Part 40. Kadal

25.3K 2.7K 325
                                    

Zoya datang, kangen ya? Udah berapa hari ya gak ketemu 🥴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zoya datang, kangen ya? Udah berapa hari ya gak ketemu 🥴

Instagram : unianhar

Derap langkah menggema, sepasang kaki menaiki tangga menuju kelas dimana teman-temannya berada. Semua siswa dalam kelas tidak sadar akan kehadiran cowok berparas bule itu memasuki kelas dengan buru-buru.

"Zil!" Panggilnya menghampiri Ozil yang kini menoleh padanya, "Gawat Zil, gawat." Paniknya membuat Ozil kebingungan menunggunya bicara.

"Eh lo abis ngapain ngos-ngosan?" Selidik Kafka menepuk punggung Steve dari belakang lalu duduk disamping Ozil,

"Gue abis lari"

"Porseninya masih lama nggak usah latihan dulu" Steve berdecak tak ingin memperdulikan Kafka.

"Bukan itu njir!" Steve menyilangkan kedua tangan kedepan, "Zil adek lo bikin ulah lagi" Steve menunjuk kearah pintu. Ozil langsung berdiri dari kursinya berlari keluar kelas,

"Adiknya Ozil yang mana? Kan dua tuh, Agatha apa cewek lamp...."

"Menurut lo Agatha yang berulah?" Balas Steve berbalik mengikuti Ozil. Kafka menggeleng berdecak mengikuti keduanya.

"Udah pasti bukan Agatha." Katanya pada diri sendiri.

Suara siswa-siswi terdengar riuh dari jarak 50 meter, Ozil mempercepat larinya membelai kerumunan mencari sosok adik yang selalu membuatnya mengelus dada. Steve dan Kafka selalu setia menemaninya.

Ketiga cowok itu berhasil melewati kerumunan mencari sosok yang mereka cari, Ozil memperhatikan sekitarnya tak melihat sosok sang adiknya, yang ada hanya Jason, Silvi dan Arsyad yang membelakangi mereka.

"Adik gue mana?" Ozil menoleh pada Steve yang menunjuk kearah depan, lebih tepatnya keatas pohon didepan mereka. Ozil terbelalak dengan mulut terbuka,

"Zoya jangan takut! Turun aja pelan-pelan!" Teriak Silvi nyaring

"Ayo Zoy, lo pasti bisa!" Arsyad mendongak keatas memberi Zoya semangat,

"Gue nggak bisa!" Balas Zoya duduk disalah satu ranting pohon diatas sana, kedua kakinya terjulur kebawah dengan tangan memeluk batang pohon yang ia naiki. Rasanya ia benar-benar takut melihat kebawah apalagi orang-orang terlihat kecil dibawah sana.

Ozil menutup mulut saat Kafka menepuk dagunya. Kafka mengerti keadaan Ozil, memiliki adik jelmaan jin tomang seperti Zoya adalah ujian terberat dalam hidup.

"Ke...kenapa adik gue diatas sana?" Ozil maju kedepan, sedikit didepan Arsyad, Silvi dan Jason yang membujuk Zoya turun.

"Kakak!" Pekik Zoya melihat Ozil tepat dibawahnya,

"Ngapain kamu disitu? Ayo turun!"

"Tadi aku liat kadal disini tapi sekarang nggak ada," jawabnya masih memperhatikan sekelilingnya, "padahal lucu banget deh jadi pengen pelihara" sedihnya melihat wajah Ozil yang diam membisu.

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang