(9)

4 2 0
                                    

Terhitung sudah dua hari Saga hanya menghabiskan waktunya dirumah dia sama sekali tidak melakukan apapun selain mengganti perban di punggung tangannya, lukanya cukup parah.

Matanya menangkap sosok mungil yang sedang berusaha membuka hoodiee mocca yang ia gunakan, Saga tersenyum.

"HAERIA"Teriak cowok itu dari balkon kamar, dia melirik kedalam kamar dan memastikan jika Vano masih berada di kamar mandi.

Gadis itu menoleh dengan wajah yang bingung, Saga melambaikan tangannya dan menyuruhnya mendekat, gadis itu menurut saat matanya menangkap Saga dia melebarkan senyumanya dan melambai layaknya anak kecil yang baru saja bertemu dengan sang ibu.

Saga berdecak "Ck! Naik"Katanya.

"Nggak ah malu"Dia melemaskan bahunya.

"Cuman ada mama di dalam, bilang lo mau ngejenguk gue"

"Saga sakit?"

"Bego lo ah, buruan"

"Iyaiya"

Gadis itu menghilang Saga memutar tubuhnya memandang kearah pintu kamar dan menunggu pintu itu terbuka.

Vano keluar dari kamar mandi dengan handuk yang ia gesekan pada kepalanya, dia menatap bingung kearah Saga yang menatap lurus kearah pintu kamar.

Saga tersenyum saat melihat pintu itu mulai bergerak untuk terbuka, dia sudah siap melihat peperangan,dia tersenyum mengejek kepada Vano saat melihat cowok itu dengan santai menghisap rokoknya, Vano yang menyadari senyuman itu,tampak berfikir.

"SAGAAAA"Seseorang berteriak.

Dia masuk membiarkan pintu terbuka dengan lebar, dia berlari mendekat kearah Saga tapi seseorang yang duduk disofa berhasil menghentikan langkahnya.

Vano mamatung dia berusaha menghilangkan rokok yang masih berada di tangannya.

"Buang nggak itu"Kata gadis itu.

Vano melirik rokoknya,dia baru menghidupkannya.

"Buang nggak"Katanya lagi.

Malas berlama-lama dia merebut dengan paksa memotongnya menjadi banyak bagian,Vano melotot melihat itu sedangkan Saga berusaha menahan tawanya.

"Tangan kamu"Dia menghentikan aksi liar gadis itu.

"Nah kebakar kan! Rasain"Katanya sambil menatap jengah kearah telapak tangan gadis itu yang memerah.

Gadis itu menarik tangan memilih menjauh dan mendekat kearah Saga.

"Lo beneran sakit Ga?"Tanyanya.

"Iya"Balas cowok itu sambil mengangkat tangannya memperlihatkan punggung tangannya pada gadis itu.

Haeria mengangguk "Alwiah nyariin lo padahal"Katanya,Saga mematung.

"Jangan nyebar hoax lo"Balasnya,lalu berbalik membelakangi gadis itu.

"Gue serius tadi aja nih pas gue ngomong mau liat Vano di rumah dia malah mau ikut katanya pengen liat lo juga"

"Terus juga dia sering datang kekelas lo buat nanya lo masuk apa enggak"

"Bawel"Vano mencibir, dia meraih tangan gadis itu lalu mengobatinya dalam diam.

"Gue udah nggak mau sama dia"Haeria dan Vano refleks mendongak saat Saga mengatakan itu.

"KOK GITU?"keduannya serentak bertanya.

Saga menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu memilih menceritakan segalanya, tentang bagaimana dia yang begitu takut hari itu bagaimana dia kembali bahagia dan kemudian dujatuhkan dengan cara yang sangat murahan.

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang