Ara pov
Aku mengerjapkan mataku berkali kali, yang terakhir aku ingat hanya, saat taeyong memukul keras punggungku dn aku tidak sadarkan diri lagi.
Aku mengalihkan pandangan kesekitar, ini kamarku.
Tak lama, ka jennie masuk ke kamarku, lalu duduk dismpingku, aku mengalihkan pandangan agar tidak melihatnya.
"ara..." Panggil ka jennie pelan.
"apa" jawabku.
"maaf.... Kamu jngan gini dong.... Aku minta maaf, harusnya aku dengerin kamu dari awal...."
"taeyong memang tidak baik, aku nyesel ara"
Aku membalikkan pandangn menatapnya yang sedang menunduk disampingku.
"baru sekarang?" tanyaku.
Ka jennie mengambil kedua tanganku, lalu degenggam olehnya.
"aku minta maaf, aku bakal berubah ara, aku bakal cari kerja, buat anak ini" kata ka jennie.
Seketika hatiku tergores karna mendengar kata "anak ini" dari mulut ka jennie.
"kaka ga bisa kerja, kaka hamil"
"aku aku belum hamil besar ra, aku bisa kerja untuk sementara waktu"
Aku menggeleng sambil menatapnya.
"aku yang kerja, ka jennie dirumah aja"
"sekolah kmu?"
"aku berhenti" jawabku tanpa ragu.
Ara pov end
...............
Ara berjalan menelusuri jalanan kota seoul yang sepi itu, aing sepoi yang membuat rambutnya melayang di udara, dia senang karna masi bisa menikmati indahnya kota ini dengan pemandangan yang dimilikinya.
"apa berhenti sekolah yang terbaik buat hidup aku?" tanyaku pada diriku sendiri.
"kaka!" panggil seseorang.
Ara segera menoleh. Itu anak kecil yang waktu itu.
Ara tersenyum ke arah anak kecil itu, lalu jongkok didepannya.
"kenapa?"
"kata kaka ganteng, kaka jangan lupa pake jaket, hari ini cuacanya dingin"
"ini" kata anak kecil itu lagi, sambil memberikan sebuah jaket pada ara.
Ara tersenyum.
"kamu ga pake jaket?"
"jemin ud punya"
"kalo uda punya kenapa ga dipake?"
"em.... Iya ya... Yauda jemin balik dulu, terus pake jaket, nanti jemin kesini lagi"
Aku tersenyum melihat anak kecil ini.
"emngnya rumah jemin dimana?"
"rumah?, jemin ga punya rumah"jawab anak kecil itu.
"ga punya rumah?,terus jemin tinggl dimana?"
"jemin ga nentu tinggalnya ka, kadang jemin tidur dibawah pohon" kata anak kecil itu lagi.
"jemin... Beneran..?" tanyaku ragu ragu.
Anak kecil itu mengangguk sambil tersenyum.
"tapi kaka ganteng,akhir akhir ini merhatiin jemin"
"jemin, kaka bisa minta tolong?"
"apa?"
"bilangin ke kaka ganteng, kaka mau ketemu, sekali aja, boleh ga"
"hmm.... Nanti jemin tanyain, kaka pake dulu jaketnya, ini kan juga di kasih sama jemin, jadi kaka harus pake"
Ara berdiri dari jongkoknya, lalu memakai jaket itu.
"udah kan?, kaka uda pake jaketnya"
"em" jawab anak kecil itu, sambil mengangguk.
"yauda jemin pergi ya ka, da.. "kata anak kecil itu, lalu pergi menghilang.
..................
Ara pov
Aku duduk dimeja makan, sambil memerhatikan botol susuku yang ada didepanku. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, aku hanya bis menjalani dan menunggu semua ini.
"aku punya salah apa ya.. Sampe semua ini terjadi sama aku" kataku pada diriku sendiri.
"ara ara" panggil kakaku, aku langsung menoleh.
"aku punya kerjaan" kata ka jennie antusias.
Aku langsung berdiri dari dudukku.
"aku uda bilang kaka ga usah kerja!"
"tapi ra"
"ga ada tapi tapi ka!, kaka hamil!,aku ga mau terjadi apa apa"
"ka dengerin ara, ara bisa ngelakuin semua ini, ara bisa, buktinya selam ini ara bi-"
"kamu ga kerja, aku tau" potong ka jennie.
Aku langsung terdiam. Lalu menunduk.
"kamu ga kerja ra!, aku tau!" kata ka jennie, dengan nada yang tinggi sekarang.
"tapi aku bisa-"
"orang itu kan?!, orang itu yang ngehidupin kita!" bentak ka jennie sekarang.
"orang itu?" tanyaku.
"orang yang kemarin membawamu kesini, dia sudah bilang semuanya kepadaku!, aku diancam okehnya!, dan kau tau?!, setiap malam,setiap detik aku selalu terbayang omongannya ra!, aku tersiksa!, lebih baik aku akhiri saj semua ini" kata ka jennie, lalu berjalan menuju dapur.
Aku menyusul kakaku, lalu mencegahnya saat ingin mengmbil pisau, matanya sudah berkaca kaca.
"stop ka!, stop!"kataku, sambil menahan tangisku juga, karna melihat keadaannya sekarang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Mystery / Thrillerdia selalu mengikutiku, kemana pun aku pergi, aku tau dia melakukan itu. tapi aku memilih untuk berpura pura tidak mengetahuinya. aku tau dia selalu berada di jendela luar rumahku, entah bagaimana dia bisa berada disitu,tapi yang pasti dia selalu a...