15. Sorry *End*

295 39 7
                                    

Yuki tidak peduli tentang apa yang di pikirkan oleh Stefan ketika ia mengatakan keinginan hatinya yang sesungguhnya.
Masih menyembunyikan wajah di dada pemuda itu, kedua tangannya melingkar erat di tubuh pemuda itu, tangisannya belum berhenti layaknya hatinya yang belum siap berpisah dengan pemuda itu. Jika bisa, ia berharap waktu berhenti saat ini juga agar mereka tak berpisah.
Kedengarannya memang egois, menginginkan kekasih orang lain untuk tinggal di sisinya. Tetapi, sekali lagi Yuki hanya mencoba untuk jujur —mengatakan keinginan hatinya.

"Jangan pergi."

Stefan mengerang pelan mendengar permintaan Yuki. Sama halnya dengan Yuki, ia juga tak ingin berpisah dengan Yuki. Namun, berapa lama lagi ia akan membuat orang-orang di sekitarnya bersedih, berduka karena merasa kehilangan dirinya yang nyatanya masih berdiri di sini dengan keadaan sehat walafiat. Stefan juga memiliki kehidupan lain yang harus ia jalani dan sekarang waktunya ia benar-benar pergi.

"Maafkan aku. Tapi, aku harus pergi, Yuki."

Yuki menghapus air matanya dengan sebelah tangan masih melingkar di tubuh Stefan. Sang gadis mendongak dengan senyum paksa namun tulus. Yah, Yuki harus benar-benar sadar akan posisinya sekarang.

"Aku sadar." Ucap Yuki lirih dan sarat akan kesedihan. Suara tangisan pilu, ia redam sekuat mungkin. Tak ingin membuat pemuda dihadapannya berada pada situasi rumit. "Kita memang tidak di takdirkan bersama."

Stefan tertegun, jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia ingin membantah perkataan Yuki. Tapi lidahnya kelu, ia tak dapat berkata.

"Pergilah... Pergilah.... Walau sebentar, aku bahagia... Biarlah kebahagiaan ini ku simpan, hingga nanti."

*End*

Mari berpindah ke season 2

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STEFAN & YUKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang