(7)

4 2 0
                                    

Saga sudah siap pada semua kata yang mendeskripsikan sakit hati,mamang benar jika dia sakit hati.

"Putri saya bersedia"Pria di sebrang meja menyahut.

Saga sudah memikirkan kemana dia akan berlari setelah ini.

"Syukurlah,Saga juga pasti siap"

Eh!Tunggu.

"Hah? Gimana Ma?"Saga sudah selayaknya orang bodoh saat ini, Vano sampai harus membekap mulutnya agar tawanya tidak tersembur keluar.

"Iya, kamu bakal di jodohin sama dia"Dinda berhasil menjawab segala ketakutannya.

Saga masih bersama kekagetannya,sampai gadis yang sedari tadi menyimak akhirnya bangkit.

"Saya bisa bicara dengan Saga sebentar?"Pintanya.

Semua orang mengangguk seolah memberi ruang pada orang yang mereka anggap tidak saling mengenal, jauh dari kata mengenal salah satu dari mereka bahkan sangat menginginkan.

Diteras rumah keduannya sama-sama terdiam Saga berdiri tepat dibelakang gadis itu.

"Bantu gue Ga"Kata gadis itu.

Saga menaikan sebelah alisnya "Maksud lo apa?"Saga tidak mengerti kemana arah pembicaraan gadis itu.

"Gue mohon tolak perjodohan ini"

Deg!

Beberapa menit yang lalu Saga seolah membenarkan jika ini nyata dari detak jantungnya yang menggila, dan saat ini Saga kembali dibuat mengerti dengan kata nyata dari detak jantungnya yang seolah berhenti.

Apa rasanya sesepele itu, apa tidak akan ruang yang bisa cowok itu singgahi dalam kehidupan gadis itu.

"Kenapa gue harus nolak?"Saga berusaha senetral mungkin.

"Kita bisa coba dulu"Lanjut cowok itu.

"Ini bukan masalah kecil yang bisa dicoba-coba, ini bukan permainan"Mendengar itu,Saga sudah bisa memastikan akhir dari kisahnya.

Saga,cowok itu hanya tersenyum tipis, itu bukan masalah besar hari ini mungkin dia berkata tidak tapi esok siapa yang bisa menebak jika hati nya memang akan berbalik?

"Tidak ada yang tahu hari esok"

"Gue udah capek nolak Ga, gue bahkan berusaha buat Vano cinta sama gue, supaya papa nggak terus-terusan maksa gue buat mau dijodohin sama lo,cinta nggak bisa dipaksa harusnya lo tahu itu"Gadis itu mengamuk,mengeluarkan segala sesuatu yang selama ini ia pendam.

Saga terdiam.

"Gue nggak bisa cinta sama lo, gue nggak bisa,sahabat gue suka sama lo,gue sama sekali nggak akan ngehianatin dia"

Gadis itu hanya mengkhawatirkan satu pihak. Kembali pada perkataan gadis itu cinta tidak bisa dipaksa dan siapa yang bisa memilih siapa dan kapan rasa kita akan jatuh, andai bisa memilih Saga tidak akan memilih untuk terjebak pada lingkaran yang dibuat sangat rumit oleh gadis itu, andai bisa dia akan mengubur rasanya dan memilih bermasa bodoh.

Saga mengangguk kecil. Kepada semesta yang mengatur semua ini, terima kasih kau tentu sangat berhasil rasanya cukup sakit dia dibuat melayang kemudian kembali dijatuhkan, ini sesuatu yang harus dikenang dengan baik.

Saga tahu rasanya mamang tidak akan memiliki tempat dihati gadis itu, ada banyak kebohongan yang gadis itu lakukan dia bahkan menjebak seorang Revano Dirgantara, jika dia memang tidak ingin maka Saga akan berusaha merelakan.

Dia akan berusaha merelakan dan mengabaikan rasanya yang tidak bertuan ini.

Sudah cukup selama ini dia begitu direndahkan karena omong kosong yang bernama cinta, dia akan berdiri sendiri hari ini.

"Ayo masuk, kita akhiri ini"Kata cowok itu tegas.

Jika kamu tidak percaya jika keadaan bisa berbalik maka kamu tidak berada pada pihak Saga, keadaan berbalik rasanya pergi bersama penolakan gadis itu, ada angin yang menyelamatkannya.

Semua orang menatap kedatangan Saga,mereka mencari dimana keberadaan gadis itu.

Semua orang tersenyum saat melihat gadis itu terlihat dan duduk ditempatnya samula.

Saga duduk dengan baik, menepuk tengkul sang mama, dan memandangnya dengan dalam, ada rasa yang sakit saat tahu jika penolakannya akan mencairkan salju pada mata mamanya, Saga tidak ingin melihat mamanya menangis tapi dia percaya jika mamanya tahu dia begitu direndahkan maka mamanya pasti akan mengiyakan.

Dinda cukup merasa takut saat Saga melakukan itu,dia mengenal baik anaknya.

"Maaf! Saga nggak bisa"Katanya sambil menatap wajah mamanya.

"SAGA"Ayahnya menegur.

Semua orang kaget, Vano bahkan bangkit dari duduknya.

"Ada yang bilang ke Saga kalau cinta sama sekali nggak bisa dipaksa,orang biasa kayak Saga nggak pantes buat ratu yang luar biasa"Katanya.

"Lo kenapa Ga?"Vano bertanya,dia sama sekali tidak mengerti.

"Gue harus sekolah No, Mama harus bahagia"Saga memeluk wanita yang saat ini sudah hampir mengelurkan air matanya.

"Maaf Yahh, tapi Saga nggak bisa, Saga udah jatuh dan Saga bisa pastiin kalau orang yang akan buat Saga bangkit bukan orang yang sama"

Semua orang diam.

"Saga bakal buktiin ke Ayah, sebelum Saga bisa buat Mama bahagia cinta bakal selalu menjadi hal terbelakang buat Saga,wanita memang ditakdirkan untuk dikejar tapi jika jalannya sebuntu ini Saga tahu titik awal dimana Saga memulai, dan saya siap untuk kembali pada titik itu"Katanya kemudian bangkit.

"Ratu yang baik hati hanya cocok untuk pangeran berkuda putih bukan cowok berjas putih"Saga meninggalkan semua orang.

Vano mengejar cowok itu, ada yang salah dengan seorang Saga apa yang terjadi pada cowok itu.

Raksa memita maaf pada semua orang yang ada disana dia berjanji akan kembali dengan berita bahagia.

Tapi bukankah ini berita yang sangat bahagia untuk seorang Alwiah?

Vano mengejar Saga tapi dalam perjalanan yang dia dapati hanya angin yang seolah tidak ingin memberi tahu dia kemana perginya cowok itu.

Vano memilih pulang,memarkir motornya dengan acak memasuki rumah menaiki tangga membuka pintu kamar seseorang,dan tepat Saga ada didalam.

"AAAAKK BAJINGANNNN"Saga maraung ditengah gelapnya kamar miliknya.

Vano menyimak ini pertama kalinya dia melihat kehancuran Saga.

"HARUSNYA LO NGGAK BODOH GAA, HARUSNYA LO NGGAK BODOH"

"SHIT"

vano menoleh saat seseorang menepuk pundaknya, dia, Raksa,pria itu menutup pintu kamar dengan pelan ada banyak suara yang terdengar dari luar kamar,Saga menghancurkan kamarnya.

Raksa menuntun Vano menjauh "Dia butuh waktu"Kata pria itu.

Dia mingkin tidak sering berada dirumah tapi untuk membaca mata seorang Saga dia tentu bisa dengan mudah dia tahu bagaimana pembawaan seorang Saga, ada sesuatu yang membuatnya menolak dengan keras.

Vano mengusap wajahnya dengan kasar, kenapa Saga dengan terang-terangan menolak bukankah Saga mengingikan ini sedari dulu, kenapa dia malah berucap tidak saat hatinya malah berkata iya.

Dinda datang "Saga mana? Mama mau ngomong"Katanya.

"Dia lagi nggak baik Ma, besok aja ngomongnya"Raksa memberi tahu kemudian meninggalkan keduannya.

Semua tidak akan percaya dengan alibi cowok itu dia membawa-bawa masalah pendidikan saat pendidikan cowok itu sama sekali tidak bisa dikhawatirkan dia Saga seorang juara kelas, perjodohan semacam ini tentu tidak akan menyita banyak waktunya.

:)))))))))

Gimana rasanya udah dibuat senang tau tau dijatohin?

Okee see you jangan terlalu menebak terlalu jauh, pemeran utama bisa aja belum keliatan.

Okayyyy!

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang