Bagian 1.

1.8K 141 5
                                    

Warning!
Cerita ini mengandung kata-kata kasar, konten dewasa dan kebodohan lainnya.
Tidak sesuai untuk pembaca di bawah umur. Dimohon kebijakannya.

*aku tidak bisa kontrol pembaca, jadi dimohon kebijakannya untuk tidak meniru apa pun yang ada di cerita ini, oke?

.
.
.


"Sialan memang."

Hoseok mengangkat satu alisnya bertanya. Bingung mendapati teman satu apartemennya menggerutu.

"Gagal lagi?"

"Jangan tanya." Katanya sinis.

Kaleng bir milik Hoseok pun direbutnya. Hoseok tersenyum miring, "Diam saja, kau memang tidak berguna." Di ujung kalimat itu ada kekehnya yang menyebalkan. Membuat temannya mendengus, dan semakin memperburuk suasana hatinya.

"Kau juga, sama sialan dengan dia."

Bir milik Hoseok diminum habis, tak tersisa. Punggung tangannya dipakai untuk bersihkan sekitar mulutnya yang basah.

"Aku mau lagi."

Hoseok membawa kakinya menuju kulkas dengan malas, membawa tiga kaleng bir dan menyimpannya di atas meja.

"Tidak lebih dari ini, kau yang mabuk akan sangat merepotkan."

Gadis itu, Han Seyeon berdecih tak peduli seraya meraih minuman kaleng itu. "Kau kan temanku, seharusnya membantuku dan menghiburku."

"Tidak, malam ini aku harus pergi. Pekerjaan."

Seyeon, temannya itu merengek, dia bahkan tak jadi meminum bir yang sudah menyentuh ujung bibirnya, "Ah, Hoseok, aku sedang patah hati, kau tidak berniat untuk meninggalkanku, 'kan?"

Hoseok mendelik, "Kau patah hati setiap hari. Harusnya kau sudah terbiasa dengan itu."

Seyeon merengut, "Kali ini berbeda. Park Jimin itu lelaki kaya yang kukencani, aku sakit hati dia memutuskanku. Aku tidak terima. Dia yang terbaik."

Hoseok menghembuskan napas panjang, "Oke, sekarang apa alasannya?"

"Dia tahu aku tinggal denganmu."

"Lalu?"

"Tentu saja dia marah. Kami bertengkar, dia mengataiku wanita murahan, lalu kita berakhir," katanya dengan menggebu. Birnya diminum lagi, sempat mengernyit sebentar karena cairan itu terasa seperti membakar tenggorokannya.

"Bodoh," desis Hoseok, "Kau harus marah ketika dia mengataimu wanita murahan, astaga!"

"Hoseok-ah, aku memang seperti itu kalau saja kau lupa." Seyeon menatap malas lelaki di depannya, lalu kembali meminum birnya dengan santai.

Hoseok menghela napas, "Berhentilah, Seyeon, cari pacar yang benar-benar menyayangimu."

"Itu akan sulit Hoseok."

"Kenapa? Apanya yang sulit? Kau cantik, pintar, tinggi, badanmu juga bagus, dan yah, aku terpaksa harus mengakuinya kalau kau itu err ... seksi."

Seyeon tersenyum bangga.

"Tapi, gunakanlah hal itu untuk memikat hati lelaki, buat dia jatuh cinta padamu, lalu berkencanlah dengan mereka yang baik padamu. Tidak dengan menggoda mereka."

Seyeon berdecak, "Aku sudah mencobanya Hoseok, tidak ada lelaki baik. Mereka yang hanya akan menatapku dengan lapar. Baik buruk tak ada bedanya."

Hoseok mengusap wajahnya lelah, sempat memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja berdenyut nyeri. "Tentu saja mereka seperti itu, lihatlah apa yang kau kenakan, sialan!"

Might Melt [Jung Hoseok] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang