(13)

3 1 0
                                    

Cintia gadis manis dengan gigi gingsul itu sedang berada di balkon kamar miliknya, bayangan wajah seseorang yang sore tadi menanyakan tentang apakah ia ingin berjanji ataukah tidak kini memenuhi otaknya.

Saga seseorang yang berhasil membuatnya berpaling, ada seseorang yang dia takutkan akan merasa sakit saat dia dengan cepat mengiyakan keinginan Saga,dia yang sudah sejak lama berusaha mendekat.

Gadis itu menuruni tangga berjalan keluar rumah,mengambil motor lalu pergi. Dia butuh seseorang untuk sekedar memberinya masukan.

Dia sampai disebuah rumah dengan desain kayu yang khas, dia naik, mengetok pintu.

"Hai"Sapanya.

"Ngapain lo?malem-malem"Katanya shok.

"Gue pengen ngomong"

"Masuk"

Mereka duduk saling berhadapan diruang tamu rumah gadis itu. Dia Haeria gadis yang menjadi teman baiknya saat kelas satu SMA.

"Kenapa?"Haeria membuka pembicaraan.

"Ini tentang Saga"

Haeria mendongak menatap persis kearah mata gadis itu. Dia sama sekali tidak berpaling sampai gadis itu selesai menceritakan semuanya,terutama tentang janji itu.

"Gue nggak bisa ngasih masukan"Katanya.

"Loh kok gitu?"

"Lo tahu kenapa, gue nggak suka lo bareng Saga"

Kemana pun perginya katanya mengangkasa memberi masukan kepada gadis itu pokok dari ucapannya pasti hanya sebuah ketidaksetujuan, karena pada dasarnya ia tidak ingin melihat keduannya bersama.

"Saga baik kok"

"Gue tahu"

"Ya terus?"

"Kenapa lo nggak bisa ngerti? Saga cinta sama Alwiah dari awal dari mulai gue suka sama Vano, dan lo tahu Reny juga suka sama dia"

"Tapi Saga suka sama gue Her"

"Lo  berharap terlalu tinggi lo juga bakal jatuh terlalu dalam. Suka yang lo maksud itu suka saat Alwiah nggak bisa ngasih dia kepastian buat bangun sebuah hubungan. Bayangin kalau seandainya Alwiah ngasih dia kepastian, dia nggak bakal bilang suka ke elo"Terlalu keras, Cintia sampai harus menguasai dirinya agar tidak marah, perkataan gadis itu terlalu menamparnya.

"Apa salahnya buat mikir kalau Saga udah nggak mau sama Alwiah"Katanya berusaha tetap membela posisinya.

"Lo bakal nyesel pernah mikir kayak gitu"

Dari awal saat Saga berkata jika dia tidak lagi menginginkan gadis manis itu Haeria sama sekali tidak percaya, rasa suka yang sudah tumbuh sejak lama akan mustahil rasanya jika hilang dalam sekejab.

"Gue tetap bakal mikir kayak gitu"

"Silahkan, lo harus tahu, Arga udah dari dulu mulai dan alangkah kurang ajarnya elo saat lo malah ngasih Saga jalan yang luas"

"Gue nggak cinta sama Arga"

"Sama kayak Saga nggak cinta sama elo"Haeria berkata cepat.

Sudah cukup,rasanya keputusannya untuk menemui gadis itu malam ini adalah sebuah kesiasiaan. Cintia bangkit memilih pergi dari rumah gadis itu, Haeria sama sekali tidak menahan.

Selama perjalanan yang memenuhi pikirannya hanya bagaimana kondisi Arga setelah tahu jika dia menginginkan laki-laki lain.

Cintia tersenyum sinis apa yang bisa ia banggakan yang dikatakan Haeria bisa saja benar, dan kini ungkapan Saga sore tadi terdengar sangat masuk akal.

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang