kerja

204 25 2
                                    

Ara membuka matanya malas, setidaknya dia sekarang harus bersiap siap untuk berangkat ke cafe, entahlah hari ini dia di pecat atau tidak oleh bosnya itu, mark.

"ara ya... Aku pergi ya..aku sarapan diluar" kata jennie, sambil memasuki kamar ara.

Ara duduk di kasurnya.

"kemana?"

"jalan jalan sebentar, tenang saja, aku tidak akan lama" jawab jennie.

"hmm, ara berangkat kerja ya.."

"pulang jam berapa?" tanya jennie.

"tidak tau, paling sore kaya kemarin"

"ahh... Oke, sana siap siap" jawab jennie.

Jennie langsung pergi keluar kamar, dan ara berdiri dari kasurnya, lalu bersiap siap untuk berangkat ke cafe.

.................

Ara memasuki cafe itu sambil ngos ngosan, dia lari larian, karna kalian tau, mandi ara setengah jam, jadi tentu saja dia kesiangan.

"ah.. Jeno, maaf aku telat" kata ara pada jeno.

"tidak apa apa, itu ambil bajumu, lalu jaga kasir" jawab jeno, sambil membuat satu ice americano.

"tidak, kau saja yang jaga, bukannya sekarang bagianku?" tanya ara.

"tidak apa apa, kak mark yang memberitahuku" jawab jeno, sambil tersenyum ke arah ara.

"m mark?" tanya ara.

"sudah sana" kata jeno.

Ara mengangguk ragu, lalu mengambil baju kasir, dibagian belakang, setelah mengganti bajunya, dia lalu berjalan ke kasir.

Ara sesekali menoleh ke arah jeno yang dengan ramah melayani pembeli pembeli itu, dan dimana mark?.

Ara masih saja melamun, hingga ada orang yang mengejutkan ara.

"aku meja 16, total berapa?" tanya orang itu.

Ara langsung mengentikan lamunannya, dan langsung melihat daftar. Satu ice americano dan cheese cake.

"total nya 5 won" jawab ara.

Orang itu memberikan uangnya, ara mengambilnya sambil menatap orang itu,tapi muka orang itu tidak terlihat,karena memakai topi.

Tidak, ini sekilas terlihat seperti orang yang waktu itu menolong ara, apakah ini orang misterius itu?. Topi mereka sama persis,hanya bajunya saja yang berbeda, bentuk tubuh mereka juga mirip.

"k kau" gugup ara.

Orang itu langsung, berbalik badan, dan mengucapkan terima kasih.

Ara ingin mengejarnya, namun suara seseorang mencegahnya.

"ara, tolong buatkan ini dulu, aku ketoilet sebentar" kata jeno.

Ara mengalihkan pandangan ke orang itu, tapi sudah tidak ada, sialan, batin ara.

Ara mendesah pelan, lalu berjalan lesu ke arah jeno, dia membuat kopi itu dengan tidak iklas. Lalu menatap kosong lurus kedepan.

Pikirannya masih ke mana mana,benarkah orang itu yang mengikuti dia selama ini?, ah... Sudah sehari dia tidak "berkomunikasi" dengan orang misterius itu.

"kau mau membuat orang lain sakit perut?" tanya seseorang, ara langsung sadar dari lamunannya, dan menoleh.

Itu mark, bosnya.

Ara langsung salah tingkah. Dia melihat kopi yang dia buat, sialan, gulanya dia kasih berapa sendok tadi?.

"ah... Maaf... " kata ara, lalu menutup kopi itu.

"kalau tidak fokus, lebih baik tidak usah kerja" kata mark.

"kau memecatku?!" kaget ara.

Mark langsung tersenyum miring, lalu berjalan mendekat.

"kau ini lucu sekali, maksudku, istirahat saja dulu,bukan dipecat ara shii" kata mark.

Ara langsung mengangguk ragu.

"tidak tidak usah... Aku bisa, hanya saja.."

"kau tidak fokus, ada apa?" tanya mark.

"tidak, tidak apa apa" jawab ara lagi. Lalu menunduk.

Tak lama, jeno pun kembali, jeno terkejut karna melihat kopi yang ara pegang.

"ara kenapa kopinya warna keputihan seperti itu, kau kasih apa?" tanya jeno.

"dia memberinya 5 sendok gula pasir" jawab mark.

"apa?!, kau mau membuat orang diabetes?" tanya jeno.

" m maaf...  A aku tidak sengaja" jawab ara gugup dan merasa bersalah.

"a aku tadi melamun, makanya a aku tidak fokus, ak aku akan bereskan semuanya" kata ara, lalu, berusaha membereskan kopi yang telah dia hancurkan.

Jeno mencegah tangan ara.

"tidak usah, biar aku saja, kau jaga kasir"kata jeno.

Ara terkejut, lalu menatap jeno. Dan mengkerutkan keningnya.

"kalau kau membersihkannya, bukannya bersih malah tambah hancur ara!" kata jeno.

"ahh.... " kata ara lalu nyengir ke arah jeno.

"m maaf maaf, a aku akan menjaga kasir, semangat jeno!" kata ara, lalu berjalan kembali ke kasir. Sedangkan jeno hanya geleng geleng, mark kembali ke ruangannya.

Sedangkan orang misterius itu tersenyum simpul melihat tingkah ara.

..................

Ara membersihkan meja meja di cafenya itu, ini adalah meja yang terakhir,dan badan ara sudah lelah sekali.

"ahh.... Akhirnya bisa pulang,tapi ka jennie sudah makan belum ya?" tanya ara pada dirinya sendiri.

"kau mau pulang?" tanya seseorang, ara menoleh, jeno.

"iya, kenapa?"

"a aku tadi pa padahal.... "

"kenapa?"

"ahh.. Tidak lupakan, yasudah,aku pulang ya ra, bye bye" kata jeno, lalu pergi dari cafe. Ara hanya memperhatikan jeno bingung.

"aneh" gumam ara sendiri.

...................

"ka ka, kaka kalo jadi aku bakal kaya gimana?" tanya ara, pada jennie.

Mereka lagi diruang tengah sekarang, berdua, mengobrol seperti biasa,tapi sekarang ara sangat antusias, dan jennie hanya fokus pada kukunya. Menggosoknya dan sesekali meniupnya.

"diam saja, kau tidak salah" jawab jennie cuek, tidak menatap ara sama sekali, masih fokus saja dengan kukunya.

Ara langsung menekuk mukanya.

"kaka sudah minum susu?"tanya ara sekarang.

"aku bukan anak kecil ara, buat apa minum susu?" jawab jennie. Menatap ara sekarang.

"tetapi didalam perutmu ada anak kecil kak" jawab ara, lalu menaruh kepalanya diujung sofa itu.

"ahh... Ya... Ara, a aku b berpikiran,  u u untuk m me mengaborsi anak ini" jawab jenne ragu ragu.

Ara langsung mengangkat kepalanya lagi. Dan menatap jennie malas.

"jangan bercanda ka, aku lelah" kata ara.

Lalu merebahkan kepalanya lagi, sambil memejamkan matanya.

"siapa yang bercanda!, aku serius!, anak ini hanya merepotkan saja nantinya!" jawab jennie.

Ara langsung menatap tajam jennie.

"bukannya kita sudah bahasa ini sebelumnya?!, jangan gila deh kak!" marah ara, laku berdiri dari sofa itu, dan berjalan ke kamarnya, lalu ara membanting pintunya.

TBC

PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang