#Ting!
Pintu lift terbuka di lantai enam, dua karyawati keluar dari sana dengan senyuman merekah dan masih sempat melirik-lirik genit ke dalam lift. Natanial memasang wajah kaku seperti yang selalu dilakukannya. Sementara disampingnya, Ryuu melambai ramah pada dua wanita itu sampai pintu lift menutup rapat.
Natanial menatap sahabatnya dengan jengkel. "Bukankah sudah waktunya untukmu menjalani sebuah hubungan serius?"
"Kata seseorang yang masih sendirian diusianya yang hampir berkepala empat?!"
Natanial semakin jengkel menatap Ryuu. Sahabatnya hanya tertawa ditatap tajam seperti itu, walaupun Ryuu lebih tua empat tahun dari Natanial namun sifat pria blasteran itu nampak lebih dewasa dan kaku bagai sudah berusia setengah abad.
"Ngomong-ngomong, partnermu untuk perjalanan bisnis besok sudah kau pilih?"
"Aku rasa sudah cukup hanya kau dan aku, perjalanan bisnis itu cuma dua hari."
"Karena cuma dua hari itulah, lebih baik membawa satu tim. Yah, anggap saja atasan mereka berbaik hati."
"Tim?!"
"Kuserahkan pembentukannya padamu" Ucap Ryuu dengan enteng.
"Yang kita bicarakan ini perjalanan bisnis, bukan rekreasi kantor. Tapi kalau kau memaksa mungkin kita harus membawa satu atau dua karyawan."
Ryuu melangkah keluar lebih dulu dari lift dilantai sembilan diikuti Nata dibelakangnya. Natanial tenggelam dalam pikirannya, menimbang-nimbang siapa yang akan ikut dalam perjalanan bisnis bulan besok.
".... lebih baik ikutkan dua kandidat manager market analyst, setidaknya mereka harus tahu lebih banyak tentang perusahaan-"
"Ah," Ryuu berhenti tiba-tiba dan hampir membuat Nata menabraknya. "Hei, aku mencarimu kemana-mana."
"Aku?" Tanya Mai bingung.
"Misaki?" Nata menatap Misaki dan sahabatnya bergantian. "Kau tidak sedang mencarinya, Ryuu."
"Sudah kuputuskan, Misaki Mai akan ikut dengan kita dalam perjalanan bisnis besok."
"Apa?"
"Hah?!"
Perjalanan bisnis selama dua hari di Korea Selatan seharusnya menjadi sesuatu yang menakjubkan apalagi bagi seseorang yang belum pernah menginjakkan kaki diluar negeri. Namun ternyata Mai tidak bisa menikmati sedikitpun ruang dan waktu di tempat itu dengan layak, kehadirannya lebih seperti asisten pribadi dua om-om tampan nan kaya di negeri orang.
"Aku bilang, aku tidak mau!"
"Dengarkan aku, Mai. Permintaanku tidak sulit, kau hanya perlu-"
"Ada apa?" Natanial berdiri didepan pintu kamar hotel yang ditempati Ryuu. Heran melihat dua orang itu bertengkar.
"Aku sudah memesan meja untuk makan malam, sebaiknya aku pergi mengeceknya."
Mai menunduk saat melewati Nata dengan terburu-buru. Ryuu mempersilahkan sahabatnya masuk, sementara dia mengganti kameja formalnya dengan kameja sutra yang lebih santai.
"Apa yang terjadi? Seingatku kalian tidak pernah sedekat ini."
Ryuu menatap wajahnya di cermin. "Mungkin ingatanmu salah."
"Apa yang kalian perdebatkan? Aku bisa mendengar suara Misaki dari kamarku."
"Aku sudah tampan, kan? Nah, ayo. Jangan biarkan gadis itu kelaparan menunggu kita."
Natanial mengerutkan alis, pasti ada sesuatu yang tidak dia ketahui. Natanial berpikir, mungkin benar apa yang orang-orang kantor gosipkan, bahwa Mai dan Ryuu punya hubungan khusus yang diam-diam mereka sembunyikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gray
Storie breviNatanial Rutter adalah pria baik-baik, cerdas, dan tampan maksimal. Misaki Mai mengakui nomor dua dan tiga fakta tak terbantahkan itu. Tapi... Pria baik-baik? Mai memberengut. Belum pernah dia temukan satu pun perlakuan baik dari pria itu sejak pert...