Bagian 15. END

1.2K 128 14
                                    

"Maafkan aku sayang, maafkan aku."

Seyeon menangis tersedu-sedu. Dia peluk Hoseok dengan erat.

"Maaf karena harus membuatmu kembali mengingat masa lalumu. Maaf."

"Aku menyesal, Hoseok," suaranya tersendat-sendat karena tangis.

"Sst, sudah tak apa. Sekarang kau bersamaku. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi."

Tangis Seyeon semakin menjadi ketika Hoseok mengecup keningnya.

Jika diingat lagi, saat Seyeon berhasil menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan pekerjaan yang layak di sebuah perusahaan properti, ia bertemu Hoseok di sana. Keduanya sering terlibat projek bersama karena berada di divisi yang sama. Tapi, Hoseok si karyawan teladan selalu mendapat promosi untuk naik jabatan.

Seyeon tertinggal.

Meski begitu, keduanya tetap menjalin komunikasi dengan baik. Mereka berteman, bersahabat layaknya saudara.

Keduanya sering bertukar cerita, mengeluh banyak hal. Termasuk urusan asmara.

Saat Seyeon mendapat kabar kalau Hoseok berkencan degan temannya Hana, yang kenyataannya masih teman lelaki itu juga, Seyeon terkejut. Karena baik Hoseok maupun Hana tak pernah terlibat dalam percakapan serius seperti, aku menyukaimu, atau aku mau kita berkencan. Seyeon pikir, keduanya malu untuk bercerita satu sama lain.

Karena Hana sendiri orangnya begitu cuek, judes dan kadang agak galak. Seyeon sendiri pernah dibentak dan dimarahi olehnya karena menggoda karyawan magang. Padahal, hanya menyapa dengan senyuman kelewat manis dari Seyeon. Tapi, walau begitu, Seyeon sangat menyayangi temannya itu.

Keduanya juga mendukungnya saat Seyeon menemukan pasangan kencannya. Namun, Hoseok harus mengomeli dirinya karena berkencan dengan lelaki yang masih muda empat tahun darinya. Masih kuliah. Dan Hoseok yakin Seyeon menggodanya.

"Kau pasti menggodanya 'kan?" tuduhnya waktu itu.

"Aku tidak menggodanya, Hoseok. Dia datang begitu saja padaku, sambil berkata, noona, sedang apa sendirian di sini? Apa boleh aku temani? Dia bilang begitu padaku, Hoseok."

"Ya, dan kau berhasil membuatnya jatuh padamu."

Seyeon memutar matanya malas, "Hoseok, dia lelaki tampan, anak orang kaya, aku tahu ayahnya yang seorang pengusaha konstruksi. Ayahnya juga seorang arsitek."

"Tidak, putuskan dia! Dia masih bocah dan masih harus belajar banyak!"

"Hoseok kau menyebalkan!!"

Dan Hana hanya bisa terkikik.

Maka dari itu Seyeon sangat menyayangkan ketika Hana salah paham padanya.

Seyeon juga senang-senang saja ketika Hoseok dan Hana mulai berpacaran, kira-kira selama satu atau satu setengah tahun. Entahlah, karena Seyeon juga sibuk dengan urusan asmaranya sendiri yang bisa dikatakan tidak karuan.

Bergonta-ganti pasangan seperti menjadi hobi Seyeon.

"Seharusnya ini menjadi liburan yang menyenangkan. Bukannya malah menjadi menyedihkan."

Seyeon menggeleng, "kau sudah tahu masa laluku, apa kau masih mau padaku?"

"Hey, kau ini bicara apa?"

Wajah Seyeon ditangkup dengan tangannya yang besar.

"Aku menyukaimu, segalanya yang ada padamu aku suka. Tak peduli seperti apa masa lalumu, itu tetap masa lalu, biarlah menjadi kenangan, tapi jangan tetap di kenang juga, kau harus bisa terlepas dari hal itu. Buat dirimu senyaman mungkin denganku, oke?"

Might Melt [Jung Hoseok] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang