Bagian 14.

850 97 4
                                    

WARNING! MATURE CONTENT!
🔞

Semuanya berawal saat usianya 16 tahun. Malam hari kala itu turun hujan deras, badai datang seolah melengkapi kekacauan yang terjadi antara kedua orang tuanya.

Seyeon baru saja pulang dari sekolah, basah kuyup kehujanan, dia nyaris terhantam sebuah kursi ketika dia membuka pintu. Tubuhnya yang kedinginan itu gemetar hebat ketika melihat kursi itu tergeletak dilantai. Seyeon tidak tahu apa yang terjadi malam itu, hanya saja, luka yang ada di tubuh dan wajah ibunya menjelaskan semuanya.

Orang tuangnya bertengkar, lagi.

"A-ayah, ke-kenapa? Kenapa kau...pukul ibu?"

Bukannya menjawab, Ayahnya itu malah membentak, "DARIMANA SAJA KAU? APA KAU MAU MENJADI SEPERTI IBUMU?" katanya marah.

Seyeon tak tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan Ayah dan Ibunya itu. Ayahnya tak pernah seperti ini sebelumnya, hanya saja lima bulan terakhir Ibunya selalu menjadi objek pelampiasan emosi.

"...menjadi seperti ibumu?"

Apa maksudnya?

Esok harinya, pertengkaran itu terus terjadi. Tak ada lagi keluarganya yang hangat dan penuh kasih sayang. Ayahnya selalu pulang malam, begitupun ibunya. Kedunya tak lagi saling bicara, Ayah dan ibunya akan pergi ketika Seyeon tidur dan pulang saat Seyeon belum terbangun.

Rumah menjadi berantakan. Seyeon tak lagi di urusnya. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Jika mereka dipertemukan dalam satu ruangan yang sama, keduanya akan saling meneriaki satu sama lain, selalu ada piring terbang, tangan yang melayang dan darah yang menetes.

Seyeon adalah pihak yang tak tahu apa-apa. Dia ketakutan. Tak ada keberanian untuk bertanya atau sekadar menampakan diri.

Suatu hari Seyeon mendapat laporan dari Sekolahnya bahwa dia harus membawa Ayah dan Ibunya ke pertemuan orang tua murid di sekolah. Hal itu dijadikan kesempatan untuk Seyeon, dia akan berusaha memperbaiki keluarganya dan memberitahu mereka kalau mereka masih memiliki dia.

Seyeon, putrinya.

Namun, yang disangka baik olehnya ternyata berbanding terbalik dengan keadaan. Begitu tiba di rumahnya, Seyeon lagi-lagi mendapati Ayah dan Ibunya bertengkar.

"Mari bercerai."

Seyeon hanya bisa mendengarkan dibalik pintu.

Dengusan keras dari Ayahnya itu terdengar oleh Seyeon, "Setelah apa yang kau lakukan? Seharusnya, kau ku ceraikan sedari dulu."

"Aku akan membawa Seyeon denganku."

"Apa? Tidak! Dia putriku. Aku tidak akan membiarkan Seyeon pergi bersama wanita murahan sepertimu! Apa kau berniat menjual anakku kepada lelaki hidung belang di luar sana seperti dirimu yang menjajakan tubuhmu kepada pacar barumu itu?"

Seyeon seperti terlempar dari atas gedung. Tubuhnya hancur berkeping-keping. Dia sakit hati. Apa maksudnya? Ibunya berselingkuh? Setelah apa yang terjadi dengan Ayahnya, ibunya akan pergi meninggalkannya? Apa karena Ayahnya telah jatuh miskin? Jadi, lelaki yang dibawa ibu sebagai temannya itu adalah pacar barunya?

Ibu, kenapa?

Di tengah malam, Seyeon pergi meninggalkan rumah dengan berlinangan air mata. Dia benar-benar pergi, tak pernah kembali.

Might Melt [Jung Hoseok] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang