(14)

2 1 0
                                    

Mereka kembali ke kelas Saga menemani gadis itu hingga masuk ke kelas,melihat gadisnya yang sudah duduk dengan baik dia berbalik melangkah menjauh menuju ke kelas miliknya.

Cintia tersenyum rasanya seperti melayang dan satu harapannya agar kelak tidak ada jatuh hingga membumi hanya ada jatuh di awan.

"Her tau nggak?"Cintia mendekati Haeria dengan langkah riang.

Gadis  yang saat ini sedang berada di dekat pintu sambil memainkan handphone menaikkan sebelah alisnya.

"Paan?"

"Gue sama Saga jadian"

Haeria membatu dia menatap Cintia dengan kening berkerut.

"Lo gila?"Katanya.

"Apasih? Gue serius"Gadis itu tersenyum manis.

Haeria berlalu dari hadapan gadis itu memilih duduk dibangku miliknya, dia bukan tidak mendukung tapi situasi sangat tidak memungkinkan.

Rahma dan Fenny saling berpadangan berusaha mencari tahu apa yang terjadi.

"Kenapa?"Fenny angkat suara.

"Cintia, dia jadian sama Saga"Gadis itu menjawab dengan raut wajah yang sulit dipahami.

"Yaa terus?"

"Dia bisa aja dalam masalah"

"Urusannya sama elo apa?"

"Kok lo ngomong gitu sih? Dia sahabat kita"Haeria sedikit menaikan nada suaranya.

"Sahabat. Kita"Rahma berucap sambil mengangguk aggukan kepalanya.

"Maksud lo apa Ra?"Haeria bertanya ada nada tidak suka dari ucapannya.

"Lo nggak bakal ngerti"Rahma terkesan misterius.

"Apasihh?"

"Setelah masalah Cintia selesai lo bakal tahu, gue nggak mau lo dapat masalah dua sekaligus dari orang yang lo anggap SAHABAT"Katanya dengan akhir kata yang berusaha dia perjelas.

Rahma berlalu,menjauh dari keduannya.

"Rahma kenapa sih?"Haeria bertanya.

"Lo nggak peka gitu? Ayolah, sahabat lo nggak satu, dan nggak seharusnya lo fokus ke satu titik sedangkan titik yang lain juga butuh"Fenny menutup pembicaraan lalu ikut berlalu.

Haeria mengernyitkan dahinya bingung,apa yang salah dia hanya berusaha membantu Cintia apa yang dia lupakan. Mereka bersahabat sudah sepantasnya mereka saling membantu.

********

Saga duduk dengan baik di tempat miliknya, dia menatap ke arah bangku yang persis di samping kirinya,dan yang ia dapati hanya bangku tanpa tuan.

"Vano kemana?"Saga bertanya kepada Arga.

Cowok itu mengangkat pandangannya "Nggak tahu"Katanya singkat.

Saga menaikan sebelah alisnya mendengar nada bicara cowok itu yang terdengar lebih dingin dari biasanya, apa Arga tahu perihal dirinya yang baru saja resmi memiliki kekasih.

"Lo kenapa Ar?"Saga tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Gue?"Tunjuknya pada dirinya sendiri, Saga mengangguk. "Gue nggak papa"Lanjutnya kemudian berbalik menghadap ke arah Raka yang sedang asik memaikan ponsel miliknya.

Saga mendecih sinis tidak apa apa katanya, lalu bagaimana dengan sifatnya yang berubah itu apa itu bisa dikatakan tidak apa-apa,Saga tidak ingin ambil pusing kalaupun Arga mempermasalahkan keputusannya itu bukan masalah yang besar salahkan dirinya yang tempo hari berkata jika dia tidak apa-apa jika saja Saga ikut memyukai Cintia, dia jatuh dalam lubang yang ia buat sendiri.

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang