JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA BANGET BUAT SAYA❤ SELAMAT MEMBACA❤
1. DEBARAN
"Lihat tugas Fisika dong."
Jemari gadis itu perlahan bergerak meraih buku bersampul cokelat dari dalam tas sekolah, sebelum menyerahkannya pada Laras—teman sebangkunya.
"Thank you, La."
Hening. Tidak ada jawaban dari gadis di sebelahnya.
"...Auristella."
Gadis itu tersentak kaget.
"Lo kenapa?" Laras menatap gadis itu dengan kening mengernyit.
Yang ditanya hanya menggeleng pelan.
"Still remember it often, huh?"
"Sometimes." jawabnya pelan.
"Lupain dia."
"Ngelupain seseorang itu nggak semudah membalikkan telapak tangan, Laras."
"Tapi lo bisa coba pelan-pelan—"
"Selamat pagi anak-anak."
Pak Handoko selaku guru Fisika datang memasuki kelas, yang artinya kegiatan belajar mengajar akan segera di mulai.
Guru killer itu berhasil menyelamatkannya dari ucapan-ucapan pedas tak berfaedah Laras yang mungkin akan segera meluncur dari bibirnya.
***
"Kalian mau pesan apa? Biar aku yang pesanin."
Gadis berambut kuncir kuda yang duduk di depan Ella dan Laras tersenyum kecil.
"Gue mau nasi goreng."
"Kamu, La? Mau pesan apa?"
Ella menggeleng. "Gue nggak lapar. Kalian aja yang makan."
"Iya deh."
Nadya langsung bangkit dan berjalan menuju stand makanan.
Melihat sifat Ella sekarang, Laras hanya diam saja. Ia sangat paham dengan Ella yang seperti ini. Tidak ada gunanya juga menasihati gadis itu.
"Makanan datang."
Tak membutuhkan waktu lama, Nadya sudah kembali dengan menenteng 2 piring nasi goreng dan 3 gelas jus jeruk.
"Ini pesanan Laras." ucap Nadya sembari menggeser sepiring nasi goreng dan memberikan se-cup jus jeruk pada Ella.
"Terima kasih, Nadya."
***
Gadis itu mengembalikan semua buku paket yang sempat dipinjamnya ke rak perpustakaan. Ia merapikan buku-buku itu ke tempatnya masing-masing, mendongak memastikan jika pekerjaannya sudah selesai. Netranya melihat jam dinding, sudah pukul empat sore. Sekolah sudah bubar sejak satu jam yang lalu.
Ella berjalan meninggalkan perpustakaan. Koridor sekolah sudah sepi, langit mendung dengan gemuruh angin mengundang ngeri. Ella tetap berjalan dengan santai sambil mendengarkan lagu favoritnya melalui headset yang sedang dipakainya.
Namun tanpa ia duga, seorang laki-laki bertubuh jakung menabraknya hingga membuat tubuhnya jatuh terduduk di lantai dengan bunyi yang memuakkan.
"Maaf, gue nggak ngeliat lo." ujar laki-laki itu merasa bersalah.
Laki-laki itu mengulurkan tangannya, namun Ella sama sekali tak meraihnya. Gadis itu berdiri seraya membersihkan roknya yang kotor akibat jatuh karena tertabrak, ia melihat ke arah orang yang menabraknya. Laki-laki itu menarik kembali tangannya.
"Gue boleh nanya nggak?"
Ella mengangkat kedua alisnya. "Apa?"
Laki-laki itu gelagapan saat mendengar nada dingin dari gadis di depannya.
"L-lo tau ruangan kepala sekolah ada di mana? Gue udah capek muter-muter, tapi nggak ketemu dari tadi."
Segera Ella menggerakkan kepalanya ke kanan, seperti sedang menunjukkan sesuatu.
"Itu."
Laki-laki itu mengikuti kemana arah kepala Ella bergerak dan dia melihat di sana ada ruangan dan di atas pintu itu terdapat tulisan 'RUANG KEPALA SEKOLAH'
Ia kembali menatap Ella dan mengangguk.
"Makasih, ya."
Ella menganggukkan kepalanya dan kemudian pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian di koridor.
Setelah gadis itu pergi, ia memegang dadanya yang berdegup dua kali lebih kencang dari sebelumnya.
Bunda, akhirnya Kenzo jatuh cinta.
***
"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunrise [Hiatus]
Teen Fiction"Kenapa?" "Kenapa apa?" tanya Kenzo balik pada gadis di hadapannya. "Kenapa suka gue?" Kenzo memasang senyum di wajah tampannya, "Gue rasa cinta nggak perlu alasan, that's stupid." °°° Seorang gadis berparas cantik yang memiliki sorot mata datar, d...