Beberapa bulan sudah berlalu. Kehidupan di Taman Kanak-Kanak terganti oleh liburan. Menurut Crystal, itu tak menyenangkan. Tak ada teman-teman senantiasa menemani.
Ada juga rasa lega. Justru Crystal tak lagi bertemu Roxy. Lelaki super jail yang pernah ada. Bahkan kecupan waktu itu masih terasa di ingatan.
Crystal meraung-raung bakal menjambak Roxy setelah hari kecupan itu. Namun, janji manis dari Jerry bikin Crystal semangat. Berkobar, lebih tepatnya.
Kembar akan pergi ke Jepang selama liburan. Tentu Jack dan Maulia sekeluarga bakal ikut juga serta Langit. Kalau Dodi, tak bisa. Selain belum pindah hati, jadwal film Dodi akan tayang perdana. Sedangkan Angkasa, saking bahagia punya anak, tak diizinkan Jenny untuk berpergian jauh.
Dalam setahun bersama, Crystal dan Sky merasa itu belum cukup. Pertemanan mereka dengan beberapa orang membuat keduanya tak ingin berpisah.
Namun tak disangka, ketika keduanya menginjak lantai SD ditemani Angkasa. Putra muncul di balik dinding, merentangkan tangan untuk memeluk Sky.
"Sekaiiii! Kita ketemu lagi!" seru Putra mengenakan celana merah, kemeja putih bersih agak kebesaran, kaos kaki putih kedodoran dan sepatu hitam lumayan besar. Dengan rambut tersisir rapi. "Duh, Puto ndak bisa jalan karena sepatunya gede," gerutunya tak jadi memeluk Sky.
"Kamu di sini?" Sky menatap Putra, bingung. "Aku kira---"
"Pindah tempat lain?" Putra pun ikut bertanya seraya memotong ucapan Sky. "Endaklah. TK kita kan, dekat rumah aku. Eh, aku bisa Er, lho. Endak cadel lagi," infonya.
Sky belum pernah sekalipun ke rumah Putra, jadi tak tahu kalau jarak mereka sangatlah dekat. Dia jadi tertegun saat Crystal mencubit pipi Putra.
"Ical kok, dicuekin? Teman Kakak Cai, temannya Ical juga, tau." Crystal belum fasih berbicara, masih cadel. "Mana kabalnya?"
"Aku baik," jawab Putra.
"Bukan!" bantah Crystal mengejutkan sekitar. "Ical mau kayak Kakak Cai. Ditanyain kabalnya."
"Oooh." Putra mengangguk, paham. "Apa kabar, Ical?"
Crystal menunduk malu-malu ditanya seperti itu. "Baik, Puto. Kakak Cai juga baik. Ical udah pelnah ke tempatnya Dolemon, lho."
"Dora-emon," koreksi Angkasa.
Bibir Crystal maju. "Ical mau bilang gitu. Dedy celobot aja."
Angkasa hanya menghela napas panjang.
Kalimat Crystal bikin Putra bingung. Kenapa jadi menceritakan liburan usai lulus TK?
"Dolemon? Ical udah ke cana?" tanya Putra masih bingung.
Crystal mengangguk, antusias. "Ical dikacih banyak mayinan cama Yayah Jeli. Ada juga dali Pappa Uya."
"Pappa? Yayah?" Putra menelengkan kepala, tambah bingung.
Sky hanya tersenyum, tak berniat menjawab kebingungan Putra. Bisa tambah semrawut. Namun, itu tak lama. Karena Roxy merangkul Crystal, lalu mengecup pipinya.
"Pagi, My Duckie. Pagi juga, My Sky. Apa kabar, Kalian Semua?" tanya Roxy bergembira.
Pucat. Itulah wajah Crystal sekarang. Semenjak kecupan di TK dulu, Crystal tak bisa tidur dan selalu mimpi buruk. Bahkan Crystal meminta Langit untuk membersihkan pipinya yang terkena noda. Kata Crystal, pipinya dicium Roxy.
Mulanya Langit marah karena Roxy menyentuh anak perempuan kebanggaan. Setelah ditelusuri, gaya Roxy persis Dodi terkena syndrom menyukai anak perempuan cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal And Sky [Happy Student]
General FictionKehidupan kembar dimulai lagi, di mana mereka berdua selalu dikelilingi orang-orang yang menyayangi mereka di saat masuk dunia pendidikan. Crystal Ilana Syadana mempunyai empat teman bernama Bebey (Beyzalinka), Panda (Franda), Cica (Azizah) dan Lam...