(5)

5 3 0
                                    

Saga benar-benar menepati ucapannya, pagi ini dia benar-benar berangkat ke sekolah bersama seorang gadis yang tak lain adalah Cintia.

Saga memarkir motornya dia memandang kearah seorang gadis yang sedang mengeratkan almamater miliknya seolah mencari kekuatan dari sana.

Alwiah mendengus sinis saat melihat Saga dengan terang-terangan membuang pandangannya, menurutnya Saga tidak seharusnya melakukan itu,dirinya hanya lupa akan janjinya, harusnya Saga mengerti.

Alwiah memilih melangkah menjauh dia menaiki tangga dengan tergesa-gesa, dia harus berbicara pada Saga, menurutnya cowok itu sudah sangat keterlaluan.

****

Saga baru akan keluar dari kelas sebelum seseorang berhasil mengagetkannya,Saga refleks mundur, Alwiah ada disana.

"Gue pengen ngomong"Pintanya.

Saga mendekat,Raka yang melihat cowok itu dengan mudah luluh mendecih sinis.

"Kenapa?"Saga mencoba secuek mungkin.

"Maaf, kemaren gue lupa ngabarin lo"Katanya.

"Nggak papa, kebetulan juga kemaren gue sibuk"Saga sama sekali tidak menatap wajah gadis itu.

"Sibuk?"Gadis itu memastikan.

"Iya"Sesingkat itu,Saga kemudian berlalu.

"Lo kenapa sih Ga?"Alwiah mengejarnya.

"Gue nggak papa,gue kebelet"Katanya sambil tersenyum singkat.

Alwiah membaik, Saga hanya buru-buru dan dia sama sekali tidak marah.

Alwiah berbalik saat melihat cowok itu sudah hilang dibalik toilet, dia pergi menaiki tangga dan berhenti tepat dihadapan seseorang, dia Cintia.

Gadis itu baru akan keluar dari kelas tapi gadis didepannya seolah menghalangi langkahnya.

"Kenapa Al?"Cintia bertanya dia mulai risih.

"Nggak papa"Katanya dengan senyum manisnya.

Cintia memutar bola matanya, ada apa dengan gadis itu, dia bisa berubah secepat kilat.

Saga menghembuskan nafasnya dengan berat,harusnya dia tidak semudah itu untuk luluh harusnya dia bisa sedikit tegas, dia bahkan luluh hanya karena gadis itu mendatanginya untuk sekedar memberi tahu alasan mengapa dia tidak memberi kabar.

Saga keluar dari toilet melangkah cepat menuju kelas, dia bisa melihat Raka yang tak henti-hentinya menatapnya dengan pandangan kasihan.

"Apa sih lo Ka?"Saga mulai risih.

"Lo itu kayak tempe tau, lembek"Ejeknya.

"Gue nggak ngerti"Saga menaikan sebelah alisnya.

"Lo gampang luluh Ga, ayolah cewek nggak satu"Raka mulai geram.

"Tapi yang buat gue nyaman cuman satu"Tegas Saga.

"Yang lo bawa ke distro emang nggak buat lo nyaman?"Katanya tepat sasaran.

"Dia teman gue"Elak cowok itu.

"Lo mainin dia"Katanya lalu pergi.

Raka meninggalkan kelas bersama rasanya yang memanas harusnya dia bisa jujur kepada Saga, dia tidak ingin gadis itu terjebak.

Saga menatap kepergian Raka dengan kening berkerut,apa Raka menyukai Cintia? Apa cowok itu marah padanya karena mengajak gadis itu pergi bersama malam tadi.

Saga malas menebak, dia mendekati seseorang,dia Arga cowok dengan tinggi luar biasa itu kini sedang asik memainkan ponselnya.

"Eee Ar?"Katanya sambil memukul bahu cowok itu.

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang