(18)

2 2 0
                                    

Masih dengan kesadaran seadannya, Cintia mentap handphone miliknya dengan mata yang masih membulat dia menggigit bibir bawahnya mencoba mencari kekuatan.

Alifa yang melihat itu menatap datar kenapa dengan Cintia dia seperti orang yang kehilangan bayangan.

"Iya, kenapa Ar?"Sapanya saat berhasil menganggkat panggilan itu.

"Lo nggak papa kan?"Cowok itu malah balik bertanya.

"Maksud lo?"

"Dari tadi gue liat lo ngetik mulu,kenapa?lo kangen?"

Cintia merutuki dirinya sendiri "Nggak gitu..... "

"Ya terus kenapa? Lo laper? Gue anterin makanan?"

"Ehh nggak usah"

"Mau nggak? Mumpung gue di rumah Raka nih"

"Lo di rumah Raka?"

"Iya"

"Gue otw"

"Kemana?"

"Nyamperin elo"

"Yaudah tiati, gue beli makanan bentar! Apa perlu gue jemput?"

"Nggak usah Ar, gue bisa sendiri"

"Yaudah, see you"

"Assalamualaikum dong"

"Eh iya,Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Sambungan terputus,Cintia tersenyum Arga begitu perhatian padanya rasanya dia menyesal karena terlambat menyadari, dia bersyukur karena Arga tidak seperti Saga yang berubah setelah di tinggalkan.

Tidak jauh dari tempatnya seorang cowok dengan hoodie army sedang sibuk memilih makanan ringan apa yang harus ia beli.

Dia meninggalkan tempat itu bersama kantong kresek berwarna putih yang menggantung disisi motor miliknya.

Hari ini dia ada di rumah Raka keinginan awalnya hanya sekedar mampir tapi saat melihat gadis yang saat ini masih memenuhi otak dan hatinya tak henti-hentinya mengetik namun beberapa menit menggu pesan belum juga masuk, awalnya dia berfikir apa dia sedang di permainkan,malas menebak akhirnya dia memilih menelpon gadis itu yang berakhir seperti sekarang.

Cowok itu sedikit berlari kecil sesaat setelah memarkir motornya,matanya jelas menangkap motor yang ikut terparkir di sana motor berwarna cream denga bandrol huruf berwarna orange.

Dia masuk pandangannya jatuh pada gadis yang saat ini mengenakan hoodie berwarna hitam dia sedang memaikan handphone miliknya.

"Hai"Sapanya lalu duduk disebelah kanan gadis itu.

"Hai,lama amat lo"

"Maaf! Raka mana?"

"Di dapur, ngambil air"

"Kemaren-kemaren kemana aja?"

"Nggak kemana-mana gue ada kok"

"Masa sih? Gue perhatiin lo jarang nongol"

"Lo merhatiin gue?"Tuding gadis itu dengan senyum mengejek.

"Iya"Jujur cowok itu.

Arga ingin mendekap tapi status gadis itu sungguh menyiksanya,dia bukan pengecut yang akan merebut pacar orang lain dengan cara kotor,Saga dan dia bersahabat,rasanya terlalu kurang ajar saat dia malah merebut gadis itu. Tapi bukankah Saga juga merebut gadis itu darinya, tapi tunggu dia yang membukakan jalan. Bodoh!

Hari itu mereka habiskan dengan berbicara tentang segalanya entah itu penting atau tidak mereka sama sekali tidak peduli, sampai sore hari Arga membuntuti motor gadis itu dari belakang singkatnya dia mengantar gadis itu pulang.

Orinary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang