Ara pulang dari cafe tersebut jam 5 sore, tapi karna dia harus membeli makanan, untuk makan malam, jadi sekarang dia masih di jalan jam 7 malam, gelap, dan sepi. Ara benci ini, jujur, sekarang ara sangat takut, apalagi dari tadi ara merasa ada orang yang mengikutinya.
Tapi ara merasa bodo amat saja, toh ini juga sudah sampai didekat rumahnya.
Tak
Ada batu yang dilempar ke arah ara, ara berhenti berjalan. Kesabarannya sudah habis.
"jika mau mengikutiku, bisa tidak jangan menyakitiku?!" bentak ara kesal, lalu dia membalikkan badannya.
Tidak ada siapa siapa, siapa lagi sih kalo bukan orang misterius itu yang selalu mengikuti ara?.
"kau tidak pernah menyakitiku kan?" tanya ara,kalian pasti tau kesiapa ara berkata.
Tidak ada jawaban.
"kau hnya mengikutiku selama ini, tidak pernah melakukan hal yg lain" kata ara lagi.
"kenapa sekarang melemparku dengan batu?" lagi lagi ara bertanya.
Sesaat kemudian ada seseorang yang keluar dari gang kecil, dan kegelapan mendominasinya.
"aku mark, sejak kapan aku mengikutimu?" kata mark, lalu berjalan mendekat ke arah ara.
Ara terdiam.
"k kenapa kau melempariku batu?"
"lihatlah ke belakang, kau ingin masuk bolongan besar itu?" tanya mark.
Lalu ara segera menoleh ke belakang, dan benar saja, didepan ara tepat, sudah ada bolongan besar bekas galian.
"kau ketakutan?" tnya mark.
Ara mengangguk.
"aku h hanya merasa t tidak aman"
"siapa yang mengikutimu?"
"t tidak ada" jawab ara langsung.
"jujur saja" kata mark lagi.
Ara tetap menunduk, takut dan bingung.
"kalau ada orang yang bicara, tatap orang itu ara"
Ara mendongakkan kepalanya secara ragu, lalu menatap mata hitan kecoklatan itu.
"aku antar kau pulang" kata mark.
"tidak!, jangan!, aku tidak punya rumah" kata ara menolak mentah mentah tawaran mark, tidak itu bukan seperti tawaran, lebih tepatnya perintah.
Mark mengkerutkan keningnya.
"kau tinggal dimana selama ini?"tanya mark.
"k kossa ku" jawab ara ragu.
"kalau begitu aku antar kau ke kossanmu"
"kubilang tidak usah"tolak ara lagi.
"tidak baik perempuan pulang malem malem, sendiri" kata mark lagi.
Ara terlihat seperti berpikir sebentar, lalu dia menatap lekat mata mark, mencari sesuatu yang mencurigakan di matanya, tapi nihil, ara tidak melihat apa apa.
"kossanku dekat, jadi aku pulang sendiri saja, makasih, mark" kata ara ragu ragu.
Seolah mengerti pikiran ara.
"iya, panggil mark saja tidak apa apa" kata mark. Lalu tersenyum ramah ke arah ara.
Ara membalikkan badannya, mark masih menatap ara lekat,ara berhenti melangkah lalu kembali mambalikkan badannya.
"kenapa kau mengikutiku?" tanya ara.
"hanya menawarimu, mau pulang bareng?"
"kau seperti penguntit kau tau?, dan itu sngat risih" kata ara.
"selama ini ada yg mengikutimu, kau tidak risih" jawab mark.
"itu beda!, dan kuperjelas, itu bukan urusanmu!, maaf, aku tidak terbuka orangnya, jadi, jangan sok kenal" kata ara, lalu lari dari mark, menuju kossannya.
................
Ara memasuki kossan nya dengan ngos ngossan, lalu melirik pintu yg sudah tertutup. Dia menghela nafas, setidaknya dia sudah aman.
Tapi betapa bodohnya dia?, mark itu bos nya, inget bosnya.
"mana makananku?" tanya jennie tiba tiba.
Ara memberikan kantong plastik itu pada jennie. Lalu berjalan ke arah kulkas, dan membukanya, lalu mengambil botol minuman yang ada didalamnya.
"kau kenapa seperti capek kaya gitu?"tanya jennie.
"itu tadi ara di kejar anjing"
"hahaha" tawa jennie hambar.
"ehh, tau ga ka, ara kayanya besok bakal dipecat deh... " kata ara lesu, lalu duduk di sofa lusuh itu di ruang tengah.
"ko bisa?" tanya jennie, saat sudah disamping ara.
"soalnya tadi ara marah marah sama bos ara"
"ko bisa?, harusnya bos kamu yang marah marah ara, bukan kamu!, gimana sih!" kata jennie.
"ya... Abisnya ara kesel" jawab ara, sambil mengkrucutkan mulutnya.
"ck, bodoh banget si,terus gimana?"
Ara menaikkan bahunya sekilas.
"ga tau, ara cari kafe yang lain aja,oh iya kak, nama bos ara itu mark ar-"
"mark?" potong jennie.
Ara mengangguk ragu.
"kenapa?"
"tidak, namanya seperti kenal" jawab jennie cuek.
"ah... Jangan jangan mark mantan pacar kaka?"
"enak aja!, bukan!, so tau kamu" kata jennie salah tingkah.
"halah, uda buru makan, ara mau mandi dulu" kata ara lalu berdiri dari sofa lusuh itu.
"mandi malam malam gini?, tidak akan sakit?" tanya jennie.
"ga enak kak, badan ara lengket" kata ara,sambil menoleh.
"ahh... Iya... Kayanya ara bakal pulang malem kaya gini terus" kata ara lagi.
Jennie menunduk, lalu memperhatikan perutnya yang masih rata itu.
"itu bukan salah anak itu, lagian ara seneng ko bisa lakuin semua ini, dan.. Oh iya... Ara uda minta orang misterius itu buat berhenti bantuin ara hidup"
"kenapa?"
"ara kira kaka ga suka" jawab ara polos.
"engga ara!, bukan gitu!" kaget jennie.
"uda... Uda... Ara juga cuma bercanda, ara ngelakuin semua ini emang karna ara mau kok" kata ara lalu tersenyum manis.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Mystery / Thrillerdia selalu mengikutiku, kemana pun aku pergi, aku tau dia melakukan itu. tapi aku memilih untuk berpura pura tidak mengetahuinya. aku tau dia selalu berada di jendela luar rumahku, entah bagaimana dia bisa berada disitu,tapi yang pasti dia selalu a...