Bagian 5.

880 113 11
                                    

Pagi-pagi sekali, Seyeon membangunkan Hoseok hanya untuk meminta dibuatkan sarapan. Dia bilang pada Hoseok kalau dia harus pergi.

"Ke mana?"

Hoseok mau tak mau harus bangun dari tidurnya. Setengah mengantuk, dia berjalan ke dapur.

"Aku ada pemotretan sekarang."

"Pagi-pagi sekali?"

"Iya."

Setelah itu Hoseok mengangguk tak peduli.

"Roti panggang saja, supaya tidak lama."

"Oke."

"Aku akan kembali setelah mandi."

Mendadak sekali, gerutu Hoseok. Semalam, gadis itu 'tak katakan apapun soal pemotretan yang akan dilakukan pagi ini. Dia bilang dua hari lagi, 'kan?

"Seyeon-ah, selai cokelatnya habis. Kau mau pakai selai apa?"

Hoseok masuk ke kamar Seyeon, gadis itu terdengar masih mandi.

"Seyeon-ah?"

Hanya terdengar guyuran shower.

"Seyeon?"

Hoseok mengetuk pintu kamar mandi. Ketukan itu membuat suara air shower berhenti.

Di dalam sana Seyeon berteriak. "Ada apa?"

"Selai coklatnya habis, kau mau pakai selai apa?"

"Apa saja."

"Tsk, oke," gumam Hoseok.

Dia lalu kembali berjalan ke dapur dengan langkah gontai. Jika seperti ini, Hoseok merasa seperti seorang suami yang melayani istrinya.

Hoseok terkekeh pelan, menggelikan sekali pikirnya.

.
.
.

Seyeon itu mandinya lama sekali. Hoseok bahkan sudah memakai kemeja kerjanya saat Seyeon keluar dari kamar. Keduanya ke luar bersamaan.

"Kau sudah rapi," kata Seyeon.

"Iya."

"Bagaimana dengan sarapannya?"

"Sudah siap."

"Ow, kau yang terbaik, Hoseok-ah."

Hoseok tersenyum bangga. Keduanya berjalan beriringan ke arah dapur.

"Kau berangkat sendiri?"

"Tidak, Dawon eonnie akan menjemputku sekitar 5 menit dari sekarang."

"Oke."

Seyeon sudah duduk di depan meja pantry, sementara Hoseok sibuk membenarkan letak dasinya. Melihat hal itu, Seyeon beranjak. Berniat membantu Hoseok.

"Biar kubantu."

"Eh?"

Seyeon mengambil alih.

"Manis sekali."

Seyeon merasa dejavu, kalimat itu pernah dikeluarkan olehnya.

"Berapa lama kau melakukan hal ini? Kau tetap saja selalu merasa kesulitan."

Hoseok tertawa kecil, "Tidak juga. Omong-omong kau seksi."

Hoseok memeluk pinggang Seyeon, menariknya mendekat. Tubuhnya jadi saling menempel satu sama lain.

"Bukankah setiap harinya selalu seperti itu?"

"Ya, kau benar dan aku suka. Sangat suka."

Seyeon menjauhkan wajah Hoseok ketika lelaki itu hendak mencium. Seyeon memukul pelan dada Hoseok.

Might Melt [Jung Hoseok] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang