♡♡♡
"Kalo ada di dunia ini yang bisa gantiin mami?"
"Ga mungkin."
"Kenapa?"
"Mami bisa gantiin semuanya, tapi semuanya gabisa gantiin mami."
Talkshow di televisi tersebut sukses membuat banyak mata berkaca-kaca. Tak terkecuali seseorang di bangku paling depan penonton.
Tatyana dengan dress rancangannya sendiri hari ini diundang salah satu stasiun televisi.
Maminya duduk di bangku terdepan. Masih menatap anak semata wayangnya dengan senyuman.
Harusnya beberapa hari lalu dia ga maksa anaknya buat menanggalkan posisi tertinggi di hotelnya. Biar bagaimanapun itu jerih payah Tya.
"Tya! Mami ga suka kamu belanjain uang buat parfum-parfum begini!"
"Mi.. aku udah SMA. Temen aku semua wangi, masa iya aku bau keringet sendiri."
Maminya memijat pelipis. Ini sudah lebih dari 2 bulan anaknya kecanduan parfum. Dan puluhan botol dan dus berbagai merk sudah menggunung di meja rias Tya.
"Mulai saat ini kartu kamu mami blokir."
Dengan keputusan final, Mami Tya beranjak dari kamar anaknya.
Tya memperkenalkan beberapa busana rancangannya yang sebenernya juga udah dipajang di Grand TY Hotel and Boutique.
Jika ada yang tanya kenapa banyak kebaya yang terpajang di edisi bulan ini, bukannya busana natal, maka Tya dengan tegas menjawab,
"Ini koleksi hari Ibu."
Kebaya udah jadi ciri khas ibunya. Tya paham.
Semasa mudanya memang sang ibu lebih banyak menggunakan busana ini untuk menunjang karirnya sebagai pejabat daerah.
Saat itu gaji pejabat daerah tidak setinggi sekarang, jabatan maminya juga tergolong biasa saja.
Mengurusi pemberdayaan wanita padahal kenyataannya aspirasi wanita sering diabaikan.
"Mi, Tya minta maaf."
"Kenapa minta maaf?"
"Gara-gara aku sakit hari ini mami gajadi kerja."
Mami Tya yang bergerak memeras handuk kecil dalam baskom kini berhenti dan menatap Tya. Guratan keriput udah memenuhi dahinya.
Di usia 45 tahun, Tya mulai merasa pekerjaan maminya kian berat.
Apalagi duduk di jajaran pemerintahan dengan banyak aspirasi yang sulit tersampaikan.
Tya jadi semakin merasa bersalah karena 2 bulan ini menghamburkan uang maminya hanya demi kepercayaan diri yang ingin ia beli.
Ia sadar sering diejek banyak temannya karena masalah bau badan, jadi setidaknya ia ingin menutupi kekurangan itu dengan membeli banyak macam parfum dan menjajalnya satu persatu.
Tanpa ia tahu, itu semua menjebolkan tagihan kartu sang mami.
"Ga masalah mami ga kerja, asal kamu cepet sembuh, oke? Habis ini harus minum obat."
Tya menatap wanita di depannya dengan mata berkaca-kaca.
'Makasih ya, Mi. Tya sayang Mami.' ucap Tya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 srikandi
Fanfiction[end] kisah 3 wanita dan aksi mereka menentang ketimpangan gender. jaeyong gs nomin gs markhyuck gs