11. JANJI MATAHARI

116 61 0
                                    

[JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA, KARENA ITU BERHARGA BANGET BUAT SAYA❤ SELAMAT MEMBACA❤]

11. JANJI MATAHARI

"Nih, udah gue jilid."

Darel menyerahkan beberapa lembar kertas yang sudah dijilid jadi satu kepada Ella. Itu adalah hasil tugas yang mereka kerjakan tadi malam.

Ella mendongak menatap Darel lalu menatap benda yang di tangannya. Ella mengambilnya dan menyimpannya dilaci meja miliknya.

"Makasih." ujar Ella dan dibalas anggukan kepala oleh Darel.

Kemudian Darel berbalik kembali ke tempat duduknya.

Pagi ini, Ella datang sangat pagi. Bahkan tadi hanya dirinya yang ada didalam kelas ini, dan yang di lakukannya hanya duduk berdiam diri di kursinya.

Mata Ella terus saja mengarah ke pintu kelas. Memperhatikan siapa saja yang datang. Sampai ketika Kenzo yang masuk, matanya dan mata Kenzo langsung bertubrukan, membuat kontak mata diantara keduanya.

Kenzo selalu menatap Ella, begitu juga sebaliknya. Mereka seperti tak ingin memutuskan kontak mata itu. Kenzo tidak melanjutkan langkahnya untuk menuju ke kursinya, ia malah berhenti dan menatap Ella.

So damn beautiful. Kata itu yang pertama kali muncul dalam pikiran Kenzo untuk menggambarkan mata biru milik gadis itu.

Ella tersadar akan suatu hal dan dia langsung memutuskan kontak mata itu, mengalihkan pandangannya menjadi ke arah papan tulis. Sedangkan Kenzo, matanya sama sekali tidak beralih dari Ella.

"Woi, bengong aja lo."

Dipta dan Laras datang dari arah belakang Kenzo dan mengejutkannya, membuatnya langsung beralih menatap kedua temannya ini.

"Ngagetin aja lo, Dip." ucap Kenzo kesal sambil menyenggol lengan Dipta.

"Ngapain lo berdiri disini?" tanya Laras.

"Nggak ngapa-ngapain." jawab Kenzo sambil berjalan ke arah kursinya.

Dipta melihat ke arah Ella, kemudian ia melihat ke arah Kenzo bergantian. Satu hal terlintas di pikirannya.

"Lo lagi ngeliatin Ella ya." tebak Dipta spontan.

Mendengar ucapan dari Dipta, Kenzo langsung beralih menatap Ella yang sedang melihat papan tulis didepan.

"Nah, gue bener 'kan." ujar Dipta.

"Apa yang bener?" tanya Laras yang tak paham.

"Otak lo noh udah bener." jawab Dipta, kemudian dia berjalan ke tempat duduknya.

Laras berdecak kesal.

"Udah kali natapnya. Dia aja nggak natap lo." lanjut Dipta sambil menaruh tasnya dikursi.

"Sirik aja lo, Dip." sahut Kenzo sambil mengalihkan pandangannya ke Dipta dan berjalan ke tempat duduknya.

"Lo berdua lagi pada ngomongin apa, sih?" tanya Laras yang dari tadi tidak mengerti dengan pembicaraan Kenzo dan Dipta.

"Anak kecil nggak usah tau." ujar Kenzo sembari menatap Laras yang masih berdiri dipintu kelas.

"Si kampret ini ngomong seenak jidat aja." balas Laras sambil berkacak pinggang.

***

My Sunrise [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang