Chanisa melirik jam di pergelangan tangannya. Harusnya dia hadir agak nantian aja sih. Mengingat jam pulang kerja gini lalu lintas pasti macet. Jasmine juga ga mungkin dateng cepet.
20 menit kemudian Jasmine dateng dengan tas Dior yang tersampir di pundak kanan dan blazer pink yang digantung di tangan kiri. Jangan lupain sepatu kets putih dan rok pinknya.
Sebenernya ini dandanan model apa?
"Udah lama ya? Udah pesen?"
Chanisa menggeleng dan menyuruh Jasmine duduk terlebih dahulu. Dia udah mesenin teh hijau buat temennya itu, biar lebih tenang. Jasmine langsung aja meneguk beberapa bagian.
"Mau makan apa? Biar gue pesenin." tanya Chanisa sambil memanggil pelayan.
"Samain aja deh."
"Tonkotsu ramen dengan toping lengkap. Dua."
Setelah pelayan itu pergi, Jasmine menelungkupkan kepalanya di atas meja.
"Kenapa sama Jeno?"
Jasmine masih bergeming.
"Jasmine gue ngajak ngomong orang ya, bukan batu."
Jasmine segera mengangkat kepalanya ogah-ogahan. Tiba-tiba sifat manjanya keluar.
"Chaann~ gue pengen resign~"
Chanisa mencubit lengan Jasmine.
"Aw! Sakit Chan!~"
Dia ga habis pikir sama sahabatnya. Hanya karena kini harus kerja di bawah Jeno, mantan pacarnya, dia malah mau mengorbankan karir yang udah ia perjuangkan 2 tahun ini.
"Inget lo kerja dari awal buat diri lo sendiri. Cuma karena sekarang bos lo Jeno, jangan seenaknya resign dong." Chanisa marah dan masih sempet-sempetnya niup poni.
"Gue ga bayangin Chan kerja sepanjang tahun ngintilin Jeno kemana-mana."
"Gaada yang nyuruh. Lo bukan sekretaris pribadinya, kok. Jadi jangan resign, oke?"
Jasmine masih mamang dan menggigit kukunya yang bercat coral pink.
Atensi mereka beralih ke arah pelayan yang kini menunduk-nunduk minta maaf ke seorang pelanggan laki-laki. Dan jika Chanisa tidak salah, itu sepertinya pesanan dia dan Jasmine. 2 mangkuk tersebut masih utuh di atas meja tapi sepertinya ia tidak sengaja sedikit menumpahkan kuah ke kaos pria tadi.
Chanisa berdiri saat pelanggan laki-laki tersebut mulai mendorong si pelayan dengan sedikit kasar. Ini bukan pemandangan baik untuk disaksikan. Apalagi pengunjung lain memilih diam dan menonton.
"Maaf mas, tapi tolong gausah dorong-dorong."
"Anda managernya?"
Pria berkacamata bulat dengan kaos oren di depannya menatap Chanisa dengan tidak bersahabat.
"Bukan. Saya pelanggan di sini."
"Yaudah, saya ga ada urusan sama anda, jadi tolong minggir."
"Saya gaakan dateng ke sini kalo masnya ga ngasarin mbak ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
3 srikandi
Fanfiction[end] kisah 3 wanita dan aksi mereka menentang ketimpangan gender. jaeyong gs nomin gs markhyuck gs