aku benci melihatnya" potongku.
"siapa?"
"tidak lupakan" jawabku, dan langsung pergi, menuju kamar lagi.
"dan juga aku tidak perduli, kau mau kemanapun" kataku sambil memasuki kamar.
Ka jennie berjalan mendekatiku lalu membalikkan badanku.
"apa?, kamu bilang apa?" tanya ka jennie.
"ka!, ara cape!, setiap ara perduli sama kaka!, kaka ga pernah nganggep ara!, mau kaka apa sih?!, sekarang ga ada salahnya kan kalo ara, ga mau perduli lagi sama kakak!" bentakku, lalu meninggalkannya memasuki kamar.
Aku sudah capek, sungguh, sungguh capek.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Mystery / Thrillerdia selalu mengikutiku, kemana pun aku pergi, aku tau dia melakukan itu. tapi aku memilih untuk berpura pura tidak mengetahuinya. aku tau dia selalu berada di jendela luar rumahku, entah bagaimana dia bisa berada disitu,tapi yang pasti dia selalu a...