(10)

5 3 0
                                    

Pagi ini Saga memutuskan untuk kembali bersekolah,jika hari biasa dia akan berangkat lebih awal maka hari ini tidak.

Untuk apa lagi berangkat terlalu pagi,dulu mungkin itu bisa karena ada alasan untuk melihat gadis manis dipagi hari tapi hari ini gadis manis sudah tidak ada lagi.

Bell berbunyi tepat saat dia turun dari motor miliknya, dia pergi dengan langkah lebarnya, dia berdecak saat melihat jika kelas gadis itu pasti sedang jam kosong itu bisa dilihat dari hampir semua teman kelas gadis itu duduk di tangga.

Saga menaikan bahunya acuh jika tidak ingin terlambat masuk maka jalan satu-satunya yaitu menerobos.

Saga menaiki tangga dengan wajah yang datar ada yang berbeda tentunya dia yang kemarin terkenal dengan sifat ramahnya kini berubah menjadi cuek dia yang kamarin rapi kini dia mamanjangkan rambutnya.

Semua pasang mata yang ada disana menatapnya dengan tanda tanya besar dikepala masing-masing termasuk gadis yang saat ini duduk dikursi panjang sambil memasukkan kedua tangannya kesaku almamater.

Dia tersenyum saat melihat ternyata Saga baik-baik saja, tapi tak berselang lama senyumnya memudar saat matanya tidak senganja melihat perban di punggung tangan cowok itu.

Alwiah bangkin hendak mengejar tapi diurungkan saat melihat Saga mempercepat langkahnya, gadis itu mengernyit dahinya bingung mungkin Saga terlambat,pikirnya.

Dikelas mereka memang lebih sering jam kosong entah kemana guru-guru yang seharusnya mengajar tapi bukannya merasa rugi kebanyakan dari mereka malah senang saat jam kosong, sebenarnya ini penyakit semua anak sekolah.

Saga memasuki kelas dengan ringan hampir semua orang menatap kearahnya,cowok itu hanya melirik lalu bejalan kearah bangku miliknya.

Dia menatap lurus kedepan, andai bukan karena egonya sekarang mungkin dia tidak sehancur ini, lihatlah berapa banyak gadis yang mengelilingi hidupnya, dia hanya kurang membuka mata selama ini.

"Kenapa lo?"Raka menepuk punggung cowok itu.

"Yang lo liat gimana?"Katanya membalas ucapan cowok itu.

"Lo ambyarr"Katanya diselingi kekehan.

"Bacot"

"Udah sadar lo kalau selama ini lo dimainin?"

"Belum cukup sadar"

"Lo nggak akan sadar sepenuhnya karena lo bego"

"Gue nggak mungkin liat anggka satu dilapor kalau gue bego"

"Lo nggak ada apa-apanya kalau udah nyangkut tentang cinta,wake up! Yang ada disekeliling lo itu bukan cuman dia, aneh nggak sih lo cowok dan lo yang disakitin"

"Gue harus apa?"Saga mengusap wajahnya dengan kasar.

"Mainin balik"Katanya lalu pergi.

Saga menatap kepergiannya dengan bingung,Saga tidak akan bodoh dengan membalas gadis itu dengan cara yang sama, cowok itu menyerigai, jika memang harus membalas maka mari bermain dengan cara yang berbeda, dia bahagia saat Saga tidak bahagia sama sekali maka dia harus sedih saat Saga sangat bahagia.

Saga meminggalkan kelas bejalan cepat kearah kelas yang ada dipojok,saat kakinya tepat berada didepan pintu, dia tersenyum ramah melihat kerumunan yang tadi ternyata belum bubar.

"Cintia ada?"Dia bertanya ramah.

"Didalam"Kata salah satu dari mereka.

Saga menyembulkan kepalanya melihat kedalam kelas,matanya dengan mudah menemukan gadis itu.

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang