Bagian 2.

1.1K 126 6
                                    

Seyeon tidak bisa tidur. Dia kelaparan. Inginnya buat ramen tapi takut berat badannya bertambah, atau wajahnya akan membengkak di pagi hari.

Jika bangunkan Hoseok dia tidak enak. Lalu saat pukul satu dini hari Seyeon memutuskan untuk pergi ke dapur, meminum banyak tapi itu tidak membantu sama sekali. Hanya membuat perutnya sakit dan kembung. Dia jadi tambah kelaparan karena hanya air yang masuk ke perutnya. Biasanya Hoseok selalu punya roti, tapi sayang sekali roti itu sudah habis.

Seyeon tidak mau makan buah. Dia juga tidak bisa minum susu, dia memiliki alergi.

Pagi harinya, dia bangun dengan wajah yang mengerikan. Dia berteriak histeris di kamar mandi karena ada lingkaran hitam di matanya. Wajahnya lusuh kurang tidur, dan dia menyalahkan Hoseok untuk hal itu.

"Hoseok-ah!"

Seyeon keluar dari kamarnya. Dia tak temukan Hoseok di dapur. Maka dia berjalan kearah kamar lelaki itu, membuka pintunya kasar.

"Yak! Kenapa masuk begitu saja!" protes Hoseok.

Seyeon tidak peduli. Hoseok baru selesai mandi, sepertinya begitu karena dia bertelanjang dada, hanya mengenakan celana pendek ketat berwarna hitam bermerk Puma di bagian paha sebelah kiri.

"Aku lapar."

Seyeon menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Tidur terlentang.

"Kau iniー astaga."

Hoseok menarik asal kaos yang ada di lemari. Memakainya dengan cepat. Tak mau repot dengan celana.

"Kau ini, setidaknya ketuk pintu dulu sebelum masuk. Bagaimana jika aku sedang telanjang tadi?"

Seyeon memutar matanya jengah, "Oh ayolah, kau bahkan beberapa kali melihatku setengah bugil."

Hoseok seperti dihantam batu besar ketika mendengarnya. Dia menganga tak percaya, "Han Seyeon! Kau ini seorang perempuan astagaー" maksudnya, apa Seyeon tidak merasa malu? Kenapa bicaranya santai sekali.

Hoseok juga menyadari kalau Seyeon masih mengenakan pakaian yang sama seperti semalam.

"Sudahlah Hoseok, jangan sok kaget begitu." Seyeon bangun, duduk dan menatap Hoseok yang berdiri di depannya. "Ayo buatkan aku sarapan. Kau sedang libur, 'kan?" katanya.

"Tidak, aku ada janji."

Seyeon mencebik, "Yak! Aku kelaparan gara-gara dirimu. Aku tidak bisa tidur semalaman. Kau tidak lihat wajahku dan kantung mata ini? Oh astaga, hancur sudah semua yang telah ku rawat selama ini."

Hoseok menghela napas, "Baik, akan kubuatkan. Tapi kau harus pergi dulu dari kamarku. Cepat."

Namun gadis itu malah merebahkan diri lagi di ranjang Hoseok.

"Kenapa aku harus pergi?" Seyeon bertanya cuek sambil meniup kukunya.

"Karena aku harus berganti pakaian."

"Bukannya kau sudah pakai baju?"

"Jangan banyak tanya, pergi saja."

Seyeon berdecih, "Oke, lagipula aku juga butuh mandi."

Seyeon bangkit, melangkahkan kakinya menuju pintu. "Omong-omong, tubuhmu bagus juga."

"HAN SEYEON!!"

Seyeon hanya bisa terkikik geli dibalik pintu.

.
.
.

Hoseok dan Seyeon tidak berpacaran. Mereka terbilang cukup dekat. Mereka bekerja di tempat yang sama dulu, hanya saja Hoseok lebih beruntung dari Seyeon.

Might Melt [Jung Hoseok] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang