Bagian 10.

805 92 6
                                    

Seyeon bangun tidur dengan mata dan wajah bengkak. Juga lingkaran hitam mengerikan di matanya. Semalaman ia menangis di pelukan Hoseok. Ia juga tak tahu kapan dia tertidur. Karena saat bangun, Seyeon mendapati dirinya dengan piyama satin miliknya yang jarang sekali ia pakai.

Apa Hosoek yang melakukannya?

Entahlah.

Seyeon ingat kemarin dia minum soju dan mabuk. Kepalanya terasa berat dan pusing sekali. Seyeon ingin kembali tidur tapi ia masih memiliki janji.

Ia masih harus menjadi model untuk Dawon. Setidaknya untuk satu bulan ke depan. Supaya ia dapat uang juga, dan mendapatkan apartemennya sendiri.

Iya, benar. Seyeon sudah memikirkan hal ini kemarin. Dia ingin menyewa apartemennya sendiri. Setelah kejadian memalukan yang menimpanya kemarin, Seyeon jadi banyak berpikir.

Ia telah menyusahkan Hoseok, merepotkan lelaki itu. Apalagi, alasan putusnya dia dengan Hana adalah dirinya. Ia merasa telah keterlaluan, apalagi setelah apa yang telah ia dan Hoseok lakukan.

Mereka tak seharusnya seperti itu. Bersikap seperti layaknya seorang kekasih.

Dia juga harus menentukan jalan hidupnya sendiri. Tak boleh seperti dulu. Seyeon harus berhenti.

Dan satu hal lagi, Seyeon juga berniat untuk kembali kepada Park Jimin.

Silakan maki saja dia. Seyeon tak punya pilihan, hanya Jimin yang ada di pikirannya. Selain itu, Jimin adalah lelaki yang baik. Benar-benar lelaki yang baik dari semua lelaki yang pernah dikencaninya.

Pukul sembilan pagi, ia mandi. Setelah itu pergi ke dapur. Dia tak temukan Hoseok di apartemen, Seyeon berasumsi kalau lelaki itu sudah berangkat kerja disaat dia masih tidur.

Itu bagus karena Seyeon belum ingin bicara dengannya.

"Apa aku harus mengirim pesan padanya, ya?"

Seyeon menggigit ibu jarinya ragu. Seyeon ingin menghubungi Jimin tapi takut. Tak siap dengan respon mantan kekasihnya itu. Lagipula, mereka belum lama berpisah. Itu terjadi sekitar dua atau tiga minggu yang lalu.

Seyeon pikirkan hal itu sambil minum jus jeruk. Benar, ia harus. Jika tidak sekarang kapan lagi, pikirnya.

Park Jimin

Jimin-ah, ini aku Han Seyeon.
Apa kabar?

Pesan Terkirim.

"Aarghhh..."

Rasanya Seyeon ingin mati saja.


.
.
.

Seyeon tak lagi menyentuh ponselnya setelah aksi nekatnya mengirim pesan pada Jimin. Ia benar-benar 'tak siap, bagaimana jika Jimin 'tak membalas? Atau lebih parahnya pesan darinya hanya dibaca saja?

Oh, Seyeon tak sanggup.

"Eonnie, kenapa kita ke sini?

Dawon membawa Seyeon ke sebuah hotel yang ada di Gangnam.

"Aku belum memberitahumu, ya?"

"Apa itu?"

"Kita akan melakukan pemotretan di sini."

"Di hotel?"

"Ya, hotel di sini memiliki kolam renang yang bagus."

Might Melt [Jung Hoseok] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang