Ara memandang kosong lurus ke depan, di jendela kamar ara, berdiri melihat jalanan yang kosong. Jennie sedang tertidur di kasur, benarkah orang misterius itu mengancam jennie?,jika benar maka ara tidak hbis pikir.
"aku memang tidak mengetahui dirimu, bahkan wajahmu saja aku tidak tau, tapi... Tolong...jangan buat semua ini menjadi rumit" kata ara.
"aku tau kau mendengarnya" lanjut ara lagi.
Dia menghembuskan nafas kasar.
"aku banyak banyak mengucapkan terima kasih padamu, karna selama ini, kau sudah banyak membantu, tapi.... Kurasa semua ini harus berakhir sampai disini, biarkan aku benar benar cari kerja, dan makan dengan hasil upahku, susu mu, sudah banyak membantu pertumbuhanku selama ini, maka biarkan aku, membeli susu itu sendiri mulai sekarang"
"kau tidak ingin menampakkan dirimu didepanku, itu tidak apa apa, aku mengerti, mungkin memang suatu saat nanti, kau akan meninggalkanku, seperti orang pada umumnya"
"aku akan merasa kesepian nanti, hidup sendiri, didunia yang kejam ini"
Ara melirik kakanya yang sedang terbaring di kasur, tertidur pulas.
"aku sangat menyayanginya" gumam ara.
Dia kembali mengalihkan pandngan ke arah jalanan yang ada didepannya.
"kau selalu memperhatikanku selama ini, apa tidak lelah?" tany ara.
"aku bukan siapa siapa, kenapa harus seberuntung ini?" tanya ara lagi.
"apa yang telah aku lakukan?, sehingga kau melakukan semua ini?, sungguh tiga bulan yang sngat membantu, tapi..... Berhentilah" kata ara final.
"hentikan semua ini, dan hidup seperti manusia pada umumnya" kata ara lagi.
"sudah cukup aku merepotkanmu selama ini, waktunya aku untuk hidup mandiri"
Ara menunduk.
"bahkan... Aku tidak tau namamu"
"aku hanya sekilas melihat bentuk tubuhmu waktu itu, lalu tak lama aku tidak sadarkan diri"
"ck, lagi lagi kau menyelamatkanku"
"apa yang terjadi, setidaknya kalau kau tidak datang waktu itu?"
"mungkin aku sudah bunuh diri" lanjut ara lagi. Matanya sudah berlinang linang.
"kau orang yang baik, aku yakin, buktinya kau mau membantu merawat jemin, selama ini"
"ah.. Ya... Jaemin sudah bertanya padamu?, aku sudah tau, pasti jawabannya tidak bukan?"
Ara lagi lagi menghembuskan nafas kasar.
"terima kasih orang misterius, kau sangat membantuku" kata ara, final, sambil tersenyum manis, ke arah jalanan, yang dia liat dari jendela kamarnya.
Tanpa ara ketahui, orang misterius itu menghela nafasnya, lalu menunduk. Merasa bersalah, tapi dia juga tidak tau harus melakukan apa. Karna dia sungguh sungguh tidak ingin, jika ara mengetahui wajahnya.
....................
"ara, aku lapar" tutur jennie, pada adiknya itu.
Ara pun mengangguk,lalu berjalan menuju kulkas, namun langkahnya terhenti. Dia membalikkan badannya, menuju arah pintu, lalu membukanya.
"ara balik setengah jam lagi kak!, tunggu ya.." kata ara.
Jennie membalasnya hnya dengan deheman.
Saat ara ingin berjalan keluar kos sannya.dia melihat sekotak makanan,dia tersenyum, lalu mengambil kotak makanan itu, membawanya pergi bersamanya.
Saat di jalan, ara memperhatikan sekeliling, berharap jemin, lewat. Tapi nihil, dia tidak melihat batang hidung jemin sama sekali.
Nmun yang ia lihat adalah, kakek kakek, dipinggir jalan dengan pakaian lusuh. Akhirnya dia menghampiri kakek kakek itu.
"kek, ini ad makanan, kakek belum makan kan?" tanya ara.
Kakek itu hnya tersenyum. Lalu ara memberikan kotak nasi itu.
"dihabisin ya.. Kek" kata ara,lalu berdiri. Dan lari dari situ.
Ara berhenti di sebuah toko kue, ngos ngosan, laku tersenyum senang, dia memasuki toko itu. Lalu melihat sekeliling.
"ara ya?" tanya seseorang. Ara langsung menoleh, dan mengangguk.
"uda siap?" tanya orang itu lagi.
Dan ara pun mengangguk.
"gw, mark" kata orang itu lagi, sambil memajukan tangannya mengajak bersalaman. Ara membalas jabatan tangannya itu.
"ikuti saya" katanya lagi.
Ara hnya mengikuti orang itu dibelakangnya. Lalu mereka memasuki sebuah ruangan.
Ara masuk ruangan itu dengn ragu,mark duduk di mejanya. Begitupun ara.
Sepertinya mark sedang melihat data datanya ara.
"umur 19 tahun?" tanyanya. Ara hanya mengangguk.
"hari ini mulai bisa?" tanya mark.
"bisa!, tapi saya hnya berkerja setengah jam dulu, lalu saya minta upah saya selama setengh jam,nanti saya akan balik lagi, apa boleh?, hanya untuk hari ini, sungguh" kata ara.
Mark mengkerutkan keningnya bingung.
"ini.. Sngat mendesak" kata ara lagi.
Mark, mengeluarkan sesuatu dari lacinya,ternyata sejumlah amplop yang berisikan uang. Lalu mark memberikannya kepada ara.
Ara terkejut.
"pakai saja ini dulu, mendesak kan?"
Ara masih diam mematung. Mark berdiri dari duduknya, lalu berjlan ke samping ara. Mengambil tangan ara, lalu memberikan amplop itu.
"pergilah, setengah jam balik lagi, oke?" tanya mark.
Ara tersadar.
"i ini t terlalu banyak"
"ambil saja" kata mark.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Mystery / Thrillerdia selalu mengikutiku, kemana pun aku pergi, aku tau dia melakukan itu. tapi aku memilih untuk berpura pura tidak mengetahuinya. aku tau dia selalu berada di jendela luar rumahku, entah bagaimana dia bisa berada disitu,tapi yang pasti dia selalu a...