2-10: Perpisahan (Bagian I)

2K 297 72
                                    

Dalam sebulan, Crystal bisa menjalani ujian online diikutinya. Bersama Sky, Crystal meraih nilai memuaskan.

Meski virus nyaris menjangkiti tubuhnya, anak itu tak pandang lelah. Kalau virusnya masuk, Crystal tak bakalan tinggal diam alias kelayapan mengelilingi seisi rumah. Tayana bersikeras mengisolasinya, menyuruh Langit menasehati.

Crystal diam apabila Langit berbicara. Ditambah Sky yang takut Crystal ada apa-apa. Dengan segala keterpaksaan, Crystal disuruh diam di kamar selama beberapa jam.

Apa kalian tahu, kemarin Crystal diajari Namira untuk mengubah bahasa cadelnya. Begitu pula namanya. Walau awalnya Crystal ogah-ogahan.

Lebih banyak mengelaknya daripada memperbaiki ucapan itu. Sampai-sampai Namira ingin merasa menyerah.

Namira meminta Roxy untuk menggoda Crystal supaya anak itu mau belajar memanggil dirinya "aku" bukan "Ical" lagi. Agak susah, sih. Mau bagaimana lagi.

Setiap kesempitan, Roxy terus mendekatkan diri dengan Crystal. Sesekali mengecup atau mencubit pipinya. Tak peduli Crystal marah dan akan menghajarnya.

***

"My Duckie Cantik," goda Roxy ketika berkunjung ke rumah Crystal, telah duduk di samping Crystal. "My Duckie manis, deh."

Dodi serasa merinding, mendengarnya. Astaga, betapa miripnya dia tatkala mengingat masa-masa SD di mana dulu dia sering mengganggu Namira.

Sementara Namira terkenang saat Dodi mengerjainya. Namira bahkan menangis tak henti-henti akibat perbuatan Dodi tidak manusiawi.

"Iiih, Roti, jauh-jauh! Ical susah napas!" Crystal mendorong Roxy seperti tak tumbang. "Jauh-jauh sana! Ical ndak suka!"

"Aku tidak mau jauh-jauh. My Duckie harus dekat terus sama aku." Roxy kepalang tanggung. Dia mengecup pipi Crystal, tak peduli dengan keadaan yang menegangkan. "Kalo aku cium, My Duckie sebut namanya. Tapi, kalo tidak cium, My Duckie boleh ganti."

Ucapan anak-anak memang belum dipahami apa maksudnya. Tetapi bagi lawannya merupakan anak kecil, itu sangat mudah dipahami.

"Ical ndak mau ganti! Gyaaa! Ical ndak suka dicium!"

Teriakan menggelegar Crystal mengundang Sky dan Langit. Mereka memelototi kegiatan Roxy yang abai akan bencana. Bencana itulah berasal dari dua laki-laki beda generasi.

Pada awalnya baik-baik saja. Namun, Sky memandang tajam Roxy. Lewat pandangan itu, Sky memberi peringatan untuk tak melakukan segala macam mendatangkan rasa muak. Sungguh, Sky paling tak suka adiknya diganggu.

Roxy mengerti, tetapi pengharapan dari Namira membuat anak itu tak acuh pada hal lain. Dia gencar memeluk dan mencium Crystal. Padahal dalam hatinya, dia tak mau berlebihan.

"Aku ganti, Bubu! Ndak pake Ical lagi! Jauhin Roti dari aku!" jerit Crystal siap melontarkan lahar panas.

Pengorbanan, itu dilakukan Roxy. Dan Roxy senang bukan main. Crystal sudah mengganti "Ical" jadi "aku". Saking gembiranya, Crystal tak sengaja menonjok pipi Roxy disebabkan amarah meluap-luap.

Roxy pun pingsan. Dodi siaga mengantar Roxy menuju Rumah Sakit terdekat. Takut anak itu terkena sesuatu.

Kenal watak sahabatnya, Sky memaklumi. Dia terpaksa demi keinginan Namira. Sky mendekati Crystal dan memeluknya.

"Roti baik-baik saja, Kakak Sky? Aku ndak sengaja pukul Roti." Crystal takut Roxy terluka dan tak masuk sekolah. "Ica---aku ndak sengaja. Roti ganggu aku terus. Aku kan, ndak suka."

"Roti baik-baik, Adek." Sky mendekap Crystal, menenangkan. "Besok dia pasti tersenyum lagi."

Crystal membalas pelukan Sky, meruntuhkan pertahanan. Bukan hanya panggilannya diganti, tetapi teman selaku pelindungnya terluka karena tindakan spontan.

Crystal And Sky [Happy Student]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang