(20)

3 2 1
                                    

Cintia tak henti-hentinya menghapus air matanya,Arga yang sedari tadi berusaha menenangkan gadis itu tampak sudah tidak mampu lagi berkata apa-apa.

"Harusnya lo nggak bilang putus kalau endingnya lo bakal gini"Arga berkata.

"Nggak ada gunanya juga gue tinggal Ar"Katanya di sela tangisnya.

"Kalau gitu kenapa lo nangis?"

"Guee... "

"Lo masih sayang sama dia"

***

Hari berganti perkataan Arga terus tergiang di otaknya apa dia memang masih sayang tapi kenapa bukankah seharusnya dia bisa ikhlas.

Hari ini seluruh kelas jam kosong ada acara Bazar di sekolah sedari tadi gadis itu hanya berdiam diri di kelas dan enggan keluar, seseorang mendekat ke arahnya.

"Cin, keluar yok, nyari makan"Ajaknya,dia si cowok begal Veri Gustian.

"Jangan ganggu gue Gusti"

"Diem lo, jangan panggil gue Gusti"

"Kenapa sih? Sensi amat orang nama Gusti itu keren kok"

"Tapi gue nggak suka"

"Iyaiya, Veri, puas lo?"

"Mantap, ayo yang lain udah nunggu"

Cintia dengan malas menyeret kedua kakinya keluar dari kelas, Veri yang melihat gadis itu begitu tidak bersemangat dia dengan cekatan meraih kerah baju gadis itu lalu membawanya turun,gadis itu diam Veri sudah biasa melakukan ini.

"Ayo buruan"Veri sudah selayaknya boss yang memerintah seenaknya.

Cintia sedikit tersenyum di sana Haeria juga ada Fenny Rifka Lina dan yang pasti Rahma, mereka semua ingin keluar,tapi mungkin akan ada sedikit masalah.

"Nggak bisa lewat,gerbang di tutup"Rafli memberitahu.

"Lewat samping aja"Veri dengan santai naik ke motor.

"Yakin lo?"Kahfi sedikit takut.

"Yakin lah, udah ayo"

Mereka naik ke motor masing-masing,Cintia bersama Veri, Haeria dan Rahma, Fenny dan Rafli, Rifka dan Lina, dan Kahfi bersama kesendiriannya.

Mereka benar-benar melakukannya keluar dari lingkungan sekolah dengan cara ilegal, mereka bisa saja dalam masalah,Arga dan Raka melihat itu semua.

"Udah gila kali mereka"Arga berkomentar.

"Ketemu guru Bk tahu rasa"Raka ikut memeriahkan.

Ingatkan Raka untuk mengadukan Cintia ke orang tuanya sepulang sekolah nanti.

****

Mereka kembali kesekolah jika tadi mereka keluar dengan leluasa kali ini mereka masuk dengan suasana yang sedikit mencekam,mereka tentu bisa melihat seorang guru dengan map ditangannya tengah duduk menunggu kedatangan mereka.

Mereka semakin dekat, Veri cengengesan dia mulai melempar sinyal kepada yang lain agar nanti mereka tidak hanya menyalahkan dirinya.

Mereka serentak menghentikan motor mereka,guru itu maju,menunjuk satu persatu dari mereka.

"Motornya di parkir dulu"Katanya,masih kalem.

Mereka memarkir motor dengan tergesa-gesa seperti layaknya orang yang sedang di kejar setan,setelah selesai mereka menuju kelapangan. Salah satu dari mereka berdecak dia benci matahari.

"Dari mana?"

"Luar"

"Ngapain keluar?"

"Makan"

"Kan lagi bazar kenapa nggak jajan di depan"

"Mahal"

Semua terkekeh karena sedari tadi hanya Kahfi yang tak henti-hentinya menyahuti ucapan guru itu.

Mereka di jemur bersama wejangan yang mengalir sampai guru itu harus pergi untuk rapat, mereka masih tidak bisa diperbolehkan untuk pergi dari lapangan.

Sepeninggalan guru itu Rahma memilih menjauh melangkah kepinggir lapangan berteduh,sedangkan yang lainnya mulai asik sendiri Kahfi dan Lina yang saling mengejar,Veri yang duduk dengan keringat dan baju yang sudah keluar dari celana.

Cintia mendekat ke arah Rahma duduk selonjoran di pinggir lapangan, seseorang mendekat melempar jaket menutupi betis keduannya, Rahma tidak merespon lebih.

"Makasih Raka"Cintia yang menyahut.

"Itu buat Rahma"

"Lah gue?"Dia sedikit kesal.

"Ini"Arga yang menjawab dia datang dengan hoodie berwarna army.

"Awas aja lo ntar gue aduin"Raka mulai mengancam.

"SMA emang gini, sensi amat"Veri menyahut santai.

"Yoi"Rahma menimpali.

Raka diam.

"Cin,ikut gue bentar"Arga mengajak.

Tanpa banyak bertanya Cintia bangkit, mereka pergi Raka mendekat duduk di sebelah gadis itu.

"Ambil jaket lo gue nggak butuh"

"Kenapa harus senakal ini sih?"Raka tidak habis fikir.

"Lo mikir nggak sih? Ini tuh hidup gue lo nggak ada hak buat ikut campur"

"Tapi gue care sama elo"

"Nggak guna tau nggak"

Gadis itu bangkit lalu pergi,tidak jauh dari keduanya,Arga sedang berusaha menguasai dirinya.

"Lain kali jangan gini lagi, gue nggak suka"Katanya.

"Gini gimana?"

"Bolos"

"Ini bukan bolos Arga, orang jam kosong kok semua orang pada sibuk ini hari bebas"

"Gue nggak suka"Arga menekankan ucapannya.

"Iya"

"Gue sayang sama lo, harusnya lo mikir kenapa gue kayak gini Cin, gue nggak mau lo kenapa-kenapa"

"Gue keluarnya cuman di padi unggun II enggak jauh"

"Apa harus jauh dulu baru lo bisa celaka?"

"Iya, maaf Arga"

"Gue nggak suka liat lo boncengan sama dia,emang dia siapa pacar elo?"

"Veri? Bukanlah, dia teman gue"

"Tolong jangan kayak gini lagi,dan maaf gue terlalu ngatur"Arga sudah bersiap pergi tapi gadis itu menghalangi jalannya.

"Nggak papa, gue senang lo khawatir sama keadaan gue"

"Bagus kalau gitu"

"Iya"

"Kita mulai semua dari awal"

"Apanya?"

"Semuanya,Aku,Kamu akan jadi Kita"

"Kapan?"

"Sekarang, i love you"Arga membawa gadis itu pergi menuju ke arah kantin tanpa peduli apa yang akan gadis itu katakan.

"I love you to Arga"

Semua berakhir menuju ketitik akhir dan segalanya yang berhubungan dengan rasa pahit, tentang perjuangan dan tentang pelampiasan yang tidak akan berakhir bahagia.

Kita ulang semua dari awal saling mengerti dan kita buat kisah yang bahagia tentang kita.

And:)

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang