menjaga - [nm]

11.1K 1.7K 292
                                    

maap yaa
abis menyebabkan huru hara di book fwb, kuy merapat sini dulu
liat nomin versi adem hehehe





















Jeno mengeratkan genggamannya ke sebuah bolpoin. Beberapa kali menyeka keringat dan menetralkan detak jantung.

Dia kira dia beneran siap berhadapan dengan para komisaris, tapi nyatanya perasaan gugup tetep ada.

Pagi tadi dia akhirnya sarapan karena sekretarisnya beneran mesenin ke OB. Setidaknya lontong sayur membantu energi dia ketika presentasi nanti.

"Pagi, Pak."

Jasmine masuk setelah mengetuk 7 kali dan tidak ada sahutan dari atasannya.

"Ohh.. Pagi."

Jeno mengembangkan eye smile dan mencoba terlihat baik-baik aja.

"Mau kopi?"

Jasmine meletakkan satu cup kopi panas di meja Jeno. Ia sendiri menikmatinya sambil berdiri tidak jauh dari Jeno.

"Udah saya bilang kalo minum dan makan itu sambil duduk."

Jeno mengarahkan kedua lengannya untuk menekan bahu Jasmine. Wanita itu terduduk di meja kerja Jeno.

"Gak di meja juga dong, Pak."

Jasmine turun dan meletakkan cupnya di meja.

"Siniin deh tangan kamu." Jasmine menengadahkan telapak tangan kanannya di depan Jeno.

Awalnya Jeno cuma menatap bingung, tapi akhirnya dia meletakkan tangan kanannya di sana. Di atas telapak tangan Jasmine.

Perlahan Jasmine menggenggam tangan Jeno dan menatap pria yang lebih tinggi darinya itu.

"Gue percaya lo bisa. Gue tau lo lebih dari siap buat hari ini." ucap Jasmine sungguh-sungguh dan menyunggingkan senyum manisnya.

Entah kenapa, rasanya perasaan Jeno langsung hangat. Kegugupannya juga perlahan luntur. Dia merasa bahwa waktu 2 hari untuk persiapannya jadi berasa 7 hari. Dia beneran siap sekarang.

Jasmine main sulap ya?

Kok efeknya mengejutkan gini?

Jeno meletakkan tangan kirinya di bawah genggaman tangan Jasmine dan sedikit menepuk punggung tangan wanita itu.

"Thanks a lot, Jas."

Mereka sama-sama senyum sebelum melepaskan genggaman tangan itu.

"Bentar, lo tadi ngomong apa, Jas?"

"Hmm? Gue bilang kalo gue percaya.."

"Bukan, bukan itu. Sebelumnya."

"Siniin tangan lo?"

"Yahh diganti panggilannya."

Jeno ketawa begitu melihat ekspresi kebingungan Jasmine. Jasmine jelas bingung, dimana digantinya?

Sampai kemudian dia menyadari kalo dia tadi manggil Jeno dengan sebutan "kamu".

Jasmine mencoba menetralkan suasana dengan menyeruput kembali kopinya.

"Bahan presentasi sudah saya siapkan di harddrive. Rapat dimulai setengah jam lagi, Pak."

"Oke. Tolong hubungi sekretaris Ayah. Tu orang ngaret ntar."

Jasmine terkikik setelah Jeno menyampaikan keluh kesahnya.

Udah lama dia menghadapi bosnya yang satu itu. Pak Dimas. Memang pembawaannya santai. Kalo ada rapat, lebih suka ngaret. Tapi kehadirannya selalu mengguncangkan meja-meja peserta rapat di sana.

3 srikandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang