tujuh belas

1.4K 167 10
                                    

Perasaan kalut milik Jeongin tak terkendali semenjak Felix mengirim pesan bahwa dia melihat Hyunjin bersama sekretaris nya ke dalam hotel.

Mama mertua menginap di rumah miliknya dan Hyunjin, sedangkan kedua anak nya ikut menginap dirumah nenek dan kakek.

Pukul dua dini hari Jeongin masih terjaga, ia duduk di sofa untuk menunggu Hyunjin pulang.

"Shan, kenapa enggak tidur?"

Ucapan mama Hyunjin membuat Jeongin menoleh ke belakang, di sana ada mertua nya yang berdiri dengan segelas air putih di tangan nya.

"Rakshan lagi nunggu mas Vano pulang, ma."

"Mama temenin ya?"

Kedua mata Jeongin mengerjap bingung, ia takut menyita waktu tidur mertua nya.

"Mama kalo kebangun ya susah tidur lagi, jadi jangan takut sama mama ya." lanjut sang mama

"Iya ma.."

Baru saja mama Hyunjin duduk di sebelah Jeongin, pintu utama kini terbuka mengalihkan atensi Jeongin maupun mama nya.

Di sana berdiri Hyunjin dengan pakaian acak-acakan. Kemeja yang keluar dari celana, rambut yang berantakan serta mata sayu milik Hyunjin tertera pada wajah nya.

"Mas Vano,"

Jeongin mendekati suami nya dan mengambil alih tas kerja serta jas kerja milik Hyunjin.

Aneh, ini bukan bau parfum milik Hyunjin.

Melainkan bau alkohol yang menyeruak, Jeongin meremat jas suami nya.

Ia takut apa yang ada di bayangan nya akan terjadi, bagaimanapun dia sedang hamil dan tak jarang orang hamil berfikir negatif.

"Mama ke kamar dulu ya.."

Jeongin mengangguk, dan mama Hyunjin langsung melangkah ke arah kamar khusus untuk dirinya serta suami nya.

"Kamu habis darimana, mas?" tanya Jeongin dengan suara yang bergetar

Hyunjin yang sibuk melepas dasi langsung berhenti dan berbalik badan menghadap Jeongin.

"Kerja lah, apalagi?" ketus Hyunjin

"Kenapa bau alkohol begini?"

"Mau curiga lagi? Suami baru pulang langsung di curigain?!"

Suara meninggi Hyunjin membuat nyali Jeongin menciut sebenar nya, tetapi rasa ingin tahu nya terus membuncah di hati nya saat ini.

"Aku tanya mas bukan curiga, kamu habis darimana?"

Hyunjin melempar dasi nya ke sembarang arah, ia mencengkram kuat pergelangan tangan Jeongin dan membawa nya ke kamar.

"S—sakit mas!" erangan Jeongin yang sedikit keras membuat Hyunjin naik pitam

"Bener-bener enggak menghargai, suka mancing keributan mulu ya?!"

"Mas, bukan masalah aku curiga atau enggak. Kamu yang keterlaluan mas, kamu masuk ke dalam hotel bareng—"

Plak!!

"Akh!"

Panas menjalar di pipi Jeongin, benar-benar sakit rasa nya.

Rintihan Jeongin membuat mama masuk ke dalam kamar anaknya.

"Vano, sadar nak!!" pekik sang mama

"Suami capek malah di curigain!" ucap Hyunjin dengan nada yang meninggi

"Bukan curiga mas, aku lihat sendiri—"

Plak!!

"A—akh!!"

Lagi-lagi Hyunjin menampar istri nya, dan kali ini sampai membuat Jeongin jatuh di atas ranjang nya.

"VANO!"

Teriakan mama Hyunjin yang disusul dengan tamparan keras di atas pipi anak nya.

"SADAR, RAKSHAN ISTRI MU DAN BERHAK UNTUK BERTANYA TENTANG ITU!"

"INGAT VANO, DI DALAM PERUTNYA ADA ANAK KAMU!!"

habis sudah kesabaran mama Hyunjin, ia tak menyangka bahwa anak nya se-kasar ini pada istri nya.

"T—tolong.."

Jeongin beringsut takut di ranjang, ia memeluk lutut nya dan bergumam cepat.

Rasanya dia sedang berada di masa lalu yang penuh dengan siksaan sang ayah tiri nya.

"Kamu udah buat Rakshan ingat sama trauma nya, thremor nya bahkan sangat cepat." sang mama menunjuk wajah anak nya dengan kilatan penuh marah di mata nya

"Malam ini Rakshan tidur sama mama, rasanya mama enggak percaya kalau kamu bakal ngejagain dia hari ini."

Mama Hyunjin menuntun Jeongin ke dalam kamar nya, meninggalkan Hyunjin yang terdiam dan menyadari kesalahan nya.

_______

After Marriage [ft. Hyunin/Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang