(15)

2 1 0
                                    

Saga menatap lurus kearah rumah seseorang yang saat ini tampak ramai, dipikirannya Vano mungkin mengajak teman kelas mereka kerumah cowok itu untuk sekedar bermain game bersama.

Dia ingin bergabung tapi rasanya ada beban di pundaknya yang berhasil membuatnya lemah dulu dia kira kisah Vano sangat menggelikan dan rumit dan lihat sekarang kini semesta berbalik menyerangnya.

Dia baru saja membangun tembok bersama seseorang yang dia yakini bisa membuatnya kembali bangkit tapi tadi pertahananya seolah di runtuhkan.

Fakta baru jika gadis itu memang benar telah berbalik menginginkannya di saat waktu sudah berputar dan membuatnya menjalin kasih dengan seseorang, apa harus serumit ini?

Dia jelas masih menginginkan tapi alangkah murahnya dia jika ia ingin kembali.Titik awal yang terdengar baik itu malah terkesan basi di telingannya, penawarannya mungkin menggiurkan tapi rasanya harus ia utamakan.

*********

Dua minggu berlalu selama itu pula mereka menyandang status sepasang kekasih,Saga masih sama sifatnya yangn perhatian dan selalu ingin tahu.

Hari ini mereka kembali duduk berhadapan di kantin sekolah yang sudah lumayan ramai, makanan mereka hanya tinggal setengah.

Keduannya mengangkat pandangannya saat seseorang tiba-tiba duduk di sebelah kanan Saga, Cintia membulatkan matanya tidak terima.

"Ga? Ayah udah kerumah kamu?"Katanya tiba-tiba.

"Apaan sih lo?"Saga mulai risih.

"Iss Papa gimana? Dia setuju kan?"

"Lo ngomong apaan sih?"

"Kamu kok pura-pura nggak tahu gini sih Ga? Aku udah pesan baju padahal"

"Omong kosong"Katanya lalu bangkit, mengamit tangan gadisnya lalu membawanya pergi bersama.

Saga tidak suka dengan rencana semua orang yang beranggapan jika dia akan ikut arus,menurut mereka saat segalanya sudah siap tidak akan ada alasan untuk Saga menolak.

Itu hanya bualan yang diusahakan agar terdengar berbobot, persetan dengan persiapan mereka Saga tidak akan mau melanjutkan perjodohan itu, ingatkan dia tentang gadis yang saat ini berhasil memenuhi poros hidupnya.

Gadis yang dua minggu lalu berhasil mengubah pola pikirnya tentang cinta, gadis yang berhasil menariknya dari jurang terjal. Dan satu yang harus dia lakukan membuatnya bahagia dan menjauhi satu hal sebuah pengkhianatan.

"Ga? Maksud Alwiah apasih?"Cintia bertanya dia terlalu malas mencari tahu sendiri.

"Bukan apa-apa"

"Kenapa? Ada masalah? Bilang sekarang deh Ga daripada gue tahu dari orang lain"Katanya.

"Ini bukan apa-apa percaya sama gue"

Cintia mengangguk, anggukan kepalanya bukan berarti dia paham atau dia mengiyakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, tapi anggukan kepalanya berarti bahwa sebenarnya Saga enggan memberitahu dirinya.

Saga menjauh dari kelas gadis itu saat dia sudah duduk dengan baik,seseorang menghalagi langkahnya saat dia akan berbelok kondisi koridor sepi entah kemana perginya semua orang.

"Sorry,gue mau lewat"Katanya berusaha membuat gadis itu menyingkir. Saga kesusahan mengenali karena gadis itu memunggunginnya.

"Ini gue"Katanya.

"Elo, kenapa Ra?"Iya dia Rahma.

"Gue cuman mau bilang, kata bukan apa-apa yang lo bilang ke Cintia nggak akan bertahan lama. Lo harus milih secepatnya"

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang