Sehari, seminggu, sebulan, setahun
Bahkan se-abad
Ia tak perduli
Ia tak akan menanti
Ia tak akan mengiba
Ia tak bisa digoda
Begitulah sang waktu
Yang menebas tanpa ragu
Rasanya baru kemarin
Ya.. baru kemarin
Aku berlarian di bawah guyuran hujan hingga lupa makan
Aku bermain di pematang sawah hingga tak ingat Ibu-Ayah
Aku berenang di sungai dan kali hingga lupa diri
Bermain sepak bola, petak umpet, katapel, sodor, dolip, karet, kelereng, tembak dan meriam bambu, perang-perangan dan masih banyak yg lainnya
Jika ku ceritakan semua,
Aku pikir kau akan bosan membacanya
Semua terjadi di desa
Dan sekarang, berlalu begitu saja
Bagai debu dihempas angin tanpa sisa
5 juni, 2018
Desa Tongoh barat, torjun, Sampang
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Eksistensi
PoetryMemuat tentang kumpulan puisi Reflektif-Filosofis yang muncul dari Perenungan penulis tentang eksistensi alam, jiwa manusia dan antropologi. "Melodi Eksistensi" memungkinkan kita untuk lebih mendalami pertanyaan-pertanyaan filosofis yang mendasar te...