"PatPat, berhenti!"
"Iya! Berhenti!"
Kirana dan Crystal mengejar Patra yang berlari menjauh. Alasannya kenapa, ya? Dikarenakan Patra tak sengaja melupakan letak pensil dipinjamnya dari Crystal.
"Aku kan, udah minta maaf!" jerit Patra saat menoleh. "Aku janji bakal beli baru, deh!"
"Enggak!" tolak Crystal. "Kemarin aja kamu pinjam buku aku. Nyatanya kamu kasih ibu Hana. Aku kan, belum selesai kerjakan!"
"Itu karena aku lupa," ujar Patra selalu melupakan sesuatu, malah cengengesan.
"Gyaaa! PatPat menyebalkan!"
Teriakan Crystal bersambut oleh Kirana yang juga menjerit. "Iya, mengesalkan! Kemarin kamu bakal belikan aku martabak, eh, taunya makan sendiri. Dasar, kembalikan martabak aku!"
"Aduuh, Kirana! Jangan kencang-kencang teriaknya, ya!" pinta Patra pun sama berteriak.
Mereka membalas teriak sembari berlari. Sky yang sedang dikerumuni siswi-siswi tak mampu menolong. Dia tertahan oleh anak-anak perempuan sangat ingin mengenalnya.
"Sky, kelas berapa?"
"Iya. Bisa jadi kan, kita sekelas."
"Aku mau, dong, sekelas dengan Sky."
Sejak masa orientasi telah berlalu, Sky masih diminati oleh mereka. Siswi-siswi SMP. Ditambah kakak-kakak perempuan di satu dan dua tingkat di atas.
Sky tersenyum. "Aku kelas VII B," sahutnya. "Boleh aku pergi? Aku harus ke kantin dulu."
Senyuman Sky membuat para perempuan terpesona. Membuat mereka hanya mengangguk berkali-kali saking tak bisa bicara.
Sky tak berlari, justru berjalan. Dia bukan seperti orang menghindari virus. Lebih tepatnya menghargai mereka. Bukankah perempuan itu layak dihargai?
Sesampai di tempat Crystal, sementara Kirana masih mengejar Patra. Sky mengulurkan minuman ke arah adiknya. Dengan gesit, Crystal merampas botol tersebut dan meneguknya.
"Alhamdulillah. Lega."
"Kenapa terus berlari, Dek?" tanya Sky menatap Crystal tengah membuang minuman plastik ke tempat sampah. "Patra kan, udah minta maaf."
Raut wajah Crystal berubah seketika. "Habisnya PatPat menyebalkan. Aku udah kasih maaf. PatPat lakukan lagi."
Usapan di rambut Crystal bikin orang ingin seperti orang yang bersangkutan. Dielus, diusap dan dibelai rambutnya seolah seperti sepasang kekasih.
"Patra enggak sengaja lupa, Dek. Maafin, ya."
Nasehat Sky menjadi momok buat Crystal untuk menurut. Baiklah. Meski mereka baru kenalan dalam tiga hari, semenjak masuk dan masa orientasi sekolah.
"Baik, Kakak Sky." Crystal langsung menggandeng Sky mesra. "Yuk, kita kantin. Aku lapar."
Sky mengangguk. "Oke," ujarnya.
Sepasang kakak-adik itu menambah impian di benak masing-masing perempuan tak terkecuali laki-laki.
Wajah Crystal selalu berseri, serta Sky menyunggingkan senyum. Mereka seakan berkhayal bisa memosisikan diri salah satu dari mereka.
Meskipun delikan tajam membuyarkan khayalan mereka.
"Ish, jangan liat-liat Kak Sky, ya. Lawan aku dulu," kata Crystal.
Sky hanya bisa tersenyum.
***
Di kantin, Crystal melahap habis bekal dari Ruth. Bersama Sky, Patra dan Kirana. Crystal seperti tak malu bila di hadapan teman-temannya yang senang makan di kantin sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal And Sky [Happy Student]
Ficción GeneralKehidupan kembar dimulai lagi, di mana mereka berdua selalu dikelilingi orang-orang yang menyayangi mereka di saat masuk dunia pendidikan. Crystal Ilana Syadana mempunyai empat teman bernama Bebey (Beyzalinka), Panda (Franda), Cica (Azizah) dan Lam...