☘Pulang bareng

194 19 3
                                    

Hallo guys!
I'm come back👋

Happy Reading 💙

"Bisa melihatmu tertidur adalah momen terindah bagiku"
-MUH🍂

Seorang laki-laki tengah menunggu seseorang dengan Begitu cemas. Tampak ada hot chocolate diatas meja lelaki itu dan beberapa makanan, yap dia sedang berada di salah satu caffe.

Tak lama bunyi bel pintu caffe berbunyi yang menandakan seseorang memasuki caffe tersebut.
Ternyata pria yang dia tunggu sudah datang, pria itu lalu membuka kancing terbawah jasnya supaya nyaman saat duduk.

"Maaf, gue telat. Lo udah lama nunggu?" Tanya pria itu.

"Santay aja, gue juga belom lama dateng kok, lebih baik lo pesen makanan dulu trus makan dulu baru kita ngobrol," Pria itu lalu memanggilnya waiters dan memesan beberapa makanan dan minum.
Tak lama waiters datang dan mereka makan bersama.

"Javas, seperti yang tadi gue kasih tau ke lo, gue mau tau perkembangan dia dan keadaannya." Yap, lelaki yang tadi menunggu seseorang itu adalah Javas.

"Emmm, menurut gue dia belum nunjukin perubahannya setelah kecelakaan itu, dan dia juga belum ada reaksi apapun," Ucap Javas setelah itu menyeruput hot chocolate nya.
Mendengar ucapan Javas, lelaki tersebut menunduk pasrah.

"Kok gue ngerasa hubungan gue sama dia nggak akan bertahan ya," Ucapnya dengan pasrah.

"Ah, ini yang bikin gue nggak suka sama lo. Lo itu mudah banget menyerah, belom apa-apa udah nyerah aja. Klo dalam perang lo itu menyerah sebelum berperang." Ucap Javas sembari mendengus.

"Jadi cowok itu yang Gentle dong! Udah berapa kali gue bilang, lo coba deketin dia, buat keadaan seolah-olah lo nggak sengaja ketemu dia trus ajakin makan atau jalan." Lanjut Javas.

"Yaudah lo kan pakar cinta nih, tolong saranin atau kasih ide apa gitu ke gue biar dia balik lagi ke gue," Ucap pria itu sembari menyenderkan punggung kekarnya ke kursi.

"Emmm, gini gue punya ide--" Ucapan Javas terhenti karena dia melihat sekeliling dan memastikan bahwa tidak ada orang yang mendengar pembicaraannya.

"Jadi gini..."

****

Hufttt

Izel menghela nafas, entah sudah berapa kali dia menghela nafas selama satu jam ini.
Memang setelah pulang sekolah diantar Deon, Izel mendapatkan pesan dari mamahnya bahwa dia harus membeli keperluan sehari-hari karna stock dirumahnya habis, ingin sekali Izel meminta sahabat laki-lakinya itu untuk mengantarkannya, tetapi ia tidak enak hati melihat wajah lelah Deon. Jadi disinilah Izel sedang berada di emperan minimarket menunggu hujan yang tak kunjung reda. Dia juga merutuki ponselnya yang lowbat dalam keadaan yang tidak tepat, ditambah lagi tidak ada taksi yang lewat, sungguh hari yang menyebalkan.

Hari sudah semakin sore dan menjelang malam ditambah suasana yang mendung membuatnya takut dan kedinginan. Saat dia tengah mengusap kedua telapak tangannya untuk menciptakan sensasi panas, tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya, uhhh siapa ini yang megang bahu gue, jangan-jangan om om mesum lagi. Izel mulai membayangkan yang tidak-tidak, apalagi dia teringat sinetron yang kerap kali dia dan mamahnya lihat, Izel hanya bergidik ngeri.

"Hai," Ucap seorang pria yang kira-kira seumuran dengan Abangnya.

Izel memberanikan diri untuk menoleh kebelakang.
Dan betapa terkejutnya ternyata yang menyentuh bahunya adalah gurunya sendiri.

 My Unknown HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang