Part 43. Mulai Menerima

25.1K 2.5K 206
                                    

Kangen nggak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen nggak?

Instagram : unianhar

Suasana taman sudah mulai sepi. Orang-orang mulai pulang ke rumah masing-masing setelah senja menyapa mereka. Tak banyak yang tinggal menikmati senja sore ini yang cukup memukau. Padahal sayang sekali untuk dilewatkan, mungkin karena senja seperti mereka. Datang hanya sekedar menyapa setelah itu pergi meninggalkan malam. Ibaratnya senja hanya ingin memberitahu bahwa malam telah tiba.

"Semuanya 25.000 ribu, dek."

Gadis bermata bulat dan berhidung mancung itu mendongak pada pria paruh baya disampingnya. Pria itu mengulurkan selembar uang seratus ribu pada kasir.

"Satu cukup?" Tanyanya diangguki gadis itu.

"Akhir-akhir ini tenggorokan Zoy gatel,"

"Benarkah? Kamu mau batuk?" Zoya menggeleng berbalik menjilati ice cream strawberrynya. "Mau ke rumah sakit?" Ajaknya menyamai langkah kecil Zoya.

Zoya menggeleng, "Kalau udah ngumpatin kak Jason pasti sembuh kok" pungkasnya berhenti merasa orang disampingnya berhenti melangkah karena tidak mengerti maksudnya. Apa hubungannya tenggorokan gatel sama mengumpat?

"Zoya udah lama nggak ngumptin orang makanya gatel." Ucapnya mengusap tenggorakannya. Aldrik menganga cengo menatap Zoya hilang dibalik pintu toko.

"Jason siapa?" Aldrik merapatkan jaketnya menyamai langkah Zoya. Sesekali melirik anaknya itu merasa ngilu, cuaca dingin seperti sekarang apa enaknya makan ice cream?

"Dia teman Zoya yang paling bodoh" sahutnya tanpa melihat Aldrik disampingnya.

"Apa sebodoh itu?"

"Iya, dia jarang mau jadi patner Zoy, terus dia selalu ngadu sama kak Or...." Reflek kedua kaki Zoya berhenti menutup mulut rapat-rapat. Orion, Zoya mendesah pelan menapik rasa rindunya pada Orion.

"Or?"

Zoya mengigit ice creamnya sampai habis lalu mengulurkan stiknya, Aldrik menerimanya, "Tempat sampah jauh, Zoy nggak bis...." Zoya menyengir melihat Aldrik langsung membuang stik ice creamnya tanpa beranjak dari posisinya. Ya tempat sampah itu berada disamping Aldrik, sebenarnya Zoya tinggal melangkah 2 atau 3 langkah untuk menggapainya.

"Orang tinggi sama minimalis mah beda." Cueknya menunggu lampu merah untuk menyebrangi zebra cross. Aldrik masih setia berdiri didekat anaknya itu. Ya dia memang anaknya dan sepantasnya ia berdiri disampingnya. 

"Oh, kak Zoya!"

Zoya menggaruk telinganya merasa terpanggil, ia menoleh kesana kemari tak melihat siapapun, "aku dibelakang kakak!" Zoya langsung berbalik kaget reflek mundur selangkah.

"Astaga!" Kagetnya memegang dadanya, "Kenapa lo ngagetin gue, sunggokong?!" Gregetnya ingin menaboknya tapi anak kecil itu menghindarinya.

"Jono nggak sejelek itu tau!"

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang