Bab 15

12.8K 546 35
                                    

Hari ini adalah hari yang paling istimewa dalam hidupku, seakan ini semua adalah mimpi. Gaun pernikahanku begitu indah, aku bagaikan putri dongeng. Papa dan Mama masuk ke kamarku sambil menuntun Angel, Angel berlari memelukku," betapa cantiknya putri Papa," kata Papa mengagumiku dan aku tersenyum malu menanggapinya. "Ayo... calon suamimu sudah menunggu," akupun menggandeng tangan Papa.

Di taman, Kevin telah menungguku untuk mengucapkan janji kita sebagai suami istri. Betapa tampan dan gagahnya Kevin dengan jas hitam serta dasi kupu-kupunya, penampilan Kevin sungguh sempurna. Kakiku tiba-tiba begitu lemas, tubuhku panas dingin karena gugup, sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Kevin, hal yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Senyum manis Kevin membuat tubuhku semakin bergetar. Papaku menyerahkan aku pada Kevin dan Kevin menerima tanganku dengan senyum kemenangan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saat Nadine memasuki taman, tubuhku menegang, Nadine bak seorang bidadari yang turun dari langit. Parasnya sangat cantik, tubuhnya indah dan sempurna, aku tak percaya sebentar lagi dia akan menjadi istriku. Orang yang sudah lama aku cintai dan terasa sulit memenangkan hatinya, sekarang berdiri di depanku untuk mengucapkan janji pernikahan. Hari ini bagaikan mimpi bagiku.

Tak lama kemudian, kita telah sah dinyatakan sebagai suami istri, hatiku membuncah penuh dengan kebahagiaan. Di depan para tamu undangan, aku mencium istriku dengan sangat nakal sampai Nadine harus mencubitku untuk menghentikan ciumanku. Setelah pesta digelar aku telah menyiapkan jet pribadi untuk bulan madu kita ke Bali karena Nadine sangat suka Bali.

Malam harinya kita telah sampai di hotel mewah di Bali yang telah aku sewa untuk mengahabiskan malam pengantin kita. Tepat setelah pintu kamar hotel ditutup, aku memeluk tubuh Nadine dan menciumnya dengan liar, Nadine menggeliat di pelukanku, dia tersenyum dan berusaha menghindariku. "Kevin kita mandi dulu, badanku sangat lengket," kata Nadine. Akupun menyetujui saran Nadine dengan alasan yang lain. Nadine terlebih dahulu masuk ke kamar mandi, dia menyiapkan air untuk berendam, tepat sebelum baju terakhir dia lepaskan, aku muncul dari balik pintu. Nadine hanya tersenyum melihatku, kemudian perlahan mendekat dan menarikku bergabung dengannya. Dia melepaskan kemeja dan kaos dalamku sampai aku bertelanjang dada. Kulihat matanya menatap dadaku dengan kagum, tangan dinginnya gemetar menyentuh dadaku. Ku genggam tangan Nadine dan menciumnya lembut.

Aku menggendong Nadine dan memasukkannya ke air yang tadi sudah disiapkannya, aku melepaskan semua pakaianku dan mengikutinya masuk ke bathtub. Nadine duduk di panguanku, sehingga aku bisa dengan leluasa menjelajahi tubuh Nadine. "Apakah kamu capek?" tanyaku pada Nadine. Nadine hanya menggeleng menjawab pertanyaan ku sehingga aku melanjutkan penjelajahanku. Nadine mengerang merespon sentuhanku, tiba-tiba Nadine memutar tubuhnya dan duduk di perutku. Dia menundukkan kepalanya dan menciumku, kalau sudah begini aku pasti hilang kendali. Kitapun menghabiskan waktu lama untuk saling mencium dan menyentuh, mungkin cara inilah yang kita gunakan untuk menyatakan rasa cinta kita.

Setelah puas saling menyentuh, aku mengajak Nadine untuk membilas tubuh kita, tiba-tiba suatu ide muncul di otakku. "Sayang, aku mau melakukan sesuatu yang sedikit berbeda, kalau kamu kurang nyaman, katakan padaku sehingga aku akan berhenti melakukannya," bisikku di telinga Nadine. Aku mencium bibir Nadine dan melumatnya dengan lembut. Tubuhku yang sudah dari tadi bergairah seakan tak mampu lagi menahannya. Kemudian aku membalikkan tubuh Nadine sehingga membelakangiku. Ku peluk Nadine dari belakang dan berbisik di telinganya, "bolehkah aku memasukimu dari belakang?" Nadinepun mengangguk malu, menandakan dia setuju.

Kusentuh perutnya dan ku tarik tubuhnya ke atas, kumasukkan kejantananku ke dalam Nadine. Ku dengar Nadine mengerang dan menyenderkan kepalanya ke belakang, rambutnya menyapu bahuku. Tangannya dia tekan ke dinding kamar mandi untuk menopang tubuhnya. Aku mulai bergerak di dalam Nadine, kejantananku ku dorong ke dalam kemudian ku tarik kembali. Kulakukan gerakan itu berulang-ulang, makin lama makin cepat dan ganas. Tubuh Nadine terhentak ke depan dan ke belakang setiap kugerakkan kejantananku.

Belahan Jiwa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang