Hey hey hey i'm comeback👋
Agak rada nggak jelas quotes nya, cuma yaudah lah yah maklumin aja karena itu buatan aku sendiri☺WARNING! Harus baca Author note oke👌
Enjoy reading guys ❤
"Cinta hujan itu tulus, dia rela berkali-kali terjatuh untuk memberikan kehidupan kepada banyak makhluk dibumi:")"
-MUH🍂Kantin, mungkin salah satu tempat yang sangat disukai pelajar, bagaimana tidak menyukainya karena disanalah semua makanan ada. Setelah lelah berkutat dengan buku selama berjam-jam akhirnya bisa menuntaskan memberi makan cacing-cacing di perut mereka yang berdemo.
"Ah, mie ayam mpok Eli yang selalu buat manja perut gue, ngebuat cacing di perut gue bungkam," Agra menyandarkan punggungnya di kursi sembari mengelus perut kenyangnya.
"Ga, gue saranin deh lo minum obat cacing enam bulan sekali. Biar semua cacing diperut lo mati," Ucap Aretha sembari memakan mie nya yang belum habis.
"Iya, gue suka sebel sama bunyi perut lo kalo lagi jam pelajaran," Deon membenarkan ucapan Aretha.
"Lah, perut ini punya siapa? Gue kan, kenape lo pada yang sibuk? Yang pentingkan gue enggak minta makan sama lo pada."
"Dih di nasehatin juga, bukannya terimakasih malah sewot," Ucap Aretha.
Agra sedang tidak ingin meladeni ucapan sahabatnya ini, ada hal penting yang sedari tadi menarik pikiran Agra. Kenapa Izel diam saja dan tadi dikelas dia lebih banyak melamun.
"Klo lo ada masalah mending cerita sama kita Zel, kita kan sahabat lo." Agra menepuk bahu Izel yang duduk di sebelahnya.
Izel hanya membalas senyum tipis kepada Agra, Aretha dan Deon pun memberikan tatapan bingung.Bimbang, satu kata yang menjelaskan keadaan hati Izel sekarang. Apakah dia harus memberi tahu sahabatnya bahwa dia sekarang tinggal dengan Saga? Lalu apa kata sahabatnya? Tidak. Belum waktunya untuk memberitahukan ini semua.
Izel segera menyantap habis mie ayamnya, lebih baik dia tidak memikirkan semua ini yang membuat kepalanya berdenyut nyeri.
"Gue nggak akan paksa lo buat cerita, tapi lo harus inget kita kan sahabatan. Masih ada gue, Deon, sama Agra yang bisa jadi tempat curhat lo."
Aretha sudah mengetahui sejak tadi saat jam pelajaran Izel sama sekali tidak konsentrasi dalam mendengarkan pelajaran, yang dilakukannya hanya melamun. Tetapi Aretha hanya berpikir positif mungkin sahabatnya ini belum siap untuk menceritakan masalahnya.
"Iya, gue pasti cerita ke kalian saat udah waktunya." Izel meninggalkan keempat Sahabatnya untuk menuju ke kelas.
***
"Hal--"
"Mami udah sampe dirumah kamu, tapi kok nggak ada orang? Cuma ada bi Suri nih,"
"Ya ampun mi, kan Saga lagi di kantor jugaan Izel nya sekolah mi. Mami lupa?"
"Oh iya ya,"
"Kan Saga udah bilang mami kerumah Saga waktu sore aja nanti Saga jemput. Kenapa masih jam 10 udah sampe rumah sih?"
Maminya ini lupa atau pura-pura lupa sih, padahal kemarin maminya sendiri yang menyuruh dia menjemput setelah pulang dari kantor.
"Ya mami kan terlalu excited menyambut kedatangan menantu imutnya mami,"
"Yaudah mami tunggu aja nanti sore Saga sama Izel pulang. Inget lho mi jangan keceplosan,"
Saga selalu memperingati maminya agar tidak keceplosan bahwa dia dan Izel sudah menikah. Saga tidak mau Izel kesakitan hanya untuk mencoba mengingat sepotong memorinya yang hilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Unknown Husband
Novela JuvenilHola guys! My Name is Grizelle Aira Hyden, gue putri bungsu keluarga Hyden. Umur gue 17 tahun, dan sekarang gue kelas 12! Hm, satu tahun lagi gue lulus! Tapi, gue ngerasa klo satu tahun lama banget kaya Berabad-abad karena gue nggak betah disekolah...