dia

245 30 4
                                    

Disini ara sekarang, berdiri didepan lee taeyong yang sngat brengsek ini. Ingin ara segera menamparnya, tapi buat apa tangan sucinya harus menyentuh orang tidak tau diri seperti taeyong.

"ada apa?, kenapa kau mencariku?,tumben sekali, apa sudah berubah pikiran dengan perkataanmu kemarin?" tanya taeyong dengan senyum evilnya.

"cih, apa berubah pikiran?, harusnya aku yang bertanya kenapa kau percaya diri sekali menemuiku, kukira kau akan lenyap dari bumi ini seketika setelah melakukan itu"kata ara remeh.

"melakukan itu?, apa?"

"hei, kau itu pura pura bodoh atau bodoh beneran?"

"jangan banyak omong ara!, memangnya aku melakukan apa?!" emosi lee taeyong yang sudah mulai keluar.

"tergesa gesa sekali kau mau mendengar ini" kata ara, smbil tersenyum miring.

Lee taeyong hanya menatap ara lekat.apa yang sebenarnya gadis ini inginkan?.

Ara mengambil tangan kanan taeyong, lalu memberikan testpack milik kakanya itu. Seketika badan taeyong langsung kaku.

"aku tidak pernah menyentuhmu" kata lee taeyong, ara memutar bola matanya malas.yang benar saja, ia kira ara yang sedang berbadan dua?.

"bagaimana dengan han jennie, kakaku?" tanya ara.

Taeyong langsung membulatkan matanya.bagaimana bisa ara mengetahuinya.

"kenapa diam?" tanya ara.

"kita buat semua ini mudah saja, tanggung jawab, atau kubunuh kau" kata ara lagi.

"kau yang mengajaknya kesana, dan kau juga yang berbuat, lalu?, apasalahnya jika bertanggung jawab, nikahi kakaku, dan aku janji hidupmu akan tenang, bagaimana lee taeyong?" tanya ara sekarang dengan senyum liciknya.

Taeyong masih mematung terdiam. Ia bingung harus bereaksi seperti apa, ohh ayolah dia masih sngat muda, kenapa harus nikah?, ia mau menikmati mas masa mudanya ini.

"kau mengancamku?"

"setidaknya kalau kau laki laki, kau akan bertanggung jawab taeyong"

"masalahnya aku tidak tertarik untuk menikahi kakamu"

PLAK

satu tamparan mendarat di pipi taeyong,sungguh brengsek laki2 yang ada didepan ara sekarang.

"kau menamparku?!" bentak taeyong emosi.

Ara terkejut dengan bentakan taeyong, lalu detik selanjutnya dia meringis kesakitan saat taeyong mencengkram tangan ara kasar, lalu menariknya untk memasuki mobil taeyong.

Ara sudah memberontak sebisa mungkin, tapi tetap saja kekuatan dia tak sebanding dengan taeyong.

Taeyong melajukan kecepatan mobilnya di atas rata rata, dan ara sangat takut dengan kecepatan. Dia hanya bisa memejmkan matanya berharap semua ini akn berakhir.

"berhenti breng**k!!" maki ara. Air matanya sudah menetes dipipinya.tapi taeyong sama sekli tidak menghiraukannya.

Sungguh dia takut keadaan ini lebih dari apapun. Ingin rasnya ara keluar dan loncat saja dari mobil ini.

Dan disini, didepan orang tua kosong taeyong menhentikan mobilnya, taeyong keluar dari mobilnya, lalu ara tau, pasti dia akn diseret keluar, namun saat ara ingin mengunci pintu mobilnya taeyong sudah membukanya.

Grep

Tangan ara dicengkram oleh taeyong, ara memberontak tapi hasilnya akan nihil, percuma saja.

"kau mau apa?!, kenapa membawaku kesini?!" teriak ara.

Taeyong tidak menjawab, dan tetap menarik ara kasar ke dalam rumah itu, ara hanya berharap ada orang yanga akan menyelamatkannya.

Dugh

Setelah didalam, taeyong langsung melempar ara ksar ke lantai, rumah ini kosong, tapi seperti terawat, buktinya saja tidak ada debu sama sekali di rumah ini.

"kau mau apa?!"

"menjauh!! "

"jangn macam macam denganku lee taeyong!"

Seperti itulah teriakan ara, karna taeyong yang semakin mendekat kepadanya.

Grep

Taeyong langsung membekap ara, dan menahan kedua tangan ara di atasnya, mengalirlah air di pipi ara. Dia tidak ingin berakhir seperti ini,siapapun tolonglah ara.

BRAK

ada seseorang yang mendobrak pintu rumah itu, ara sngat bersyukur sungguh.

Orang itu menunduk, menggunakan topinya yang membuat ara tidak dapat melihat wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Orang itu menunduk, menggunakan topinya yang membuat ara tidak dapat melihat wajahnya.

"lepaskan dia lee taeyong, atau kau akan mati ditanganku" kata orang itu.

Suaranya sngat dalam, berat, dan tajam. Ara tidak tau dan tidak mengenal siapa orang yng menolongnya ini.

Tapi dia hanya bisa bersyukur dari tadi.

TBC

PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang