hanya menatapmu saja saja jantung ini rasanya sudah tidak nyaman.
Bagaimana rasanya jika aku berada di dekatmu?
_______________________________________________________________________________
" Ana, bangun ini udah jam setengah 7 pagi" teriak ira, ibu dari Ana
"Iya mah, baru juga jam setengah 7"
Ana kembali mengeratkan selimutnya pada tubuhnya, sesaat dia sadar sesuatu
"Seriusan jam setengah 7? Mampus hari ini upacara, pasti telat."
Ana segera mandi dan bersiap- siap berangkat sekolah. Setelah selesai, ana segera turun kebawah
" Mah, pah. Ana berangkat dulu ya" Ana terburu- buru memakai sepatu
"sarapan dulu ana" ucap ayah ana
" gausah pah, udah telat ini"
Ana mencium tangan kedua orang tuanya dan berjalan bukan tepatnya ana berlari keluar rumah dan menuju mobil yang ayah ana siapkan untuk keperluan ana.
"ayo pak berangkat, nanti keburu telat" ucap ana kepada pak yusuf, supir pribadi keluarganya.
" iya non"
Pak yusuf segera melajukan mobilnya menuju sekolah ana. Tetapi ana lagi- lagi kena sial karena di tengah jalan mobilnya terjebak macet.
Ana melirik arlojinya yang menunjukan pukul 07.02 yang menandakan ia telat 2 menit untuk masuk sekolah saat ini. Ana melihat jalan yang masih sangat padat.
"pak, Ana turun sini aja deh. Pak yusuf mendingan pulang ke rumah aja. Ana jalan kaki aja dari sini." Ana mengambil tasnya dan bersiap-siap turun dari mobil
"tapi non, nanti saya dimarahin tuan" ucap pak yusuf mencegah ana yang mau turun mobil
"gapapa pak, nanti ana yang bilang sama papah. Dah pak yusuf"
Ana turun dari mobil dan langsung berlari menuju ke sekolahnya. Setelah sampai di depan pintu gerbang, ana kecewa karena pintu gerbang telah ditutup rapat-rapat
"aelah, kenapa gue doang sih yang telat" ana menggerutu kesal karena ia hanya sendirian di depan pintu gerbang sekolahnya
"telat lagi?" Tanya seseorang di belakang ana.
Ana menengok kebelakang dan kaget setelah mengetahui siapa yang ada dibelakang nya.
"melia? Lo telat?" ucap ana kaget karena melia adalah sahabatnya yang sangat rajin bisa terlambat ke sekolah
" iya, emang lo doang yang bisa telat. Nih kenalin melia putri telat gara-gara curut di rumah berak kaya semedi" ucap melia kesal
"vino maksud lo?"
"iyalah, gila aja tuh anak di kamar mandi satu jam lebih. Kok lo bisa telat lagi sih na? kemarin kemarin juga telat kan?" Tanya melia
"biasa, pulau kapuk mengikat dengan jiwa raga" jawab ana
"gimana nih kita masuknya" bingung ana
Karena pos satpam saat ini tidak ada orang yang berjaga, ana bingung bagaimana caranya agar bisa masuk ke dalam.
"aelah, tunggu aja bentar lagi. Pasti si ketos muter kok"
"maksud lo?" Tanya ana bingung
"ya si rega lah, si ketos yang liat mukanya aja dah bikin gue muak"
Ana tercengang, jadi nanti ia akan dihadapkan dengan si Rega? Demi apapun ana tidak siap jika harus bertatap muka dengan si rega.
Ana merasa tidak nyaman karena hanya menatap wajah rega saja jantung ana sudah mau copot bagaimana kalo ana diajak bicara nanti. Copot beneran kali ya?
" gue heran sama lo, kok bisa sih lo suka sama rega yang mukanya aja kaya ubin, datar kaga ada rautnya sama sekali"
"ya namanya juga suka mel" ana menjawab seadanya saja
Karena ana pertama kali menyukai rega pada saat laki-laki itu maju di depan mimbar setelah berhasil menjadi ketua osis. Ana suka gaya bicara rega yang tegas dan langsung ke point dari pada berbasa basi yang menurut ana tidak penting.
"kenapa telat?" seseorang berucap seraya membuka pintu gerbang sekolah yeng terkunci
"kesiangan" jawab melia cuek
"alasan klasik. Lo kenapa telat?" kini giliran rega bertanya kepada ana.
Ana malah diam dan menatap rega sambil berdoa agar detak jantungnya tidak terdengar oleh mereka berdua.
"heh! Ditanyain tuh dijawab" ucap rega
"e-eh, sama kaya melia"
" masuk tunggu gue di lapangan upacara sekarang juga" ucap rega tegas
Ana dan melia masuk dengan perasaan yang berbeda. Melia dengan perasaan kesalnya dan ana berusaha menetralkan detak jantungnya.
Sesampainya dilapangan melia menarik ana untuk berteduh di bawah pohon yang berada di pinggir sekolahnya. Beberapa saat kemudian rega datang dengan tangan yang dimasukan ke saku celananya yang semakin menambah kadar ketampanannya.
"siapa yang nyuruh neduh, sini ke tengah" ucap rega
Ana dan melia segera ke tengah lapangan untuk mendengar omelan rega.
"bentar lagi ngebacot tuh anak" melia semakin kesal dengan rega
" huss, gaboleh gitu mel"
" kalian tahu kesalahan kalian kan, males gue mau ceramah. Langsung aja kalian lari keliling lapangan 5 kali putaran non stop" ucap rega to the point
"gila" ceplos ana reflek
"lo bilang apa? gila? Ok, khusus buat lo enam putaran. Sana muter, gue ngawasin kalian"
Lama – lama ana kesal sendiri dengan rega, apa dia tidak memiliki rasa kasihan kepada perempuan?. Entahlah daripada memikirkan itu mending ana segera menyelesaikan hukumannya.
Setelah mereka menyelesaikan hukumannya, mereka berjalan ke arah rega yang masih setia mengawasi mereka berdua.
"udah kan? gue balik ke kelas" ucap ana tanpa basa basi
"balik ke kelas, bukan berhenti kantin. inget!" ucap rega datar
"kita berdua juga haus kali" ucap melia kesal
"siapa suruh telat, sekolah udah buat peraturan itu ya dilaksanain. kalian berdua ngelanggar, jadi harus ada konsekuensinya.
"sana bubar lo pada, langsung ikut pelajaran"
rega meninggalkan mereka berdua saat itu juga.
"kalau bukan orang yang gue suka, udah gue tabok tuh orang" umpat ana pelan
"kenapa ga tadi aja naboknya?"
"jangan deh, sayang" ana menyengir
"halah, alesan doang"
mereka masuk menuju kelasnya dengan kondisi yang masih lelah setelah lari keliling lapangan.
ana masih heran dengan dirinya, mengapa dia bisa suka dengan rega hanya karena cara bicaranya, padahal rega adalah orang yang super nyebelin dibandingkan dengan cabe cabean diluaran sana. entahlah semakin dia memikirkannya, dia semakin bingung.
___
Hai guys, ini adalah cerita keduaku yang aku publikasikan. gimana? udah dapet bayangan mereka berdua kalau berantem? jangan lupa vote and comment ya. Thank you...
KAMU SEDANG MEMBACA
REGANA (END)
Teen FictionKenapa sih lo suka banget bikin gue kesel. Tapi gobloknya, gue masih suka sama lo ~ Diana Almera Gue gasuka orang yang buat onar dan susah di atur kaya lo. Tapi, gue suka bikin lo marah - marah sama gue ~ Rega Anggara Awalnya, hanya Ana yang terjeb...