Happy reading
Rara memeluk erat tubuh bundanya,baru sehari ia melepas rindu dengan sang bunda sekarang harus berpisah lagi dengan bunda.
"Kok berangkatnya harus hari ini sih bunda,gak bisa besok?"rengeknya pada bunda.
"Iya sayang,bunda juga gak mau pisah dari adek tapi ya mau gimana lagi,belum lagi bunda nanti ngurus kuliah Abang kamu."
"Ayah besok aja ya yah."Rara bergelantungan di bahu sang ayah.
"Kalau ayah maunya sih iya,tapi pekerjaan ayah sudah mendesak di sana."ayah mengelus rambut anak kesayangannya.
"Ya elah Ra,cuma Bandung Jakarta doang,deket kali,tiap Minggu juga bisa kesini."
"Abang ih ikut ikutan aja."Rara mengerucutkan bibirnya.
"Udah lah Bun, berangkat yuk,nanti telat lagi."tutur Ghibran yang membuat Rara makin kesal.
"Bunda berangkat ya sayang, hati hati dirumah,bunda sayang kamu."
"Adek jaga diri baik baik ya,nanti ayah bakal sering kesini."
"Ray,ayah sama bunda berangkat dulu ya."Rayyan menyalami punggung tangan ayah.
"Hati hati di jalan ya yah."
"Adek Abang berangkat dulu ya,dahhh...."Ghibran melayangkan kiss beynya.
"Udah pergi sana."timpal Rara sambil menyalami ayah dan bunda.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Perlahan mobil pun melaju meninggalkan rumah.
Setelah kepergian ayah dan bunda, Rayyan sudah mengambil tasnya dan siap berangkat ke sekolah.
"Aku berangkat dulu,nanti gurunya bakal datang,kamu hati hati dirumah."Rayyan mencium kening Rara.
"Iya,kamu juga hati hati."Rara mencium tangan suaminya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Setelah kepergian Rayyan,Rara beranjak ke dapur untuk membuat jus kesukaannya.Tak selang lama bel rumah pun berbunyi.
"Iya sebentar."
Rara membuka pintu rumahnya, ternyata seseorang dengan tas di tangannya,dan dengan hijab serta pakaian yang rapi.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
"Ini betul dengan rumah bapak Rayyan."
"Iya,mbak ini siapa ya?"tanya Rara keheranan.
"Saya diminta oleh bapak Rayyan untuk menjadi guru home schooling istrinya mbak."
"Oh jadi mbak gurunya, silahkan masuk mbak."
Mereka duduk di kursi ruang tamu yang kental dengan warna abu abu itu.
"Saya istrinya mbak nama saya Rara."
"Jadi ini istrinya toh,cantik ya,kenalin mbak nama saya Adelia,panggil Adel aja."
"Mbak Adel gak usah panggil mbak deh, panggil Rara aja gak apa apa kok."
"Iya mbak,maksud saya Rara."
"Bisa dimulai belajarnya mbak Adel?"tanya Rara.
"Iya kita bisa mulai sekarang."
•••••
Dilain tempat Rayyan sudah sampai di sekolahnya.
"Ray..."panggil seseorang dari belakang.
Rayyan menoleh dan ternyata Neta,dengan gaya khas tombolnya,rambut di ikat dan rok selutut.
"Sendiri aja?"tanya Neta.
"Iya sama siapa lagi."
"Kirain sama si culun."
"Gak boleh gitu,culun culun gitu dia baik loh."ceramah Rayyan.
"Iya iya,kekelas yuk."
Mereka berjalan menuju kelas dan ternyata sudah ada Arjuna di dalam.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
"Jun udah sampai?"
"Udah Ray."
Mereka memilih duduk di tempat masing dan tak lama pembelajaran pun dimulai.
Setelah sekian lama belajar akhirnya jam istirahat pun tiba.Rayyan,Arjuna dan Neta menuju kantin dan memesan makanan.
Sontak Neta terhenti menikmati makanannya.
"Ray Lo kok ada cincin kawin gitu,Lo udah nikah,udah tunangan,atau gimana?"tanyanya penasaran.
"Ini cuma cincin biasa."elaknya.
"Gak mungkin lah cincin biasa,gak banget lah cowok pakai cincin begituan,iya gak Jun?"
"Iya Ray,mana ada cowok mau pakai cincin kayak Lo gitu."
Rayyan sudah terpojok dan tak tau beralasan apa lagi dan akhirnya ia menceritakan semuanya.
"Whatt!!!!!!!!"Neta menyemburkan air yang berada di mulutnya sehingga mengenai wajah Arjuna.
"Woi Lo bisa biasa aja gak sih."protes Arjuna sambil mengelap wajah dengan tisu.
"Lo serius Ray,udah nikah."
"Iya."jawab Rayyan gamblang.
"Gila lo,jangan Lo hamilin ya?"
"Gak lah,dia orang baik baik,gak mungkin lah, awalnya kami dijodohin, seiring waktu saling jatuh cinta."
"Maman siapa? sekolah dimana?"tanya Neta antusias.
"Namanya Rara,dia udah gak sekolah karena dia sakit."
"Sakit apaan?"sumpah si Neta banyak tanya, sementara Arjuna menikmati makanannya.
"Leukemia."
"Kasihan istri Lo Ray,yang sabar ya Ray."Neta turut terkejut dengan semua yang di jelaskan oleh Rayyan.
•••••
"Ra untuk hari ini cukup sampai di sini dulu ya."
"Iya mbak."Rara merapikan bukunya.
"Mbak Adel kita ngemil dulu ya sambil bertukar cerita,Rara ambil cemilan sama minum dulu."belum sempat Adel menjawab Rara sudah melesat ke dapur.
"Mbak ini silahkan dicicipi."
"Iya makasih."
"Mbak Adel udah nikah?"tanya Rara.
"Belum,saya masih singel."
"Kenapa belum nikah di umur mbak Adel kayak gini udah banyak yang nikah Lo mbak."tutur Rara lagi.
"Belum ketemu jodohnya."
"Tapi gak ada niat mau nyari gitu mbak?"tanyanya lagi.
"Saya cuma sibuk sama pekerjaan saja,jadi tidak ada kepikiran kesana."
"Maaf ya mbak jadi bahas beginian."
"Iya gak apa apa."Adel hanya tersenyum kepada Rara.
"Mbak pulang dulu ya Ra."
"Ya udah deh mbak,besok masih kan mbak?"
"Iya masih."
"Rara antar kedepan deh."
"Mbak pamit dulu ya Ra, assalamualaikum."
"Iya mbak waalaikumussalam."
Rara menutup kembali pintu rumah,tiba tiba ia rasa pusing dan mendudukkan dirinya di sofa terlebih dahulu.
Tak lama Rayyan sudah pulang dan langsung masuk kedalam rumah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam "
"Ra kamu kenapa?"raut muka Rayyan berubah jadi panik.
"Gak apa apa kok."
"Ya udah kekamar istirahat."
"Iya."
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Terindah
Roman pour Adolescents"Ya Allah....jika aku jatuh cinta izinkan aku untuk menyentuh hati seseorang yang hatinya lebih mencintai-Mu" ~Maysa Humaira Sheza~ "Semua ku serahkan pada-Mu sang Maha Pencipta jika memang dia takdirku tunjuki kami jalan yang lurus menuju jannah-Mu...