Attraction

546 48 12
                                        

⚠️triggered warningㅡthere will be slight self harm scene. Bagi yang mudah ke triggered lebih baik tidak membaca part ini atau bisa di skip🙏

.

.

.

Sebuah langkah kaki terhenti ketika ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Seorang perempuan terduduk di salah satu bangku yang menghadap pada jendela besar. Sehingga matanya langsung dapat menangkap sosok perempuan itu.

Setelah terdiam cukup lama memperhatikan yang perempuan itu lakukan. Satu sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman miring khasnya saat perempuan itu mengangkat kameranya, membidik sesuatu di depannya. Sebuah ide terlintas begitu saja dipikirannya, tanpa berpikir panjang ia mempercepat langkahnya. Disembunyikanlah tangannya kedalam saku celananya.

Dengan langkahnya yang besar ia mengambil satu, dua langkah dengan hati-hati sebelum berhenti. Satu detik, dua detik, ketiga detiknya ia menolehkan kepalanya ke kiri. Mengejutkan seseorang didalam sana dengan sebuah kamera yang dipegangnya. Ekspresinya terlihat sangat terkejut. Mata membulat, bibirnya terbuka dengan lucunya.

Gadis itu menggumamkan namanya. Membuat Arvin tersenyum tipis sebagai sapaan untuk gadis itu. Lalu ia melangkah menuju pintu cafe, dari sekian banyak cafe kenapa mereka bertemu disini. Jika diingat-ingat mereka sering sekali bertemu tanpa disengaja seperti ini. Bahkan saat di ruangan kesehatan kemarin. Sebelum itu juga pernah. Apa iya ini yang dinamakan jodoh?

Arvin mendudukkan dirinya di bangku samping gadis itu tanpa bertanya terlebih dahulu. "Memfoto atau merekam tanpa izin bisa kena undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)." Tangannya terulur kepada Ghina meminta gadis itu untuk menyerahkan kameranya.

Ghina dengan pasrah menyerahkan kameranya kepada Arvin. Ia sedikit mencibir teguran dari Arvin.

"Gue juga tau kali." cicitnya pelan.

Arvin menaikkan satu alisnya menatap Ghina sinis. "Apa?"

"Yaㅡgue kan gak sengaja, lagian kakak duluan kan yang tiba-tiba muncul di depan gue. Gue kan cuma asal jepret aja." Arvin yang tengah melihat isi foto-foto di kamera milik gadis itu, berusaha sekeras mungkin menahan tawanya. Ia tahu kok, kalau Ghina memang tidak sengaja memotret dirinya.

Padahal yang sengaja itu adalah dirinya. Arvin memang sengaja dengan alasan iseng muncul ditengah-tengah kamera milik gadis itu. Arvin mengulum bibirnya melihat foto-foto dirinya yang diambil oleh Ghina tadi. Lalu foto itu berganti oleh foto seseorang pria yang tengah minum minumannya. Apa ini pacarnya?

Arvin memposisikan kamera itu di depan wajahnya lalu memotret Ghina dengan asal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arvin memposisikan kamera itu di depan wajahnya lalu memotret Ghina dengan asal. Ghina yang tiba-tiba di potret terkejut dengan tindakannya.

"Kok motret gue sih kakㅡsini balikin kamera gue." Ghina merebut kembali kameranya. Bibirnya menggerutu tidak suka atas tindakan Arvin tadi. Siapa yang suka jika di potret tiba-tiba seperti tadi. Terlebih lagi sekarang pria yang memotretnya itu terkekeh. Entah apa yang menurutnya lucu.

Undefined FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang