Happy reading
Rayyan dan Azizah masih menunggu dokter yang sedang memeriksa Rara.Rayyan belum memberi kabar kepada ayah dan bunda,dengan alasan akan membuat mereka khawatir.Tak lama dokter keluar.
"Dok, bagaimana keadaan Rara?"tanya Rayyan dengan keadaan panik.
"Anda siapanya pasien ya?"dokter Herman malah balik bertanya kepada Rayyan.
"Saya suaminya dok."
"Baik kalau begitu bisa ikut saya keruangan saya sebentar."
"Iya dok bisa."
Azizah hanya diam namun hatinya penuh dengan kekhawatiran.
"Dok saya boleh lihat rara dok?"tanya Azizah.
"Silahkan,tapi jangan membuat pasien banyak gerak,karena pasien butuh istirahat."
"Baik dok."
Azizah masuk kedalam ruangan UGD, sementara Rayyan mengikuti dokter menuju ruangannya.
"Jdi bagaimana keadaan Rara dok?"
"Menurut hasil pemeriksaan yang kami lakukan, sepertinya Rara divonis leukemia.
Leukemia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam sumsum tulang. Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif."dokter Herman memberikan kertas hasil pemeriksaan.
Sementara di ruang UGD,Rara terlihat lesu."Ra,kamu kok bisa sih sampai pingsan gitu,kamu gak sarapan,apa kamu kecapekan,atau kamu...."
"Kamu cerewet banget sih zi,biasa aja kali."
Tak lama Rayyan masuk dengan mata sembab dan merah.
"Ray,kamu nangis,kamu kenapa?"Rara heran melihat kondisi Rayyan.
Rayyan hanya diam dengan memegang kertas hasil pemeriksaan dokter Herman tadi.
"Ray,kamu kenapa sih?"Rara penuh dengan tanda tanya.
"Zi bisa keluar sebentar aku mau ngomong sama Rara sebentar."Rayyan butuh waktu untuk menjelaskan kepada Rara,ia tak berani memberi tahu tapi jika ia sembunyikan pasti akan terungkap juga di kemudian hari.
"Oke,aku juga lapar,aku kentin dulu, assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."jawab Rara dan Rayyan.
"Ray,kamu kenapa?"
"Ra aku gak tau harus jelasinnya dari mana,aku bingung."
Rara yang melihat amplop ditangan Rayyan lansung merebutnya,lansung membuka dan membacanya.
Air matanya turun dengan sendirinya,ia tetap berusaha tersenyum, Rayyan yang melihat kondisi menyedihkan itu, lansung membawa istrinya ke dalam pelukannya.
"Kamu yang sabar ya ra,ini ujian dari Allah, Allah gak akan ngasih kita ujian kalau kita gak sanggup, aku tau kamu pasti bisa,kita lewati ini sama-sama,dan aku yakin kamu pasti sembuh,kita akan lakukan apa pun supaya kamu sembuh."Rayyan berusaha menyemangati Rara, walaupun sebenarnya ia juga hancur dengan kenyataan ini.
Rara hanya diam dengan tangisnya,ia semakin mempererat pelukannya.
"Udah waktunya shalat ashar,kita shalat berjamaah dulu ya."Rayyan mencium puncak kepala Rara.
Mereka pun melaksanakan shalat berjamaah yang mana Rara hanya bisa shalat duduk di atas ranjang tempat tidur.
Dan tak lama shalat pun selesai.Handphone Rara berbunyi, ternyata Azizah yang menelfon.
"Ra biar aku aja yang angkat."Rara hanya mengangguk
"Halo assalamualaikum."
"Waalaikumussalam Ray,maaf ya Ray tadi aku gak bilang mau pulang,soalnya mama udah nelfon aku tadi,tolong bilangin sama Rara kalau aku udah pulang duluan,dan kirim salam buat Rara, semoga cepat sembuh,udah itu aja assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."Rayyan menutup telfonnya.
Rayyan kembali memasuki ruangan Rara.Rara sudah di pindahkan keruang rawat inap.
"Ra aku bakal kasih tau bunda sama ayah soal ini,dan aku udah buat keputusan kamu bakal berhenti sekolah dan Aku juga bakal pindah ke SMA dekat rumah kita agar aku lebih mudah jagain kamu."penjelasan Rayyan dengan nada lembut sambil mengelus kepala Rara yang ditutupi dengan hijab berwarna hitam.
"Aku gak siap mau bilang sama ayah bunda Ray,dan aku juga gak mau berhenti sekolah,aku masih kuat kok Ray."Rara berusaha menahan air matanya.
"Tapi Rara bunda sama ayah harus tau,dan soal kamu berhenti sekolah ini demi kebaikan kamu,dan kamu bisa homeschooling kok,aku gak mau kamu kenapa napa Ra."
"Tapi aku selalu ngerepotin orang,dulu ngerepotin ayah sama bunda sekarang ngerepotin kamu, sampai sampai kamu pindah sekolah gara gara aku."Rara meneteskan air matanya.
"Ini bukan salah kamu Ra, semuanya udah jalan Allah,kamu Jangan merasa bersalah gitu,jangan nangis lagi ya,nanti jelak loh Raranya Rayyan."
••••
"Ray kamu lagi gak becandakan sama bunda,Rara beneran leukemia Ray,terus gimana keadaan Rara sekarang,apa bunda bisa ngomong sama Rara."
"Alhamdulillah Rara udah baik baik aja bunda,bunda jangan khawatir,Rayyan pasti jagain Rara."
"Bunda mau ngomong sama Rara bisa Ray?"
"Bisa bunda."
"Assalamualaikum bunda."salam Rara kepada bunda yang berusaha terlihat baik baik saja.
"Waalaikumussalam,anak bunda pasti kuat, Alhamdulillah bunda bakal balik ke Indonesia,tapi bunda sama ayah pindahnya ke Bandung,dan Abang kamu juga bakal pindah ke Bandung,bunda gak mau jauh dari kamu,tapi keadaan memaksa bunda Ra,bunda yakin Rayyan pasti bisa jagain kamu,tiap Minggu bunda bakal jenguk kamu terus,maaf ya ra hikss.....bunda gak ada di saat kamu lagi down gini hiks ....."
"Bunda jangan bilang gitu,Rara baik baik aja kok,kalau udah berobat juga bakal sembuh,bunda jangan khawatir Rayyan udah jadi suami yang baik buat Rara."
"Bunda bisa ngomong sama Rayyan Ra?"
Rara memberikan ponselnya pada Rayyan.
"Iya bunda."
"Ray bunda titip Rara ya,Minggu depan bunda bakal balik ke Indonesia,ayah udah bisa kerja di Indonesia lagi tapi gak bisa deket sama kalian,bunda sama yah pindah ke Bandung,dan Ghibran kayaknya juga bakal pindah kuliah,bunda gak mau Ghibran pergaulan bebas disini tanpa pengawasan ayah dan bunda,pesan bunda cuma satu tolong jagain Rara,cuma kamu harapan bunda satu satunya,buat bunda ini berat Ray hikss......bunda juga gak tega liat Rara melawan penyakit ini ray...hiksss,bunda minta tolong ray.."
"Tanpa bunda minta pun Rayyan bakal jagain Rara bunda,jadi bunda jangan khawatir."
Tbc...
Vote
Coment
And
Share

KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Terindah
Jugendliteratur"Ya Allah....jika aku jatuh cinta izinkan aku untuk menyentuh hati seseorang yang hatinya lebih mencintai-Mu" ~Maysa Humaira Sheza~ "Semua ku serahkan pada-Mu sang Maha Pencipta jika memang dia takdirku tunjuki kami jalan yang lurus menuju jannah-Mu...