Jaemin masuk ke kamar hyewon membawa nampan dengan mangkok terisi penuh dengan bubur buatannya dan juga air minum tambahan. minatersenyum kepada jaemin dan mulai menyuapkan bubur itu kepada hyewon.
setelah beberapa suap hyewon menyudahi makan paginya itu karena mulutnya semakin terasa pahit. bersamaan dengan itu minhee telah kembali dengan beberapa jenis obat untuk hyewon. mina, jaemin dan minhee menatap hyewon yang akan meminum obatnya, namun merasa canggung ditatap oleh ketiga saudaranya itu hyewon tersenyum dan berkata:
"gausah diliatin terus, ini beneran diminum kok"
ketiganya lega karena hyewon akhirnya menunjukkan sisi jahilnya meskipun lemah. setelah meminum obat, hyewon berencana untuk tidur dan menyuruh saudaranya untuk meninggalkannya sendiri di kamar dengan janji jika membutuhkan apa-apa harus langsung memanggil sodaranya itu.
Keluar dari kamar hyewon mereka bertiga berkumpul di ruang keluarga.
"makasih ya kalian, kalau ga ada kalian kakak gatau tadi harus gimana. rasanya kalian jauh lebih dewasa dibanding kakak, kakak berasa ga ada gu..." mina membuka pembicaraan.
"apaan sih kak, kita kan sodara jelas harus saling bantu, kakak sendiri yang bilang gitu. gausah terlalu sering bilang makasih atau maaf, kesel dengernya" setelah jaemin menyelesaikan kalimatnya ia pergi menuju kamarnya.
mina hanya tertunduk lesu. minhee yang melihat hal tersebut langsung duduk di sebelah mina dan mengucapkan sebaik-baiknya kalimat untuk menenangkan kakak sulungnya itu.
"udah kak gapapa, bener kata bang jaemin, saling bantu di keluarga itu kan wajar, udah ya kak jangan nangis terus, minhee jadi ingin ikut nangis huaa" kata minhee cemberut.
waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan hyewon terbangun dari tidurnya. ia merasa haus dan berusaha menggapai gelas yang ada di meja di samping tempat tidurnya. sebelum gelas itu terjatuh minhee sudah mengambil gelas itu terlebih dahulu dan menuangkan air kedalamnya lalu memberikan kepada hyewon. hyewon meminum air tersebut sampai habis kemudian ragu-ragu menatap minhee.
"kenapa kak? Mau apa?" sadar minhee.
"kok tau, gue mau minta sesuatu"
"ketauan kali, buruan sebut-sebut"
"gue mau nonton tv ya kebawah"
"lah kirain minta makanan"
"nasi goreng bang mamat....."
"Oke. Bang jae nanti beliin" jaemin tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"yaudah ayok jadi ga ke bawah nih?" ajak minhee sambil memegang kakaknya itu.
hyewon pun bergerak perlahan sambil dituntun oleh minhee yang nampak kebingungan bagaimana membawa infusan hyewon.
minhee, mina, dan hyewon menonton tv tenang tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, hanya suara dari tv yang terdengar. sesekali ada yang tertawa kecil seperti ditahan karena acara yang mereka tonton adalah sebuah variety show yang tidak pernah gagal mengundang tawa para penontonnya. kemudian bel rumah berbunyi.
"siapa ya? pak cho kali ya?" tebak mina.
mina berjalan ke depan untuk membukakan pintu rumah. setelah pintu rumah terbuka, tamu yang tidak minhee kenal itu langsung memeluk mina dengan begitu erat.
"maafin mina gue ga langsung kesini, begitu selesai pertandingan gue baca berita itu gue langsung mau pulang saat itu juga tapi gue kehabisan tiket. gue turut berduka cita, lo jangan nanggung beban ini sendirian ya lo punya gue" kata tamu itu.
minhee shock melihatpemandangan di depan matanya yang secara tiba-tiba itu, ia bingung harusberbuat apa. memisahkan pelukan kedua orang dihadapannya itu atau membiarkannyadan pura-pura tidak melihat. hyewon menepuk pundak minhee sambil berkata. "itupacar kakak, namanya Mark Lee".
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah, Aku Pulang!
FanfictionKemana lagi kamu akan pulang, jika bukan ke tempat dimana kamu dapat melihat orang-orang yang kamu sayangi? Rumah. Yaitu, tempat Mina menenangkan diri dari ke-toxic-an dunia, tempat Hyewon bereksperimen makanan apalagi yang akan ia buat, tempat Jaem...