☘Déjà vu

174 21 2
                                    

Hello guys 👋
I'm come back 😘

Happy Reading💙

"Ingatkan aku jika aku lupa dengan kenangan kita yang indah,"
-MUH🍂

"Huh, gimana ini?" Ucap Izel sembari menggigiti kuku jarinya.

Sedari tadi dia hanya mondar-mandir di kamarnya. Bagaimana mungkin mamahnya menitipkan dia dengan seorang lelaki yang bukan siapa-siapanya, hanya gurunya. Ya guru disekolahnya, bahkan Abangnya yang terkenal protektif terhadapnya hanya santai mendengar adik kesayangannya akan tinggal berdua dengan gurunya.

"Ish! Kesel gue. Biasanya aja gue dirumah sendirian, kenapa sekarang harus sama si guru es batu itu sih."

"Kesel kok bilang-bilang."
Seorang pria masuk ke kamar Izel dan membuat Izel menoleh.

"Ih Abang! Masa lo tega sih bang adik kesayangan lo yang imut bin lucu harus tinggal satu atap sama guru es batunya. Apa kata dunia bang?" Ucap Izel.

"Emang dunia bisa ngomong ya?" Pertanyaan bodoh itu terlontar dari mulut Javas. Laki-laki itu mendudukkan dirinya di ranjang Izel.

"Arghhh, gue heran sama lo  jangan-jangan lo kuliah di Universitas abal-abal ya?" Ucap Izel.
Gadis itu menghempaskan  badannya disebelah Javas.

"Enak aja. Mulut lo klo ngomong minta dijahit. Udah lah pokoknya lo nggak boleh ngebantah perintah mamah, ini demi kebaikan lo juga kan," Javas mengelus rambut adiknya yang mulai panjang.

"Ya ampun bang, kebaikan gue dari mananya sih? Gimana klo si es batu itu ngambil kesempatan dalam kesempitan, trus dia grep-grep gue gimana?" Ucap Izel.

"Ya nggak mungkin lah, si es batu itu baik zel, eh maksud gue Saga," Ucap Javas.
Jugaan klo dia grep-grep lo juga kagak apa-apa kan lo bininya, lanjutnya Javas dalam hati, mana mungkin dia ngomong secara langsung bisa curiga nih bocah.

"Alah lo kagak bisa diandelin gih pergi dari kamar gue, mual gue liat muka lo," Usir Izel.
Bukannya dia tidak sopan dengan abangnya tetapi memang seperti inilah interaksi diantara mereka.

"Apa lo mual? Jangan-jangan lo---"ucap Javas.

"Stooop! Lo klo ngomong minta di pites tuh bibir," Ucap Izel sembari memukul abangnya dengan bantal.

"Lo ini pikirannya nethink mulu, maksud gue jangan-jangan lo masuk angin." Ucap Javas.

Izel hanya mengerucutkan bibirnya, dia sedang kesel dan ditambah tingkah laku abangnya membuatnya ingin mencabik-cabik Abang Annoying-nya.

***

"Hati-hati ya sayang, jangan nakal. Inget Saga itu guru kamu," Ucap Amira.

"Izel nggak bisa janji mah, tapi klo Izel tinggal dirumah sini pasti Izel usahain buat nggak nakal," Ucap Izel sembari mengerucutkan bibirnya.

Amira hanya tersenyum melihat tingkah putrinya ini, setahun yang lalu juga dia melepaskan Izel untuk tinggal dirumah Saga ternyata kejadian ini terulang kembali.

"Ga, gue percaya sama lo, jagain adek gue. Klo dia nakal pites aja," Ucap Javas.

Saga hanya terkekeh sembari menggangguk.

"Yaudah Izel berangkat ya mah," Izel menyalami mamahnya dan diikuti oleh Saga.

"Buat lo bang,  jangan rindu. Rindu itu berat biar aku saja," Ucap Izel kepada Javas.

 My Unknown HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang